Begini Kronologi Relawan Vaksin COVID-19 Terpapar Virus Corona

Zulfikar SyZulfikar Sy - Kamis, 10 September 2020
Begini Kronologi Relawan Vaksin COVID-19 Terpapar Virus Corona

Ilustrasi - Satu botol botol vaksin virus corona Covid-19 di laboratorium. (ANTARA/Shutterstock/pri)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Peneliti utama uji klinis vaksin COVID-19 Kusnandi Rusmil menyampaikan pernyataan resmi terkait relawan yang sudah mendapat vaksinasi terpapar virus corona.

Kusnandi mengatakan, relawan tersebut pergi ke luar kota setelah mendapatkan suntikan yang tidak diketahui apakah suntikan tersebut berisi vaksin COVID-19 atau placebo.

Dalam penelitian uji klinis tersebut, peneliti membagi relawan ke dalam dua kelompok, yakni kelompok yang menerima vaksin COVID-19 dan kelompok yang menerima suntikan plasebo.

Baca Juga:

Fasilitas Lengkap Bagi Relawan Disuntik Placebo dan Vaksin COVID-19

“Pada kunjungan suntikan selanjutnya (kedua), relawan secara klinis dinyatakan sehat dan diberikan suntikan kedua,” kata Kusnandi, dalam keterangan resminya, Kamis (10/9).

Keesokan harinya, relawan tersebut menjalani program pemeriksaan swab nasofaring dari Dinas Kesehatan karena ada riwayat ke luar kota. Petugas kemudian melakukan pengambilan bahan dari apus hidung.

Bahan tersebut lalu dikirimkan ke laboratorium BSL2 (dinas kesehatan) dengan hasil positif. Hasil yang positif tersebut harus disampaikan kepada relawan yang bersangkutan.

Calon relawan berkonsultasi dengan dokter riset uji vaksin di RSP Unpad, Kota Bandung. (ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi)
Calon relawan berkonsultasi dengan dokter riset uji vaksin di RSP Unpad, Kota Bandung. (ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi)

Kata Kusnandi, relawan kemudian melakukan isolasi mandiri di bawah pemantauan ketat setiap harinya.

“Selama 9 hari pemantauan kondisi relawan dalam keadaan baik. Kesimpulan hasil pemeriksaan apus hidung positif bukan berasal dari tim penelitian, tapi hasil dari program pemeriksaan swab nasofaring oleh pemerintah dan perlu dilanjutkan dengan pengawasan ketat,” terangnya.

Kusnandi juga menggarisbawahi bahwa dalam uji klinis ini terdapat 2 kelompok yang disuntik plasebo dan vaksin. Uji klinis ini dilakukan dengan prinsip observer blind (tersamar) sehingga tidak diketahui mana yang dapat plasebo dan mana yang dapat vaksin.

Baca Juga:

Relawan Vaksin COVID-19 Wajib Patuhi Protokol Kesehatan

Karena itu, semua sukarelawan uji klinis wajib menerapkan protokol pencegahan yang sudah dianjurkan pemerintah seperti selalu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun atau sanitizer, dan menjaga jarak.

Untuk diketahui, relawan yang mendapat vaksin baru akan mendapatkan kekebalan atau antibodi paling cepat 2 minggu pasca-suntik kedua. Penelitian ini memang melakukan penyuntikan dua kali setiap dua pekan sekali.

Sukarelawan uji klinik lalu akan dipantau kesehatannya selama 6 bulan pasca-suntikan terakhir. “Uji klinis ini masih panjang jalannya, agar kita bersama-sama dapat menjaga privasi dari sukarelawan,” kata Kusnandi. (Iman Ha/Jawa Barat)

Baca Juga:

Jokowi Minta Tim Vaksin Merah Putih Bergerak Cepat Kembangkan Bibit Vaksin

#Virus Corona #Vaksin Covid-19
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
Informasi ini diunggah akun Facebook “Jefri Papahnya Aqiela”.
Frengky Aruan - Senin, 09 Juni 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
Dunia
Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat
Virus baru ini berasal dari subgenus merbecovirus, yang juga termasuk virus penyebab Middle East Respiratory Syndrome (MERS).
Dwi Astarini - Jumat, 21 Februari 2025
 Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Kasus Autoimun Meroket Akibat Vaksinasi COVID-19
Reaktivitas silang antara protein SARS-CoV-2 pada vaksin dan protein manusia dapat menyebabkan berbagai kondisi autoimun, dari dermatitis ringan, kerusakan organ, kelumpuhan, sampai kematian.
Wisnu Cipto - Rabu, 09 Oktober 2024
[HOAKS atau FAKTA]: Kasus Autoimun Meroket Akibat Vaksinasi COVID-19
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 AstraZeneca Penyebab Sakit Jantung
Beredar narasi yang mengeklaim vaksin Astrazeneca merupakan penyebab jantung terasa sakit tanpa sebab.
Frengky Aruan - Jumat, 09 Agustus 2024
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 AstraZeneca Penyebab Sakit Jantung
Lifestyle
Kemenkes Jelaskan Vaksin COVID-19 AstraZeneca Disebut Timbulkan Thrombocytopenia Syndrome
Dwi Astarini - Kamis, 02 Mei 2024
Kemenkes Jelaskan Vaksin COVID-19 AstraZeneca Disebut Timbulkan Thrombocytopenia Syndrome
Indonesia
Indonesia Miliki Sisa Vaksin COVID-19 Sekitar 5,22 Juta Dosis
Terdapat sebanyak 1.345 kasus aktif pada Januari hingga Maret 2024. Adapun kasus mingguan mencapai 28 kasus, dan pengecekan mingguan sebanyak 7.700 kasus.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Maret 2024
Indonesia Miliki Sisa Vaksin COVID-19 Sekitar 5,22 Juta Dosis
Indonesia
Menkes Pastikan Vaksinasi COVID-19 Berbayar Mulai Tahun Depan
"Tahun depan (berbayar). Karena diminta sampai akhir tahun ini masih ditanggung negara," kata Budi di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (24/7).
Andika Pratama - Senin, 24 Juli 2023
Menkes Pastikan Vaksinasi COVID-19 Berbayar Mulai Tahun Depan
Indonesia
IDI Tetap Sarankan Vaksin Ke-4 Meski Pandemi COVID-19 Telah Berakhir
Indonesi tengah memasuki fase endemi COVID-19. Ketua Satgas COVID-19 yang juga Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Erlina Burhan menyarankan masyarakat untuk tetap melaksanakan vaksinasi keempat atau booster kedua.
Mula Akmal - Kamis, 22 Juni 2023
IDI Tetap Sarankan Vaksin Ke-4 Meski Pandemi COVID-19 Telah Berakhir
Dunia
COVID-19 di Tiongkok Meninggi, 164 Orang Meninggal dalam Sebulan
Kasus positif COVID-19 di Tiongkok memuncak lagi.
Zulfikar Sy - Selasa, 13 Juni 2023
COVID-19 di Tiongkok Meninggi, 164 Orang Meninggal dalam Sebulan
Dunia
WHO Nyatakan Anak dan Remaja Sehat Tidak Perlu Vaksin COVID-19
rganisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis pembaruan rekomendasi vaksinasi COVID-19 pada Selasa (29/3).
Zulfikar Sy - Kamis, 30 Maret 2023
WHO Nyatakan Anak dan Remaja Sehat Tidak Perlu Vaksin COVID-19
Bagikan