Begini Kronologi Relawan Vaksin COVID-19 Terpapar Virus Corona


Ilustrasi - Satu botol botol vaksin virus corona Covid-19 di laboratorium. (ANTARA/Shutterstock/pri)
MerahPutih.com - Peneliti utama uji klinis vaksin COVID-19 Kusnandi Rusmil menyampaikan pernyataan resmi terkait relawan yang sudah mendapat vaksinasi terpapar virus corona.
Kusnandi mengatakan, relawan tersebut pergi ke luar kota setelah mendapatkan suntikan yang tidak diketahui apakah suntikan tersebut berisi vaksin COVID-19 atau placebo.
Dalam penelitian uji klinis tersebut, peneliti membagi relawan ke dalam dua kelompok, yakni kelompok yang menerima vaksin COVID-19 dan kelompok yang menerima suntikan plasebo.
Baca Juga:
Fasilitas Lengkap Bagi Relawan Disuntik Placebo dan Vaksin COVID-19
“Pada kunjungan suntikan selanjutnya (kedua), relawan secara klinis dinyatakan sehat dan diberikan suntikan kedua,” kata Kusnandi, dalam keterangan resminya, Kamis (10/9).
Keesokan harinya, relawan tersebut menjalani program pemeriksaan swab nasofaring dari Dinas Kesehatan karena ada riwayat ke luar kota. Petugas kemudian melakukan pengambilan bahan dari apus hidung.
Bahan tersebut lalu dikirimkan ke laboratorium BSL2 (dinas kesehatan) dengan hasil positif. Hasil yang positif tersebut harus disampaikan kepada relawan yang bersangkutan.

Kata Kusnandi, relawan kemudian melakukan isolasi mandiri di bawah pemantauan ketat setiap harinya.
“Selama 9 hari pemantauan kondisi relawan dalam keadaan baik. Kesimpulan hasil pemeriksaan apus hidung positif bukan berasal dari tim penelitian, tapi hasil dari program pemeriksaan swab nasofaring oleh pemerintah dan perlu dilanjutkan dengan pengawasan ketat,” terangnya.
Kusnandi juga menggarisbawahi bahwa dalam uji klinis ini terdapat 2 kelompok yang disuntik plasebo dan vaksin. Uji klinis ini dilakukan dengan prinsip observer blind (tersamar) sehingga tidak diketahui mana yang dapat plasebo dan mana yang dapat vaksin.
Baca Juga:
Karena itu, semua sukarelawan uji klinis wajib menerapkan protokol pencegahan yang sudah dianjurkan pemerintah seperti selalu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun atau sanitizer, dan menjaga jarak.
Untuk diketahui, relawan yang mendapat vaksin baru akan mendapatkan kekebalan atau antibodi paling cepat 2 minggu pasca-suntik kedua. Penelitian ini memang melakukan penyuntikan dua kali setiap dua pekan sekali.
Sukarelawan uji klinik lalu akan dipantau kesehatannya selama 6 bulan pasca-suntikan terakhir. “Uji klinis ini masih panjang jalannya, agar kita bersama-sama dapat menjaga privasi dari sukarelawan,” kata Kusnandi. (Iman Ha/Jawa Barat)
Baca Juga:
Jokowi Minta Tim Vaksin Merah Putih Bergerak Cepat Kembangkan Bibit Vaksin
Bagikan
Berita Terkait
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
![[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone](https://img.merahputih.com/media/b7/83/47/b783478297cb6d97ceab51e9480de202_182x135.png)
Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat

[HOAKS atau FAKTA]: Kasus Autoimun Meroket Akibat Vaksinasi COVID-19
![[HOAKS atau FAKTA]: Kasus Autoimun Meroket Akibat Vaksinasi COVID-19](https://img.merahputih.com/media/71/1c/46/711c467360ed7935305a1847238ccb53_182x135.jpeg)
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 AstraZeneca Penyebab Sakit Jantung
![[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 AstraZeneca Penyebab Sakit Jantung](https://img.merahputih.com/media/17/c8/bc/17c8bc561c44cc563d3fef2cba579412_182x135.jpeg)
Kemenkes Jelaskan Vaksin COVID-19 AstraZeneca Disebut Timbulkan Thrombocytopenia Syndrome

Indonesia Miliki Sisa Vaksin COVID-19 Sekitar 5,22 Juta Dosis

Menkes Pastikan Vaksinasi COVID-19 Berbayar Mulai Tahun Depan

IDI Tetap Sarankan Vaksin Ke-4 Meski Pandemi COVID-19 Telah Berakhir

COVID-19 di Tiongkok Meninggi, 164 Orang Meninggal dalam Sebulan

WHO Nyatakan Anak dan Remaja Sehat Tidak Perlu Vaksin COVID-19
