Personalised Medicine bagi Penderita Kanker Kolorektal
Salah satu yang dikembangkan dalam KKR selain kemoterapi dan imunoterapi. (Foto: maintrac)
TERAPI untuk kanker, termasuk kanker kolorektal (KKR), saat ini telah berkembang pesat, baik diagnosis maupun pengobatan. Salah satu yang dikembangkan dalam KKR selain kemoterapi dan imunoterapi ialah personalised medicine dengan tujuan memberikan ketahanan hidup yang lebih panjang bagi pasien kanker kolorektal yang bermetastasis.
Berdasarkan data Globcan 2012, sebesar 12,8 per 100 ribu penduduk usia dewasa menderita kanker dengan mortalitas 9,5% dari seluruh kasus kanker. Sekitar 25% dari kasus KKR memiliki kecenderungan genetik dan 5% dari pasien KKR memiliki faktor keturunan yang terkait dengan perkembangannya.
KKR merupakan penyakit ganas ketiga terbanyak di dunia dan penyebab kematian kedua terbanyak di AS. Data WHO memperkirakan ada 1,8 juta kasus baru KKR dan 880 ribu kematian pada 2018.
Baca juga:
Minum 1 Liter Jus Wortel Setiap Hari Bisa Sembuhkan Kanker Usus Stadium 4
Dr. dr. Ikhwan Rinaldi, Sp.PD-KHOM, M.Epid, FINASIM, FACP, Konsultan Hematologi Onkologi Medik FKUI-RSCM pada Virtual Media Briefing, Selasa (26/1) menjelaskan, pengobatan kanker saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat seiring dengna perkembangan dalam teknologi kedokteran, baik bidang diagnosis maupun pengobatan.
“Pengobatan KKR dapat dibagi menjadi tiga klasifikasi pengobatan, yaitu pengobatan pada kondisi lokal (awal), lokal lanjut (menengah), dan metastasis (lanjut). Kondisi lokal dan lokal lanjut ini didekati melalui tindakan operasi, dilanjutkan dengan kemoterapi tambahan atau pada kanker rectum juga ditambahkan radioterapi atau penyinaran,” ujar Dr. Ikhwan.
“Sedangkan pada kondisi metastasis, didekati melalui tindakan kemoterapi sebagai pengobatan utama dan operasi hanya dilakukan pada kondisi penyebaran kanker di satu lokasi,” lanjutnya.
Baca juga:
Dalam dekade terakhir ini, kemoterapi bukan satu-satunya obat yang diberikan untuk pasien kanker kolorektal stadium lanjut. Muncul obat-obatan lain yang dikelompokkan dalam terapi target sebagai tambahan pada kemoterapi yang diberikan guna menambah efektifitas pengobatan.
“Personalised medicine pada kanker kolorektal telah memberikan ketahanan hidup yang lebih panjang bagi pasien kanker kolorektal yang bermetastasis. Sayangnya, obat-obatan ini masih mahal harganya dan belum bisa dijangkau sebagian besar pasien kanker kolorektal,” imbuh Dr. Ikhwan.
“Pembuatan obat kanker merupakan proses panjang penelitian dimulai dari laboratorium. Semua proses tersebut harus melalui uji etik penelitian oleh lembaga yang kredibel sesuai deklarasi Helsinki. Akhirnya, harga merupakan akibat logis dari pembuatan obat kanker yang melalui penelitian panjang,” tutupnya. (and)
Baca juga:
Jangan Asal Diet, Kekurangan Karbohidrat Bisa Sebabkan Kanker Usus!
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas