Begini Kualitas Minyak Goreng yang Benar


Perhatikan minyak goreng yang digunakan apakah memiliki kualitas yang aman. (Foto: Pexels/Rajesh TP)
SEBENTAR lagi umat Kristiani akan merayakan Natal. Disambung seminggu kemudian dengan pergantian tahun Masehi. Tak pelak dua hari itu dianggap istimewa, maka makanan pun harus tersaji untuk sekedar berkumpul bareng dengan keluarga atau teman-teman.
Beberapa kuliner Indonesia itu dimasak dengan teknik digoreng. Tidak ada salahnya dengan masakan gorengan, namun yang harus diperhatikan adalah minyak untuk menggorengnya. Banyak produk monyak goreng di pasaran yang mengklaim sebagai yang terbaik. Bagaimana mengetahuinya, laman Go Dok membuka semuanya.
1. Seberapa mudah minyak goreng teroksidasi

Yang harus diperhatikan ketika menggoreng dengan minyak adalah stabilitas. Dalam artian bahwa minyak goreng itu memang baik untuk kesehatan. Minyak terbaik untuk memasak adalah yang tetap stabil meskipun berada pada temperatur tinggi.
Stabilitas itu bergantung pada seberapa mudah minyak goreng teroksidasi. Jadi minyak goreng itu memiliki tingkatan bereaksi dengan oksigen untuk membentuk radikal bebas. Faktor yang paling penting dalam menentukan ketahanan minyak pada oksidasi adalah tingkat kandungan dari asam lemak jenuh di dalamnya.
2. Mudah mencapai titik asap, berarti minyak gorengnya berkualitas rendah

Yang dimaksud dengan titik asap adalah temperatur minyak berhenti mendidih kemudian mulai berasap. Minyak goreng yang baik biasanya memilikititik asap yang tinggi. Ketika minyak dipanaskan melewati titik asapnya akan terurai sehingga kehilangan manfaat nutrisinya. Kemudian malah menghasilkan uap beracun dan menciptakan radikal bebas yang berbahaya. Ketika ada asap berarti minyak sudah berada dekat dengan ‘titik pembakaran’, minyak dapat terbakar.
3. Bahan masakan ikut menentukan hasil akhir

Bukanlah tugas yang ringan memilih minyak goreng yang berkualitas aman. Tak hanya itu saja bahan makanan pun turut menyumbangkan kualitas dari masakan yang dibuat dengan minyak goreng. Ada produk-produk bahan makanan yang terpapar di dalamnya. Pestisida larut dalam lemak dan terakumulasi di dalam asam lemak tumbuhan tersebut. Karena minyak sangatlah terkonsentrasi, pestisida dan racun-racun lain bisa ikut ada di dalam meskipun dalam jumlah kecil. (psr)
Bagikan
Berita Terkait
BPJPH dan BPOM Didesak Usut Tuntas Status Kehalalan Ompreng Program MBG yang Diduga Mengandung Minyak Babi

Riza Chalid Masuk DPO, Kejagung Bicarakan Perburuan Dengan NCB Interpol

Pengusaha Minyak Riza Chalid Mangkir Dari Pemeriksaan Sebagai Tersangka

Penyebab Harga Minyak Mentah Indonesia Meroket di Bulan Juni 2025

Minyak Jelantah Program Makan Bergizi Gratis Jadi Bioavtur, Legislator Ingatkan Transparansi dan Pengelolaan Limbah

Imbas Konflik AS-Israel Lawan Iran, APBN Indonesia Terancam Makin ‘Menjerit’

Dekat Blok Singkil, 4 Pulau Sengketa Aceh-Sumut Miliki Cadangan Minyak Besar?

Impor Minyak Dari AS Butuh Waktu 40 Hari, Pertamina Minta Perlindungan Perpres atau Permen

Rekonstruksi Kasus Suap Vonis Korupsi CPO, Hakim Peragakan ‘Cara’ Bagi-bagi Uang Haram Rp 60 Miliar

Minyakita Masih Dijual di Atas HET, Kemendag Minta Kepala Daerah Cantumkan Harga
