Banjir Jakarta, Anies Diminta Tunjukkan Tindakan Nyata Bukan Sekadar Kata-Kata
Petugas dari Kelurahan Bendungan Hilir (Benhil) bersiaga untuk mengevakuasi warga yang masih berada di dalam rumah akibat terjebak banjir, Sabtu (20/2/2021). (ANTARA/Livia Kristianti)
MerahPutih.com - Banjir yang kembali terjadi di Jakarta menuai pertanyaan soal manajemen krisis di lingkup Pemprov DKI.
Pengamat perkotaan Azas Tigor Nainggolan menilai, penanganan banjir 2021 sama saja dengan saat banjir 2002 lalu.
Padahal, banjir Jakarta dan debit hujannya jauh lebih besar saat awal Februari 2002 lalu.
Baca Juga:
Pantau Pintu Air Manggarai, Anies Imbau Prioritaskan Keselamatan Warga
Penanganan yang dilakukan oleh Pemprov Jakarta tidak terkoordinasi baik.
"Akibatnya warga yang menjadi korban banjir Jakarta alami kepanikan dan kerugian jauh lebih besar saat terjadi banjir Jakarta 2002," kata Tigor kepada Merahputih.com di Jakarta, Sabtu (20/2).
Tigor melanjutkan, dalam menangani banjir Jakarta, yang harus dilakukan adalah menata air dan bukan menata kata-kata.
Seperti klaim Gubernur Jakarta Anies Baswedan yang mengatakan bahwa bukan banjir yang terjadi hanya genangan air yang akan reda dalam waktu 2 jam.
"Padahal ini tak terjadi" katanya.
Tigor yang juga Ketua Forum Warga Kota Jakarta ini menyebut, dalam menangani banjir, yang harus dilakukan tindakan menata air dan menolong.
Menata air harus dilakukan dengan membangun saluran air (drainase) yang bersih lancar.
Menolong warga dilakukan dengan menyiapkan warga menghadapi banjir yang akan datang. Yakni dengan memberikan informasi awal dengan sistem informasi dini (early warning system) dan menyiapkan sistem bantuan darurat (emergency respons system).
"Fakta di lapangan seperti banjir hari ini, warga yang menjadi korban banjir panik dan tidak siap menghadapi banjir serta tidak tahu mau menyelamatkan diri ke mana titik amannya," kata Tigor.
Hal ini dinilai Tigor jelas situasi sangat merugikan warga karena aparat pemprov tidak bekerja baik, padahal banjir bukanlah kejadian langka bagi Jakarta.
Banjir melanda Jakarta sudah setiap tahun dan seharusnya pemprov sudah memiliki pengalaman atau setidaknya sudah siap dalam menanganinya.
Baca Juga:
Soal Banjir Jakarta, Hasto: Ini Karena Asumsi Bahwa Air Itu Akan Masuk ke Bumi
Melihat penanganan banjir hingga hari ini di Jakarta, kelihatan Pemprov Jakarta tidak siap dan tidak peduli.
"Bayangkan saja hari ini air di Sungai Ciliwung Jakarta Timur sudah hampir rata dengan tanggul yang dibangun pada 2015 lalu," sebut Tigor.
Tigor mendesak perlu ada upaya yang harus dilakukan. Seperti melakukan tata kelola air dengan membangun saluran air (drainase) yang baik lancar dan membangun tanggul air di sepanjang Sungai Ciliwung.
"Lalu segera membangun sistem informasi dini dan sistem bantuan darurat untuk menolong warga yang akan menjadi korban banjir," tutup Tigor. (Knu)
Baca Juga:
Pramono Anung: Banjir di Jakarta Tak Biasa, Pasti Ada Peristiwa Alam yang Terjadi
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Pramono Anung Resmikan Embung Lapangan Merah, Klaim Mampu Kurangi Banjir hingga 69 Persen
Fenomena Supermoon Dituding Penyebab Banjir Rob Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu
15 RT di Jakarta Timur Tergenang, Ini Langkah BPBD Atasi Luapan Ciliwung
Gubernur Pramono Usul Speaker Masjid dan Gereja Dipakai untuk Peringatan Dini Banjir
Banjir Rob Mampir Depan JIS Hingga Jalanan Utama Terendam, Kawasan Muara Angke yang Langganan Banjir Justru Aman
BPBD DKI Sebut Banjir di Jakarta Sudah Surut, Turunkan Personel untuk Pantau Kondisi Genangan
42 RT di Jakarta Terendam Banjir, BPBD: Genangan Terus Meluas Hingga Malam Hari
Banjir Jakarta Meluas, Pintu Air Mayoritas Siaga Tiga
Proyek Penurapan Multiyears Sungai di Jakarta Digas Lagi, Fokus Kali Grogol Hingga Mookervart
[HOAKS atau FAKTA]: Puan Maharani Gandeng Anies Baswedan di Pilpres 2029, Pede Bisa Raih 68 Persen Suara