Bayi dan Hewan Peliharaan, Amankah?


Hewan pun harus dikenalkan lebih awal sebelum bayi lahir. (Foto: theconversation.com)
BAYI dan hewan peliharaan sepertinya tidak ada hubungan. Namun kamu yang baru saja memiliki bayi harus berhati-hati dengan hewan peliharaan. Memang banyak hewan peliharaan yang sangat toleran terhadap anak kecil. Tapi kamu harus tetap sadar pada potensi bahaya yang terjadi pada bayi. Laman GODOK memberikan kisi-kisi buat kamu yang baru saja memiliki bayi dan memelihara hewan.
1. Mempersiapkan hewan peliharaan sebelum bayi datang

Hewan peliharaan mungkin peka menyadari ada hal aneh yang terjadi. Hewan peliharaan akan memperhatikan persiapan kamu mendapatkan bayi. Jadi usahakan, kamu juga harus peka dengan hewan peliharaan kamu.
“Sejumlah besar perubahan terjadi sebelum bayi lahir. Kamar bayi disiapkan. Ada perabotan baru dan barang-barang bayi. Kucing yang gelisah dapat bereaksi dengan bersembunyi atau bahkan menyemprotkan air kencing. Pastikan mereka memiliki akses bebas untuk mendapatkan makanan, air, dan tempat istirahat favorit mereka. Untuk anjing, mungkin berguna untuk memiliki CD suara bayi atau memaparkan mereka pada bau bayi yang baru, seperti losion,” kata Ilana Reisner, DVM, PhD, dari University of Pennsylvania School of Veterinary Medicine, Philadelphia.
2. Kenalkan hewan peliharaan dengan bayi secara bertahap

Sebelum membawa bayi ke rumah pertama kalinya, kenalkan dahulu aroman tubuhnya ke hewan peliharaan. Secara bertahap, kamu perlu memperkenalkan hewan peliharaan untuk terbiasa dengan bayi nantinya. Karena jika ini terjadi secara mendadak akan membuat si kaki empat menjadi stres. Ketika bayi baru masuk rumah, biarkan orang lain menggendong bayi untuk sementara. Kemudian sapa peliharaanmu dengan tenang dan lembut.
Nancy Peterson, dokter hewan, menyebutkan bahwa kamu bisa membiarkan hewan kesayangan mendekati bayi di sofa. Jika anjing atau kucing terlalu penasaran daripada mengusir lebih baik kamu bawa bayi menjauh agar hewan peliharaan bisa tenang. Jangan lupa sikap kamu pada hewan peliharaan penting selama masa transisi ini.
3. Kenali sifat hewan

Kamu harus mengenali sifat dari hewan peliharaanmu. Jika kamu punya anjing, sifat anjing cenderung ingin tahu. Bisa jadi anjing memiliki reaksi yang enggak diharapkan ketika bayi datang. Anjing harus membutuhkan pengawasan ketika bayi atau anak-anak di sekitarnya. Ada kemungkinan kalau anjing akan kehilangan kesabaran kalau balita menarik ekornya atau menusuk matanya. Jenis anjing memiliki sifat dan karakter yang berbeda.
Kalau kamu memelihara kucing, hewan ini bukan tipe peliharaan yang cemburuan, tapi mereka tertarik dengan bayi. Bila perlu kamu perlu menggunakan jaring kucing di stroller. Hal ini untuk menghindari kucing tidur di dekat bayi. Kucing lebih memilih untuk lari jika bayi atau balita mengganggu. Tapi beberapa kucing bisa juga menggigit atau mencakarnya.
Untuk menghindari resiko anak digigit hewan peliharaan. Sebaiknya kamu mengawasi bayi, dan berikan vaksin yang lengkap kepada hewan peliharaanmu. (sel)
Bagikan
Berita Terkait
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami

Jangan Biarkan Hewan Peliharaan Tanpa Sistem Imun, Sudah Ada Pakan Premium Jadi Pilihan

Dugaan Malapratik Amputasi Tangah Bayi Arumi, Majelis Profesi Periksa 89 Tenaga Medis Bima

Stop! Bahaya Asap Rokok di Baju Mengancam Nyawa Bayi, Begini Cara Menyelamatkannya

Komisi III DPR Desak Polisi Usut Tuntas Sindikat Perdagangan Bayi Lintas Negara

Penyebab dan Penanganan Kuning pada Bayi Baru Lahir, Waspada Bahaya Dehidrasi ASI

PETFEST 2025 Suguhkan Berbagai Aktivitas Menarik Bagi Penyuka Hewan

Anjing Milik Mantan Presiden Yoon Suk-yeol Menjadi Beban Finansial buat Seoul Grand Park

Komunitas Pecinta Hewan Dirangkul Jadi Tim Penangkap, Targetnya 2.000 Kucing Liar

Dokter Tekankan Pentingnya Gaya Hidup Sehat untuk Program Bayi Tabung
