Atas Nama Sukarno, Hasto Minta Kader PDIP di Blitar Menangkan Pilpres 2019


Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto. (MP/Ponco Sulaksono)
MerahPutih.com - DPP PDI Perjuangan menantang kader partainya di Blitar untuk lebih berdisiplin dan memenangkan pasangan capres-cawapres nomor urut 01, Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin. Tak tanggung-tanggun, target yang diberikan hingga 90 persen pada pemilu presiden 2019 mendatang.
Tantangan tersebut disampaikan Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, pada rapat Konsolidasi PDI Perjuangan untuk Pemenangan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden di Kota dan Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Pada rapat konsolidasi itu, Hasto Kristiyanto didampingi Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat dan Sri Rahayu, serta Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Sri Oentari.
Hasto Kristiyanto juga menantang pengurus dan kader PDI Perjuangan di Kota dan Kabupaten Blitar untuk dapat memenangkan PDI Perjuangan di kabupaten dan kota tersebut pada pemilu legislatif 2019 hingga 30 persen.
Hasto saat menyampaikan pidatonya mengatakan, Bung Karno memiliki akar kesejarahan yang kuat dengan Blitar dan di kota ini, bahka menjadi tempat peristirahatan terakhirnya Bung Besar.
"Maka kita harus bisa buktikan, bahwa kader partai di Blitar memang pantas disebut sebagai Sukarnois, yang selalu menjaga api semangat perjuangan Bung Karno, sehingga Bung Karno takkan pernah mati," kata Hasto seperti dikutip melalui siaran pers dari PDI Perjuangan, Selasa (20/11).
Secara khusus, Hasto memutarkan lagu "Bung Karno Bapak Bangsa" yang diciptakan oleh cucu Bung Karno, M Prananda Prabowo, kepada para kader. "Kalau sedang merasa lelah, ingatlah bahwa kelelahan kita belum seberapa dibandingkan dengan perjuangan dan pengorbanan Bung Karno dan Ibu Megawati Soekanoputri," ujarnya.
Karena itu, kata Hasto, berjuanglah dengan penuh rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
Hasto juga membacakan Perintah Harian Megawati sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan yang berisi lima poin. kelima point itu adalah, agar kader selalu berjuang menjaga Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Kebinekaan; memenangkan Jokowi-KH Ma'ruf Amin; meningkatkan kerjasama dan soliditas Tiga Pilar partai; mengedepankan strategi gotong-royong sebagai strategi pemenangan pileg dan pilpres; serta menjaga martabat partai.
Secara khusus, Hasto meminta agar sesama kader partai yang menjadi calon anggota legislatif tak saling menjatuhkan. "Mereka justru harus saling bekerja sama memenangkan partai, berkompetisi dengan caleg partai lain. Kita kobarkan semangat bersama memenangkan pemilu legislatif dan pilpres sekaligus," tandasnya.
Sementara itu, Djarot Saiful Hidayat mengingatkan, kader partai di Blitar bahwa pendiri Nusantara, Raden Wijaya, lahir di Blitar. Lalu Indonesia modern diproklamasikan Bung Karno, yang makamnya juga Blitar.
"Karena itu, kita harus mengambil cita-cita dan semangat Bung Karno dengan berjuang maksimal pada pileg dan pilpres. Minimal dapat pilpres untuk Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf sampai 90 persen, dan memenangkan PDI Perjuangan pada pileg minimal 30 persen," kata Djarot.
Bagikan
Berita Terkait
Ingin Petani Sejahtera, PDIP Dorong Petani Punya Lahan Melalui UU Pokok Agraria

Hari Tani Nasional Jadi Momentum Wujudkan Kedaulatan Pangan

Hasto Tegaskan Prabowo Masih Percaya Ke Megawati

Jadi Sekjen PDIP Lagi, Hasto Tegaskan Bakal Selalu Loyal ke Megawati

Ganjar Ungkap Momen Megawati kembali Tunjuk Hasto Jadi Sekjen PDIP

Struktur Kepengurusan Terbaru PDIP: Hasto Kristiyanto Kembali Jabat Posisi Sekjen

[HOAKS atau FAKTA]: Amnesti hingga Abolisi untuk Tom Lembong dan Hasto Kristiyanto Ternyata Diberikan Atas Perintah Jokowi
![[HOAKS atau FAKTA]: Amnesti hingga Abolisi untuk Tom Lembong dan Hasto Kristiyanto Ternyata Diberikan Atas Perintah Jokowi](https://img.merahputih.com/media/c8/76/71/c876717faa27e398e804f4ec5c8567c0_182x135.png)
Menkum Ungkap Alasan Utama Presiden Beri Amnesti Hasto dan Abolisi Tom Lembong

Golkar Sebut Abolisi untuk Tom Lembong dan Amnesti Hasto Momen untuk Merajut Semangat Kebangsaan

Dasar Amnesti Hasto dan Abolisi Tom Lembong, Prabowo Lihat Kasusnya Bernuansa Politis
