Kesehatan

Bagaimana Varian Delta Mengecoh Sistem Kekebalan? Ini Petunjuk dari Ilmuwan

Muchammad YaniMuchammad Yani - Sabtu, 10 Juli 2021
Bagaimana Varian Delta Mengecoh Sistem Kekebalan? Ini Petunjuk dari Ilmuwan

Studi baru menemukan bahwa varian Delta hampir tidak sensitif terhadap satu dosis vaksin. (Foto: 123RF/feverpitched)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

VARIAN Delta COVID-19 dapat menghindari antibodi yang menargetkan bagian-bagian tertentu dari virus. Demikian menurut sebuah studi baru yang diterbitkan pada Kamis (8/7) di Nature. Temuan ini memberikan penjelasan tentang berkurangnya efektivitas vaksin terhadap Delta, dibandingkan dengan varian lain.

Varian tersebut pertama kali diidentifikasi di India, diyakini sekitar 60 persen lebih menular daripada Alpha, versi virus yang melanda Inggris dan sebagian besar Eropa awal tahun ini. Dan, diperkirakan dua kali lebih menular dari virus Corona asli. Varian Delta sekarang memperparah kondisi pandemi di antara populasi yang tidak divaksinasi di negara-negara seperti Malaysia, Portugal, Indonesia dan Australia.

Baca juga:

Melanie Subono Bagikan Tips Agar Terhindar dari Narkoba

Delta juga kini menjadi varian dominan di Amerika Serikat. Infeksi di negara itu telah mencapai level terendah sejak awal pandemi, meskipun jumlahnya mungkin meningkat. Namun, rawat inap dan kematian terkait virus terus menurun tajam. Itu sebagian karena tingkat vaksinasi yang relatif tinggi, 48 persen orang Amerika telah divaksinasi penuh, dan 55 persen telah menerima setidaknya satu dosis.

Namun, studi baru menemukan bahwa varian Delta hampir tidak sensitif terhadap satu dosis vaksin. Temuan ini mengonfirmasi penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa varian tersebut sebagian dapat menghindari sistem kekebalan, meskipun pada tingkat yang lebih rendah daripada Beta, varian yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan.

Satu dosis vaksin masih cukup untuk mencegah rawat inap atau kematian akibat virus. (Foto: 123RF/halfpoint)
Satu dosis vaksin masih cukup untuk mencegah rawat inap atau kematian akibat virus. (Foto: 123RF/halfpoint)

Peneliti Prancis menguji seberapa baik antibodi yang dihasilkan oleh infeksi alami dan oleh vaksin virus Corona menetralkan varian Alpha, Beta dan Delta, serta varian referensi yang mirip dengan versi asli virus.

Para peneliti melihat sampel darah dari 103 orang yang telah terinfeksi virus Corona. Delta jauh lebih sensitif daripada Alpha terhadap sampel dari orang yang tidak divaksinasi dalam kelompok ini.

Baca juga:

Perhatikan Hal ini Sebelum Berikan MPASI pada Bayi

Satu dosis vaksin secara signifikan meningkatkan sensitivitas, menunjukkan bahwa orang yang telah pulih dari COVID-19 masih perlu divaksinasi untuk menangkis beberapa varian.

Tim juga menganalisis sampel dari 59 orang setelah mereka menerima dosis pertama dan kedua vaksin AstraZenec atau Pfizer-BioNTech.

Varian Delta sekarang memperparah kondisi pandemi di antara populasi yang tidak divaksinasi. (Foto: 123RF/danciaba)
Varian Delta sekarang memperparah kondisi pandemi di antara populasi yang tidak divaksinasi. (Foto: 123RF/danciaba)

Sampel darah dari hanya 10 persen orang yang diimunisasi dengan satu dosis vaksin AstraZeneca atau Pfizer-BioNTech mampu menetralkan varian Delta dan Beta dalam percobaan laboratorium. Namun, dosis kedua meningkatkan jumlah itu menjadi 95 persen. Tidak ada perbedaan besar dalam tingkat antibodi yang ditimbulkan oleh kedua vaksin.

“Dosis tunggal Pfizer atau AstraZeneca kurang efisien atau tidak efisien sama sekali terhadap varian Beta dan Delta,” para peneliti menyimpulkan seperti diberitakan nytimes.com (8/7). Data dari Israel dan Inggris secara luas mendukung temuan ini, meskipun studi tersebut menunjukkan bahwa satu dosis vaksin masih cukup untuk mencegah rawat inap atau kematian akibat virus. (aru)

Baca juga:

Pentingnya Memastikan Tumbuh Kembang Anak di Masa Pandemi

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Muchammad Yani

Lebih baik keliling Indonesia daripada keliling hati kamu

Berita Terkait

Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Bagikan