Arab Health 2017: Produk Peralatan Kesehatan Indonesia Banyak Diminati


Pembuatan produk peralatan kesehatan. (FOTO dok. PT Tesena Inovindo)
Dalam pameran Arab Health 2017 di Dubai International Convention and Exhibition Center, Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), peserta Indonesia kebanjiran permintaan. Dalam pemeran yang menampilkan alat kesehatan bertaraf internasional ini, pertisipasi dari Indonesia meraih transaksi dengan estimasi US $ 5,2 juta.
Direktur Jenderal (Dirjen) Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan, Arlinda, menjelaskan, ada sembilan perusahaan yang mengisi Pavilium Indonesia. Menurutnya, dengan banyaknya permintaan serta transaksi dengan estimasi US $ 5,2 juta ini, membuktikan bahwa produk peralatan kesehatan Indonesia diminati di mata internasional.
“Indonesia mendulang sukses dalam pameran Arab Health 2017. Selama pameran, para pelaku usaha dari Indonesia menerima 303 permintaan dagang atau inquiries,” kata Arlinda, Kamis (9/2).
Ia juga mengungkapkan, calon buyer dalam permintaan dagang di pameran tersebut, di antaranya dari UEA, Arab Saudi, Yordania, Aljazair, Kanada, Italia, India, Mesir, Korea, Kuwait, Maroko, Turki, Nigeria, Oman, Pakistan, Singapura dan Thailand.
“Permintaan dagang yang diterima akan ditindaklanjuti oleh pelaku usaha secara serius sehingga diharapkan estimasi transaksi akan bertambah,” katanya.
Selain permintaan dagang, lanjut Arlinda, dua buyer dari Italia dan Korea berminat serius terhadap stretcher ambulance, produk dari PT Tesena Inovindo.
“Buyer Italia tersebut berencana mengadakan kunjungan bisnis ke PT Tesena Inovindo pada Maret 2017. Sedangkan buyer dari Korea akan mengadakan kunjungan bisnisnya pada April 2017, untuk melihat lebih dekat keberadaan PT Tesena Inovindo,” paparnya.
Pada pameran yang diikuti sekitar 4.400 peserta dari berbagai negara ini, pesaing terbesar Indonesia pada paviliun yang megah dari negara ASEAN dalam Arab Health 2017 ini adalah Malaysia.
Adapun produk alat kesehatan yang dipamerakan antara lain teknologi medis, peralatan laboratorium, diagnostik, fisioterapi dan teknologi ortopedi, komoditas dan consumer product untuk rumah sakit, teknologi informasi dan komunikasi dalam perawatan kesehatan, produk dan layanan bedah, manajemen fasilitas, pakaian medis, teknologi bangunan kesehatan, ragam pelayanan medis, radiologi, jasa konsultasi di bidang kesehatan, kardiologi dan publikasi medis.
Bagikan
Widi Hatmoko
Berita Terkait
RUU Komoditas Strategis Dirancang dalam Bentuk Omnibus Law untuk Lindungi Sektor Pertanian Hingga Perkebunan

Kemendag Klaim Tidak Ada Dampak Dari Penutupan Fitur Live TikTok ke Perdagangan Online

Kemendag Gagalkan Penyelundupan Pakaian Bekas Senilai Rp 112 Miliar, Komisi VI DPR: Harus Ada Penegakan Hukum Bila Terbukti Melanggar Aturan

Jerman Jadi Pasar Sensor Asal Indonesia, Produk Diproduksi di Batam

52 Pelaku Usaha Langgar Aturan Impor Barang, Pemerintah Cuma Beri Peringatan dan Perintah Pemusnahan Barang

Kemendag Lepas 57,6 Ton Kopi dari Subang ke China Rp 4,3 Miliar

Pemerintah Susun Strategi Antisipasi Banjir Produk Impor Akibat Kebijakan Tarif Amerika Serikat

Kemendag Berharap CPO, Kakao dan Kopi Tidak Kena Tarif 19 Persen Saat Masuk Amerika

Beras Oplosan Alarm Serius, DPR Desak Kemendag Tingkatkan Pengawasan, Jangan Hanya Aktif Jelang Hari Besar Keagamaan

Minyakita Capai Rp 50 Ribu Per Liter di Papua, Pemerintah Bakal Ubah Pola Distribusi
