Apakah WFH Mematikan Aturan 5 Hari Kerja?

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Rabu, 20 Januari 2021
Apakah WFH Mematikan Aturan 5 Hari Kerja?

WFH menghilangkan kebiasaan kerja 9 to 5. (Foto: 123RF/Dzmitry Dzemidovich)

Ukuran:
14
Audio:

WORKING from home atau WFH salama masa pandemi COVID-19 telah membawa disrupsi pada banyak aturan kantor yang selama ini telah menjadi rutinitas banyak orang.

Meskipun para pekerja kantoran yang bekerja di rumah bisa terselamatkan dari kemacetan dan para komuter terhindar dari kondisi "tua di jalan", tapi tidak semua perubahan bekerja dari rumah itu menyenangkan.

Baca juga:

'Work From Home' Semakin Efektif Menggunakan Platform HR

Jam kerja yang fleksibel seperti membuat aturan lima hari kerja, delapan jam sehari, seperti menghilang seiring kedatangan pandemi. Kamu pun jadi masih berada di depan laptop hingga larut malam, bahkan di akhir pekan.

Memang mengenai konsep WFH ini seperti terbagi dua, ada yang sangat ingin kembali ke kantor, sementara yang lain memiliki harapan yang tinggi untuk dapat terus tinggal di rumah.

Terlepas pada kubu siapa kamu berpihak, ada satu pertanyaan yang dipikirkan semua orang: seperti apa sebenarnya kehidupan kantor usai pandemi? Akankah struktur kita kembali ke hari-hari sebelum pandemi: 9 to 5, lima hari seminggu?

Akankah pola kerja di kantor berubah setelah pandemi selesai? (Foto: 123RF/Anuchit Kamsongmueang)

Mungkin, tapi mungkin juga tidak. Beberapa perusahaan sangat ingin mengembalikan pekerja ke meja mereka, tetapi pada saat yang sama, keinginan karyawan meningkat untuk jenis kerja 'hibrid' yang lebih modern, perpaduan antara kehadiran di kantor dan juga remote working.

Kerja '3-2-2'


Tiga hari di kantor, dua hari jauh dan dua hari libur. Itulah premis di balik '3-2-2', proposal struktur kerja baru dari akademisi Lauren C Howe, Ashley Whillans, dan Jochen I Menges. Penekanan pada fleksibilitas adalah kuncinya di sini, karena pekerja memilih pengaturan yang paling sesuai untuk mereka dan menyesuaikan hari-hari mereka dengan jadwal pribadi mereka.

"Karyawan menghargai fleksibilitas yang dialami selama pandemi, dan menginginkan lebih banyak lagi di masa depan," kata Whillans, asisten profesor dalam negosiasi, organisasi dan pasar di Harvard Business School.

Kunci dari model 3-2-2 adalah memungkinkan karyawan untuk memilih tempat mereka bekerja. "Pemberlakuan fleksibilitas yang tepat akan melibatkan perusahaan yang mempertimbangkan faktor-faktor seperti risiko keselamatan COVID, preferensi karyawan, dan diskusi tentang jenis aktivitas apa yang akan mendapat manfaat dari interaksi secara langsung," katanya seperti diberitakan bbc.com (19/1).

Baca juga:

Yuk Cari Uang Jajan Tambahan Sembari 'Work From Home'!

Pola kerja 3-2-2 akankah terjadi? (Foto: 123RF/dolgachov)

Whillans menambahkan bahwa model 3-2-2 akan terlihat berbeda di berbagai organisasi, terutama di dalam perusahaan yang lebih besar. Mengoordinasikan banyak pekerja secara langsung pada waktu yang sama dapat menjadi lebih rumit. Namun intinya tetap sama: hormati preferensi pekerja sambil menjaga kolaborasi dan produktivitas.

"Setiap kantor memiliki pertimbangan yang berbeda, tetapi gagasan umumnya adalah memikirkan kapan harus mendorong karyawan untuk datang ke kantor versus tinggal di rumah untuk memfasilitasi keseimbangan kehidupan kerja dan meningkatkan interaksi sosial yang kreatif dan informal di antara karyawan," dia menjelaskan.

Perlu diingat bahwa, dampak berkelanjutan dari pandemi akan terus mengubah hidup kita memikirkan aturan kerja yang kita pilih dan harapkan. Dalam beberapa hal, 3-2-2 mungkin tampak lebih 'realistis' karena pekerja menuntut lebih banyak fleksibilitas, yang ditawarkan 3-2-2 secara bersamaan.

