Bahaya Konsumsi Obat Mengandung Efek Kantuk yang Digunakan sebagai Obat Tidur

Pradia EggiPradia Eggi - Senin, 22 Januari 2024
Bahaya Konsumsi Obat Mengandung Efek Kantuk yang Digunakan sebagai Obat Tidur

Obat-obatan menyebabkan kantuk dapat mengganggu koordinasi dan daya kewaspadaan. Foto: Unsplash/Laurynas Me.

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Dalam menghadapi masalah kesehatan, seringkali muncul pertanyaan mengenai keamanan dan keefektifan penggunaan obat-obatan yang memiliki efek mengantuk, terutama untuk penggunaannya sebagai obat tidur.

Beberapa obat dengan kandungan ini mungkin diresepkan untuk kondisi medis tertentu, seperti alergi atau batuk, yang sering kali menyertai efek samping kantuk.

Meskipun obat yang memiliki efek mengantuk dapat memberikan bantuan bagi beberapa orang dalam mencapai tidur yang nyenyak, sangat penting untuk memahami risiko dan manfaatnya sebelum menggunakannya sebagai obat tidur reguler.

Baca Juga: Bantu Atasi Insomnia, 4 Minuman Pemicu Rasa Kantuk

Pemakaian obat-obatan semacam ini harus dilakukan dengan hati-hati dan sebaiknya sesuai dengan anjuran dokter.

Mengutip laman National Sleep Foundation, Beberapa obat yang sering mengandung efek mengantuk adalah antihistamin generasi pertama, ditemukan dalam banyak obat alergi atau flu.

Meskipun dapat membantu mengurangi gejala alergi atau flu, penggunaan jangka panjang sebagai obat tidur harus dihindari, karena tubuh dapat mengembangkan toleransi terhadap efek mengantuk, dan risiko efek samping seperti ketergantungan dan kebingungan dapat meningkat.

Baca Juga: 5 Makanan Bisa Bikin Tidur Nyenyak! Apa Saja?

Penggunaan berulang dan jangka panjang dapat menyebabkan ketergantungan pada zat-zat tersebut, di mana seseorang mungkin merasa sulit tidur tanpa konsumsi obat tersebut.

Selain itu, tubuh dapat membangun toleransi terhadap obat tersebut, memerlukan dosis yang lebih tinggi untuk mencapai efek yang sama. Ini dapat memicu gangguan pernapasan hingga meningkatkan risiko overdosis.

Pastikan selalu berkonsultasi dengan para profesional kesehatan sebelum mengonsumsi obat-obatan baru atau mengubah rencana pengobatan.

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Pradia Eggi

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Bagikan