Bahaya Konsumsi Obat Mengandung Efek Kantuk yang Digunakan sebagai Obat Tidur


Obat-obatan menyebabkan kantuk dapat mengganggu koordinasi dan daya kewaspadaan. Foto: Unsplash/Laurynas Me.
MerahPutih.com - Dalam menghadapi masalah kesehatan, seringkali muncul pertanyaan mengenai keamanan dan keefektifan penggunaan obat-obatan yang memiliki efek mengantuk, terutama untuk penggunaannya sebagai obat tidur.
Beberapa obat dengan kandungan ini mungkin diresepkan untuk kondisi medis tertentu, seperti alergi atau batuk, yang sering kali menyertai efek samping kantuk.
Meskipun obat yang memiliki efek mengantuk dapat memberikan bantuan bagi beberapa orang dalam mencapai tidur yang nyenyak, sangat penting untuk memahami risiko dan manfaatnya sebelum menggunakannya sebagai obat tidur reguler.
Baca Juga: Bantu Atasi Insomnia, 4 Minuman Pemicu Rasa Kantuk
Pemakaian obat-obatan semacam ini harus dilakukan dengan hati-hati dan sebaiknya sesuai dengan anjuran dokter.
Mengutip laman National Sleep Foundation, Beberapa obat yang sering mengandung efek mengantuk adalah antihistamin generasi pertama, ditemukan dalam banyak obat alergi atau flu.
Meskipun dapat membantu mengurangi gejala alergi atau flu, penggunaan jangka panjang sebagai obat tidur harus dihindari, karena tubuh dapat mengembangkan toleransi terhadap efek mengantuk, dan risiko efek samping seperti ketergantungan dan kebingungan dapat meningkat.
Baca Juga: 5 Makanan Bisa Bikin Tidur Nyenyak! Apa Saja?
Penggunaan berulang dan jangka panjang dapat menyebabkan ketergantungan pada zat-zat tersebut, di mana seseorang mungkin merasa sulit tidur tanpa konsumsi obat tersebut.
Selain itu, tubuh dapat membangun toleransi terhadap obat tersebut, memerlukan dosis yang lebih tinggi untuk mencapai efek yang sama. Ini dapat memicu gangguan pernapasan hingga meningkatkan risiko overdosis.
Pastikan selalu berkonsultasi dengan para profesional kesehatan sebelum mengonsumsi obat-obatan baru atau mengubah rencana pengobatan.
Bagikan
Pradia Eggi
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
