Bahaya Paparan UVA dan UVB dari Sinar Matahari Pada Kulit


Paparan sinar matahari mengandung uva dan uvb. (Unsplash/Mauro)
BEBERAPA hari ke belakang cuaca di Jakarta tak menentu. Terkadang hujan tapi lebih banyak merasakan panasnya terik matahari yang begitu menyengat, paparan sinar matahari tersebut ternyata bisa membahayakan kulit tubuh.
Seperti dikutip dari Antara pada Selasa (25/4). Dokter spesialis kulit dr Arini Widodo, SpKK mengingatkan bahaya paparan UVA dan UVB dari sinar matahari pada kulit yaitu merusak DNA sel kulit yang menyembabkan kanker kulit dan penuaan dini.
Baca Juga:
Sunscreen dengan Teknologi Filter UV Efektif Melindungi Paparan UVA

“Paparan UVA dan UVB yang tidak terlindungi bisa merusak DNA dalam sel kulit, menghasilkan cacat genetik, kemudian menyebabkan kanker kulit dan penuaan dini,” ucap perempuan yang juga anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) tersebut.
Lebih lanjut, Arini menjelaskan bahwa foton UV berada di antara panjang gelombang cahaya tampak dan radiasi gamma. Energi UV bisa dibagi tiga berdasarkan sifat fisik elektro yaitu UVA, UVB dan UVC.
Foton UVC memiliki panjang gelombang terpendek yaitu 100-280 nanometer, namun memiliki energi tertinggi. UVA memiliki panjang gelombang 315-400 nanometer namun fotonnya paling tidak energik. Sementara itu, UVB berada di antara keduanya. Selain itu, setiap jenis UV tersebut bisa menimbulkan berbagai efek pada sel, jaringan, dan molekul.
Baca juga:
Hati-Hati Paparan Sinar UVA, UVB dan Sinar Biru Merusak Mata!

“UVA dapat menyebabkan penuaan kulit, kerusakan DNA, dan pigmentasi kulit. UVB menjadi penyebab utama kanker kulit, sunburn (kulit terbakar), dan kulit merah. Sedangkan UVC adalah yang paling berbahaya. Namun, gelombang ini tidak sampai ke bumi sebab diabsorbsi oleh ozon,” jelas perempuan yang juga lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).
Untuk menghindari bahaya sinar UV pada kulit, Arini menyarankan untuk melakukan upaya-upaya perlindungan. Apalagi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa saat ini indeks UV di Indonesia sedang tinggi, mencapai level risiko bahaya tinggi hingga ekstrem.
Beberapa upaya yang bisa dilakukan di antaranya meminialkan waktu di luar ruangan selama indeks UV berada pada puncaknya yaitu sekitar pukul 10 pagi hingga 4 sore hindari sengatan matahari, dan gunakan topi bertepi lebar yang bisa melindungi wajah, kepala, leher dan telinga.
Jangan lupa gunakan tabir surya dengan sun protection factor (SPF) 30 atau lebih tinggi, tahan air, dan memberikan perlindungan dari UVA dan UVB. (Far)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