Pandemi mengakibatkan banyak elemen dalam kehidupan kita sehari-hari yang masih belum jelas. Terlepas dari apa yang akan terjadi setelah pandemi, aturan kantor lima hari kerja seminggu, delapan jam per hari jadi tampak sangat kuno dan ketinggalan zaman. Namun, di antara banyak pertimbangan di atas, satu hal tampaknya pasti: cara kita bekerja tidak akan pernah sama. (aru)

Baca juga:

Keuntungan #DiRumahAja Sembari 'Work From Home'

#Work From Home #Work From Home (WFH) #COVID-19 #Virus Corona
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

Indonesia
Jakarta Sudah Aman, Gubernur Pramono Cabut Kebijakan WFH ASN Pemprov
Alasan pencabutan kebijakan WFH itu karena situasi dan aktivitas di Jakarta saat ini sudah berjalan dengan normal
Wisnu Cipto - Rabu, 03 September 2025
Jakarta Sudah Aman, Gubernur Pramono Cabut Kebijakan WFH ASN Pemprov
Indonesia
Kebijakan WFH usai Demo hingga Long Weekend Maulid Nabi: 138 Ribu Warga Jakarta Pergi ke Luar Kota
Kebijakan WFH usai demo hingga long weekend Maulid Nabi, membuat masyarakat pergi ke luar kota. Hal itu dicatat oleh PT KAI Daerah Operasi 1 Jakarta dan PT KCIC.
Soffi Amira - Rabu, 03 September 2025
Kebijakan WFH usai Demo hingga Long Weekend Maulid Nabi: 138 Ribu Warga Jakarta Pergi ke Luar Kota
Indonesia
Aksi Demo Mereda, Work From Home ASN Jakarta Dicabut, Minta Berangkat Kerja Pakai Angkutan Umum
Pemprov DKI memberlakukan tarif Rp 1 untuk transportasi umum Transjakarta dan MRT hingga 8 September 2025.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 03 September 2025
Aksi Demo Mereda, Work From Home ASN Jakarta Dicabut, Minta Berangkat Kerja Pakai Angkutan Umum
Indonesia
Demo Buruh 28 Agustus 2025, Semua ASN dan TA Anggota DPR Kerja dari Rumah
Surat edaran WHF itu ditandatangani Sekretaris Jenderal DPR RI Indra Iskandar pada Rabu (27/8)
Wisnu Cipto - Kamis, 28 Agustus 2025
Demo Buruh 28 Agustus 2025, Semua ASN dan TA Anggota DPR Kerja dari Rumah
Lifestyle
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
Gejala long COVID tidak selalu sama pada setiap orang. Sebagian mengalami hanya satu keluhan, seperti sesak napas atau kelelahan (fatigue), sementara yang lain menghadapi kombinasi beberapa gangguan.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 12 Agustus 2025
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
Indonesia
Gubernur Jakarta Pramono Anung Kaji Penerapan WFH saat HUT ke-79 Bahayangkara
Diketahui, Polri mengimbau perusahaan yang berada di kawasan protokol Jakarta untuk menerapkan bekerja dari rumah atau work from home (WFH) saat hari peringatan HUT Bhayangkara ke-79, Selasa (1/7) besok.
Frengky Aruan - Senin, 30 Juni 2025
Gubernur Jakarta Pramono Anung Kaji Penerapan WFH saat HUT ke-79 Bahayangkara
Indonesia
Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa
Kemenkes menjabarkan saat ini ada 179 kasus COVID-19, dengan 1 kasus positif dari 32 pemeriksaan yang ditemukan
Wisnu Cipto - Senin, 16 Juni 2025
Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa
Indonesia
178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat
Batuk-pilek disertai sesak napas dalam waktu kurang dari 14 hari setelah kembali dari Tanah Suci.
Wisnu Cipto - Senin, 16 Juni 2025
178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat
Indonesia
Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menegaskan bahwa situasi COVID-19 di Ibu Kota tetap terkendali
Angga Yudha Pratama - Jumat, 13 Juni 2025
Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis
Indonesia
Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025
Ani mengimbau masyarakat untuk terus menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan
Angga Yudha Pratama - Rabu, 11 Juni 2025
Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025
Bagikan