Benci-Rindu Macet-Macetan Mudik


Diprediksi akan ada peningkatan volume kendaraan saat mudik. (Foto: Unsplash/Alexander Popov)
MUDIK tahun ini mau ke mana? Yogyakarta, Solo, Palembang, Surabaya, atau Semarang? Antusiasme masyarakat terutama umat muslim semakin membara menjelang perayaan Lebaran. Terlebih di tahun ini pemerintah sudah memperbolehkan mudik, tidak seperti dua tahun lalu karena tingginya angka COVID-19.
Presiden Joko Widodo dalam unggahan video di akun resmi Instagramnya mengatakan, mengutip survei Kementerian Perhubungan, akan ada 23 juta mobil dan 17 juta sepeda motor digunakan para pemudik pada arus mudik tahun 2022. Tentu angka tersebut jumlah sangat besar dan diperkirakan akan terjadi kemacetan parah. Oleh karena itu, Jokowi mengimbau untuk menghindari puncak arus mudik erjadi pada 28-30 April 2022.
Lampu hijau mudik di tahun ini menjadi pelunasan rindu lantaran dua tahun Lebaran tak kembali kampung. Dua tahun lalu pemerintah menganjurkan agar masyarakat tak mudik karena bisa menjadi mata rantai penyebaran COVID-19 bagi keluarga di kampung halaman. Meski begitu, masih ada saja orang-orang nekat mudik.
Banyak cara dilakukan pemudik, mulai dari naik truk sayur, menggunakan atribut ojekdaring, naik ambulans, sampai menyewa towing.
Baca juga:
Seberapa Antusias Warga +62 Ingin Mudik Mengobati Rindu Kampung Halaman

Di 2020 lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Panjaitan mulai melakukan pelarang mudik per 24 April 2020, sedangkan penerapan saksi terkait pelarangan mudik mulai ditegakkan pada 7 Mei 2020. Hal tersebut terjadi mengingat pandemi COVID-19 masih tinggi-tingginya di Indonesia maupun dunia.
Namun, bukan tanpa sebab para pemudik nekat kembali ke kampung halamannya. Terutama, di tahun pertama pandemi, mereka memang tak ada pilihan karena hidup di ibukota semakin sulit setelah tak lagi bekerja atau dirumahkan imbas pandemi. Maka, mereka pulang kampung benar-benar tinggal di kampung karena tak ada lagi pekerjaan di kota.
Di tahun ini, nampaknya harapan untuk bisa bertemu keluarga dan flexing ke teman-teman di grup bisa tercapai. Beberapa orang bahkan sudah membeli tiket dari jauh-jauh hari lewat berbagai pilihan transportasi.
Berdasarkan survei preferensi mudik Lebaran 2022 Pegipegi melibatkan 600 responden pada tanggal 18-30 Maret 2022 diketahui hanya sebanyak 25 persen melakukan mudik pada tahun lalu, namun pada tahun ini meningkat mencapai 80 persen bersiap pulang kampung.
Hasil survei Pegipegi tersebut juga menunjukkan sebanyak 35 persen responden memilih pesawat sebagai transportasi mudik, disusul 35 persen lainnya memilih mobil pribadi.
Para pemudik, lanjut survei tersebut, sebanyak 41 persen memilih berangkat mudik pada tiga hari jelang Lebaran, sedangkan 19 persen responden memilih mudik pada tujuh hari jelang lebaran. Disusul sebanyak 14 persen akan mudik pada satu hari jelang Lebaran. Sementara untuk arus balik, 37 persen orang memilih untuk kembali pada tujuh hari setelah lebaran, dan sebanyak 27 persen memilih tiga hari sesudah Lebaran.
Mudik pastinya identik dengan macet-macetan. Tak heran jika Presiden Joko Widodo mengimbau masyarakat jangan mudik di puncak arus mudik agar tidak terjadi kepadatan. Meski macet bikin jengkel dan kesal, tapi macet tahun ini punya makna sangat berarti, paling tidak jadi pengobat rindu setelag dua tahun Lebaran tak mudik.
Baca juga:

Macet di masa mudik ibarat benci-rindu bagi kebanyakan pemudik. Mereka tentu jengkel haru berlama-lama di jalan karena ingin segera bertemua sanak saudara di kampung halaman. Namun, macet-macet memang tak bisa dihindari saat mudik apalagi tahun ini sudah leluasa pulang kampung. Bahkan, kalau ingat macet-macetan jadi ingat pula kebiasaan unik para pemudik mengisi waktu luang di saat macet.
Pemudik biasanya sudah mempersiapkan perlengkapan ketika berada di tengah kemacetan, mulai dari membawa tikar, snack, gitar untuk nyanyi-nyanyi, speaker bluetooth, hingga stok rokok supaya enggak asam. Ketika melihat pemudik lain di depan keluar dari mobil, tak jarang ada juga mengikutinya dengan menggelar tikar di samping mobil.
Beberapa orang juga lebih memilih untuk stay di dalam mobil sambil bermain gawai dan menikmati dinginnya AC mobil. Namun, apa bisa bertahan sampai berjam-jam? Mereka akhirnya keluar mobil atau at least berdiri di sun roof mobil jika ada. (and)
Baca juga:
Mengenang Tempat Tamasya Masa Kecil Sekaligus Ajang Ngabuburit
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman

PSI Tolak Rencana Pramono Buka Ragunan hingga Malam Hari, Pertanyakan Kesiapan Fasilitas

Penyegelan Pulau Reklamasi di Perairan Gili Gede Lombok Tunggu Hasil Observasi Lapangan

Serba-serbi Gunung Tambora, Pesona Jantung Konservasi Alam Khas Indonesia Timur

Korea Utara Buka Resor Pantai Baru demi Cuan di Tengah Sanksi Ketat

Tidak Perlu Ribet Isi Berbagai Aplikasi Pulang Dari Luar Negeri, Tinggal Isi ALL Indonesia

Dibekali Kemampuan Bahasa Asing, Personel Satpol PP DKI Jakarta Dikerahkan ke Kawasan Wisata dan Hiburan

Menelusuri Jakarta Premium Outlets, Ruang Belanja Baru yang Mengusung Keberlanjutan dan Inklusi

Gubernur Jabar KDM Minta Teras Cihampelas Dibongkar, ini nih Sejarah Pembangunannya

Kabar Gembira! Semua Motor Yamaha Gratis Masuk Ancol pada 4-6 Juli 2025
