AS Klaim Tiongkok Sepakat Redakan Ketegangan
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken saat memberi keterangan kepada jurnalis saat sesi jumpa pers di Nusa Dua, Badung, Bali, Sabtu (9/7/2022). (ANTARA/Genta Tenri Mawangi)
MerahPutih.com - Ketegangan antara Tiongkok atau China dan Amerika Serikat (AS) tampaknya akan sedikit mereda.
Pada Senin (20/6) kedua negara dikabarkan sepakat untuk menstabilkan hubungan agar tidak berujung menuju konflik.
Baca Juga:
Enggak Bisa Konser, Suga BTS Sentil Tiongkok
"Sangat penting bagi kami untuk memulihkan saluran tersebut. Jika kita setuju bahwa kita memiliki tanggung jawab untuk mengelola hubungan ini secara bertanggung jawab," kata Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken.
Menlu Blinken bertemu dengan para pejabat Tiongkok dan Presiden Xi Jinping selama kunjungannya ke Beijing.
Namun, pertemuan tersebut gagal menghasilkan terobosan besar apa pun yang dapat menurunkan ketegangan antara kedua negara.
Blinken, Menlu AS pertama yang bertemu dengan Presiden Tiongkok sejak 2018, mengatakan, dia telah mengangkat isu-isu kontroversial dalam pertemuannya, seperti Taiwan, pulau demokratis yang diklaim Beijing sebagai wilayahnya, Laut China Selatan, perang Rusia di Ukraina, dan peluncuran rudal Korea Utara.
Blinken mengungkapkan, tidak ada kemajuan terkait pemulihan jalur komunikasi.
Tiongkok belum setuju untuk membuka kembali jalur komunikasi militer-ke-militer, yang terputus setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan pada Agustus tahun lalu.
Selain dengan Xi, Blinken juga melakukan pertemuan dengan Penasihat Negara sekaligus Menlu China Qin Gang dan diplomat senior Wang Yi.
Di setiap pertemuan tersebut, Blinken menekankan keterlibatan langsung dan komunikasi berkelanjutan di tingkat pejabat senior adalah cara terbaik untuk mengelola perbedaan secara bertanggung jawab dan memastikan agar persaingan antara negara tidak mengarah menuju konflik.
"Kami berdua sepakat tentang perlunya menstabilkan hubungan kami," ujar Blinken.
Dia juga menyampaikan kekhawatiran AS terkait tindakan provokatif Tiongkok di Selat Taiwan, dan Laut China Selatan dan Timur walaupun AS mendukung kebijakan satu China yang telah ada sejak lama.
"Kami tidak mendukung kemerdekaan Taiwan. Kami tetap menentang setiap perubahan sepihak terhadap status quo oleh kedua belah pihak," katanya.
Baca Juga:
Tiongkok Dorong Pertumbuhan PDB Negara G20
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Program Bantuan Pangan Dihentikan, Setengah dari Negara Bagian AS Gugat Pemerintahan Donald Trump
Gedung Putih Klaim PM Jepang Sanae Takaichi Janji Menominasikan Presiden AS Donald Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian
Media Besar AS Tolak Pembatasan Pers, Ramai-Ramai Say Good Bye ke Pentagon
Perang Dagang AS-China, Menkeu: Biar Aja Mereka Berantem, Kita Untung
Helikopter Jatuh di Pantai California, 5 Orang Terluka Termasuk Pejalan Kaki
Shutdown Pemerintah AS Ancam Ratusan Ribu Pekerja, Ekonomi Berisiko Terguncang
Satuan Tugas Mulai Selidiki Radiasi Cs-137 Yang Dikeluhkan Amerika, Mulai Dari Cengkeh Lalu ke Udang
Anggaran Tidak Disetujui, Operasional Pemerintah Amerika Serikat Berhenti
Pemerintah AS Bakal Shutdown, Rupiah Diproyeksi Menguat
Presiden Amerika Serikat Dongkol karena Eskalator Macet, PBB Sebut Juru Kamera Trump Biang Keroknya