Bahaya di Balik Depresi Postpartum yang Mengintai Ibu Baru


Ibu melahirkan rentan depresi (Foto: Pixabay/Counselling)
KELAHIRAN si kecil memberi kebahagiaan dan tantangan tersendiri. Perubahan drastis yang dialami oleh para ibu baru, baik dari segi fisik ataupun pola hidup membuat kesehatan mental mereka lebih rentan.
"Masalah mental pada ibu perlu menjadi perhatian karena hal ini dapat berdampak pada caranya mengasuh dan merawat bayinya, serta memengaruhi keseluruhan fungsi mereka sebagai ibu dan istri serta pekerjaannya sehari-hari," jelas dr. Daniella Satyasari, Sp.KJ, Spesialis Kedokteran Jiwa.
Baca Juga:
Periode Post-Natal Harus Diperhatikan Ibu yang Baru Bersalin

Depresi postpartum biasanya terjadi beberapa hari setelah melahirkan dan jangka waktunya berbeda-beda setiap orangnya. "Kesehatan mental para Ibu pasca melahirkan sama pentingnya dengan kesehatan fisik, tetapi hal ini sering kali tidak menjadi perhatian utama bagi para ibu serta keluarganya," ucap dokter Daniella.
Beberapa gejala depresi postpartum pada perempuan yang baru melahirkan misalnya menangis terus menerus, rasa marah yang tidak kunjung selesai, gelisah yang berlebihan, kelelahan, perubahan suasana hati yang ekstrim, kesulitan tidur dan hilang rasa nafsu makan.
"Perempuan dengan depresi postpartum juga cenderung menjauhi orang-orang sekitar dan merasa jauh dari anak," jelas dr. Daniella.
Dalam situasi yang lebih ekstrem, para ibu baru yang mengidap depresi postpartum juga dirundung ketakutan berlebihan, tidak memiliki harapan hidup, pesimis, dan memiliki pemikiran ingin bunuh diri. "Para ibu baru yang belum memiliki pengalaman juga cenderung meragukan kemampuan diri dalam mengurus anak dan memiliki ketakutan berlebihan dalam membesarkan anak," lanjut dokter Daniella.
Baca Juga:
Kerap Terabaikan, Gangguan Pascamelahirkan ini Pengaruhi Cara Ibu Merawat Anak

Selain adanya perubahan fisik dan pola hidup, ada faktor lain yang memicu terjadinya resiko depresi postpartum. Misalnya, pengalaman hidup yang mengakibatkan stres, kurangnya dukungan keluarga atau orang sekitar, memiliki sejarah depresi, memiliki keturunan depresi, pernah menjadi ibu yang melahirkan anak kembar, ibu muda, melahirkan secara prematur hingga memiliki komplikasi saat hamil dan melahirkan. "Perempuan yang sebelumnya sulit hamil juga cenderung mengalami hal ini," tuturnya.
Namun hal ini bukanlah sesuatu yang harus ditakuti. Depresi postpartum dapat disembuhkan dan mayoritas penderita depresi dapat sembuh dengan melakukan terapi. "Jika Ibu merasa terkena depresi, hal pertama yang harus dilakukan adalah berkonsultasi dengan dokter spesialis kejiwaan," saran dokter Daniella. Selain itu, dukungan keluarga, terutama suami merupakan hal yang paling dibutuhkan oleh para Ibu dalam menghadapi depresi postpartum.
“Dukungan emosi dan fisik dari suami, keluarga serta kerabat sekitar dapat membantu pencegahan gangguan mental, termasuk pencegahan memburuknya situasi serta kondisi mental ibu, serta membantu untuk saling beradaptasi dalam menghadapi situasi yang baru ini. Hal sesederhana membantu mengurus bayi secara bergantian, memahami bila istri sedang kelelahan atau dalam keadaan emosi juga dapat membantu para ibu terhindar dari gangguan mental postpartum,” tambahnya.
"Perubahan hormon tidak dapat dicegah, tetapi awareness keluarga serta kerabat sekitar dapat menjadi kunci dalam mengatasi gangguan mental pada ibu yang baru melahirkan,” himbaunya. (avia)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
15 September Memperingati Hari Apa? Ini Deretan Hari Penting dan Fakta Menariknya

Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

13 September Memperingati Hari Apa? Ini 7 Peringatan dan Fakta Menarik di Baliknya

12 September Memperingati Hari Apa? Peristiwa Bersejarah hingga Perayaan Unik Dunia

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

9 September Memperingati Hari Apa? Ini Deretan Fakta Mengejutkan

7 September Memperingati Hari Apa? Munir Meregang Nyawa di Udara

6 September Memperingati Hari Apa? Ini Daftar Perayaan dan Fakta Uniknya

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

5 September Memperingati Hari Apa? Ini Daftar Peringatan dan Peristiwa Pentingnya
