Bamsoet Wanti-Wanti Agar Pemilu 2019 Tidak Timbulkan Luka Baru dalam Masyarakat
Ketua DPR Bambang Soesatyo (Foto: Twitter @DPR_RI)
MerahPutih.Com - Pemilu 2019 tinggal menghitung hari. Tepatnya tanggal 17 April masyarakat yang memiliki hak pilih menentukan pilihannya baik untuk anggota legislatif maupun capres-cawapres.
Bersamaan dengan itu, tensi politik makin hangat saja. Persaingan antarcalon dan pendukungnya masing-masing membuat publik setiap hari disajikan keriuhan yang luar biasa ramai.
Tak sedikit yang mulai mengeluhkan pertikaian elite politik baik yang ditayangkan di televisi maupun media sosial. Keluhan masyarakat dari berbagai tempat di Tanah Air terkait panasnya suhu politik terekam Ketua DPR, Bambang Soesatyo atau Bamsoet.
Bamsoet mewanti-wanti agar Pemilu 2019 jangan sampai menyisakan luka baru dalam kehidupan sosial masyarakat.
"Pemilu yang seharusnya dihadapi dengan adu ide dan gagasan, malah diwarnai dengan berbagai hujatan," ujar Bamsoet dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (28/3).
Potensi luka itu disampaikannya ketika membuka pertemuan Forum Silaturahmi Anak Bangsa (FSAB) bertema "Pemilu Mempersatukan Bangsa" di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis.
Dia menilai dengan mengedepankan rasa persaudaraan sebangsa, Forum Silaturahmi Anak Bangsa berhasil menutup dan menyembuhkan berbagai luka yang terjadi di awal-awal masa kemerdekaan dan jangan sampai menjelang 74 tahun Kemerdekaan Indonesia, kita justru membuat dan mewarisi luka baru akibat Pemilu 2019.
Bamsoet mengingatkan, menjelang hari pemungutan suara tanggal 17 April nanti, fenomena saling serang, fitnah, berita bohong atau hoaks serta ujaran kebencian masih terus didengungkan pihak yang tidak bertanggungjawab.
Ironisnya menurut politisi Partai Golkar itu, banyak masyarakat yang percaya serta tidak sadar kondisi gaduh seperti itu berpotensi besar memecah belah bangsa Indonesia.
"Pemilu tinggal 20 hari lagi. Elit politik dan para Tim Kampanye Capres-Cawapres harus memastikan para pendukungnya menggunakan cara-cara yang bijaksana dalam berkampanye. Mari hadapi Pemilu ini dengan penuh keceriaan, bukan dengan kebencian," ujarnya.
Politisi Golkar ini menilai mewujudkan integrasi nasional bukan hal yang mudah, karena itu semua pihak harus mampu melepaskan ego maupun identitas dasarnya demi satu tujuan, yakni kejayaan Indonesia.
Menurut Bambang, integrasi nasional yang akan menentukan eksistensi bangsa harus dipertahankan dan alangkah mirisnya jika integrasi yang dengan susah payah diwujudkan, harus tercerai berai akibat satu hal saja, seperti Pemilu.
Dia juga menghimbau masyarakat agar tidak terlalu larut dalam akrobat politik yang dijalankan para elit politik karena pasca Pemilu 2019, tidak menutup kemungkinan para elit politik yang tadinya berseberangan, justru akan bergabung dalam satu barisan.
"Jangan sampai justru di akar rumput, rakyat masih terjebak dalam kubangan kebencian akibat 'sampah' kampanye yang tidak mencerdaskan," kata Bamsoet.
Bamsoet yang juga mantan Ketua Komisi III DPR RI itu sebagaimana dilansir Antara mengingatkan bahwa Indonesia sedang berdemokrasi yang mengedepankan rasionalitas karena itu tidak terlalu dibawa ke perasaan.
"Pilihlah pasangan yang dirasakan bisa membawa perbaikan, tanpa perlu memusuhi orang lain yang berbeda pilihan," pungkas Bamsoet.(*)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: TKN Klaim Banyak Pemilih Milenial yang Masih Malu-Malu Pilih Jokowi
Bagikan
Berita Terkait
Idrus Marham Yakin Bahlil Setia ke Prabowo Meski Dihujat di Media Sosial
Kritik Terhadap Bahlil Lahadalia Dinilai Sudah Kebablasan dan Menyerang Personal Tanpa Berlandaskan Fakta, Golkar Siap Tempur?
Ketum Bahlil Lahadiala Bagikan 610 Ribu Paket Sembako Peringati HUT Ke-61 Partai Golkar
Golkar Nilai Wacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional Sebagai Hal Wajar, Era Orde Baru Resmi Dihormati Negara?
Bahlil Tolak Tunduk Narasi Negatif, Golkar Klaim Publik Lebih Cerdas Menilai
Klarifikasi Pernyataan Atalia Praratya soal Dana Pesantren, Golkar Tegaskan Tak Ada Larangan APBN untuk Ponpes
Puan Maharani Tegaskan DPR Harus Jawab Kritik Rakyat dengan Kerja Nyata
Apresiasi Pidato Presiden Prabowo di PBB, Ketua DPR: Bentuk Penghormatan Besar Bagi Indonesia
Perpres 79 Tahun 2025 Dinilai Jadi Bukti Komitmen Prabowo untuk Lanjutkan Pembangunan IKN
Bahlil Minta Kader Golkar Jaga Ucapan dan Tindakan, Penampilan Harus Menyesuaikan