Awas, Bahaya Gadget Mengintai Anak


Gawai malah dapat bermanfaat bagi mereka asalkan penggunaannya tidak berlebihan dan diawasi dengan baik. (Freepik/Freepik)
TAHUKAH kamu bahwa membiarkan anak terlalu sering bermain gadget (gawai) dapat menghambat perkembangannya? Saat kamu memberikan gawai untuk meredakan anak rewel memang bisa menjadi solusi. Tapi terlalu sering main gawai bisa hambat perkembangan anak.
Anak-anak sebenarnya boleh saja menggunakan gawai, seperti ponsel, tablet, atau laptop. Misalnya untuk menonton kartun atau sekadar mendengarkan lagu. Gawai malah dapat bermanfaat bagi mereka asalkan penggunaannya tidak berlebihan dan diawasi dengan baik.
Melansir Alodokter, jika digunakan secara berlebihan, gadget dapat memberikan dampak yang tidak baik pada perkembangan anak seperti berikut.
Baca juga:

Terlambat bicara
Salah satu dampak dari sering menggunakan gawai adalah anak menjadi terlambat bicara atau mengalami masalah dalam bicara.
Umumnya, anak usia 6 bulan sudah mulai bisa mengeluarkan kata meski belum memiliki arti, seperti “Baba” atau “Yaya”. Seiring bertambah usianya, kosakatanya pun akan semakin bertambah. Anak-anak dapat belajar banyak kosakata baru jika sering diajak bicara oleh orang tuanya.
Lalu, bagaimana Si Kecil bisa lancar bicara jika setiap hari kamu memberikannya gawai dan tidak melatihnya untuk bicara? Jika hal ini diteruskan, jangan kaget bila Si Kecil jadi lebih banyak diam dan malas untuk bicara.
Tidak bisa bersosialisasi
Berada di depan layar gawai bisa membuat Si Kecil malas untuk beranjak kemana-mana. Pada akhirnya, ia pun tidak bisa bersosialisasi dengan anak-anak sebaya lainnya atau orang-orang di sekitarnya. Jika dibiarkan, bisa saja ia tumbuh menjadi pribadi yang antisosial, karena lebih asik dengan gawainya.
Baca juga:

Kesulitan untuk fokus belajar
Selain membuat Si Kecil malas untuk bersosialisasi, kecanduan gadget juga bisa membuatnya enggan untuk belajar. Ia juga jadi mudah lupa karena ingatannya hanya tertuju pada konten yang biasa dilihatnya.
Sebagai contoh, kamu sering memberikan Si Kecil film kartun yang berbahasa tidak jelas (tidak berbentuk kata), maka ia mungkin jadi lebih terbiasa mengucapkan bahasa tersebut daripada bahasa sehari-hari. Padahal, kamu dan Si Kecil pun tidak tahu apa arti dari kata-kata tersebut.
Selain itu, Si Kecil juga akan rewel jika kamu melarangnya menggunakan gawai, dan akan kesulitan untuk mengajarkan hal-hal baru kepadanya, karena ia hanya terpaku pada gawai.
Otot-ototnya menjadi lemah
Anak-anak berusia di bawah 5 tahun umumnya memiliki antusiasme dan rasa ingin tahu yang besar, sehingga mereka seharusnya bergerak aktif, berlarian ke segala tempat, dan tidak bisa diam.
Jika kamu sering membiarkan Si Kecil bermain dengan gawai, ia akan jadi malas untuk mengeksplorasi lingkungan sekitarnya dan akan memuaskan rasa ingin tahunya hanya lewat gawai.
Otot-otot Si Kecil pun bisa melemah akibat kurang dilatih. Sebab, segala yang ia inginkan bisa diakses dengan mudah lewat gawainya. Oleh sebab itu, Si Kecil merasa tidak perlu untuk beranjak dari ranjang atau sofanya yang nyaman.
Selain membahayakan, penggunaan gawai pada anak pun perlu dibatasi. Anak-anak berusia di bawah 2 tahun tidak dianjurkan untuk menggunakan gawai. Anak berusia 2–4 tahun cukup menggunakan gawai selama 1 jam sehari, sedangkan yang berusia 5 tahun ke atas boleh menggunakan gawai tidak lebih dari 2 jam per harinya.
Agar gawai tidak menghambat perkembangan Si Kecil, dianjurkan untuk selalu memantau dan mengontrol penggunaannya. Selain itu, perbanyaklah waktu untuk melakukan kegiatan bersama tanpa gawai, seperti menggambar, mewarnai, atau sekadar bersenda gurau dengan Si Kecil.
Bila kecanduan gawai sudah sangat mengganggu tumbuh kembang anak, konsultasikan dengan dokter atau psikolog untuk mendapatkan solusi yang tepat. (dgs)
Baca juga:
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
