Apakah Banjir Demak Bakal Munculkan Lagi Selat Muria?

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Jumat, 22 Maret 2024
Apakah Banjir Demak Bakal Munculkan Lagi Selat Muria?

Foto udara permukiman warga terendam banjir di samping Sungai Wulan yang tanggulnya. (Foto:Antara)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - MerahPutih.com - Sejak abad ke-7 sampai sekarang, aktivitas pembabatan hutan maupun erosi terus terjadi di selatan Selat Muria maupun Lereng Gunung Muria. Material dari erosi itulah yang mengisi dataran Selat Muria.

Sedimentasi itu muncul terbawa banjir yang terjadi akibat pembabatan hutan membuat selat semakin dangkal dan menghilang, sehingga Pulau Jawa menyatu dengan Pulau Muria. Kini, akibat banjir besar di Demak, muncul isu selat muria kembali lagi.

Baca juga:

Banjir Demak, Ketinggian Air di Wilayah Kecamatan Karanganyar Berangsur Turun

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyebutkan Selat Muria tidak akan terbentuk dalam waktu dekat meskipun penurunan tanah di daerah pesisir Demak, Jawa Tengah, berkisar 5-11 centimeter per tahun.

Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid wilayah pantai atau dataran pantai merupakan wilayah paling dinamis yang dibentuk oleh proses geologi, kondisi oseanografi, dan klimatologi.

Secara umum proses pembentukannya masih berlangsung hingga sekarang melalui proses-proses transportasi, pengendapan, dan konsolidasi sedimen, sehingga rawan terhadap bencana banjir rob, penurunan tanah, dan abrasi.

Penelitian Badan Geologi mengungkapkan daerah Demak dan sekitarnya secara umum didominasi dan disusun oleh endapan kuarter berupa endapan aluvial pantai atau aluvium.

Hasil survei geofisika bawah permukaan yang dilakukan oleh Badan Geologi menunjukkan ada sedimen bersifat lunak dan tebal. Hal itu dibuktikan dengan pemboran di dataran aluvium hingga kedalaman 100 meter didominasi oleh lapisan lempung lunak dalam kondisi normally consolidated dengan sedikit sisipan pasir lepas.

"Kondisi itu menyebabkan mudah mengalami pemampatan alamiah maupun pemampatan karena beban antropogenik yang dikerjakan di wilayah tersebut, sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan tanah," katanya.

Beberapa tempat di daerah pesisir memiliki elevasi yang lebih rendah dibanding muka air laut, sehingga bila terjadi banjir rob akan menjorok jauh masuk ke daratan.

Wafid menjelaskan, banjir saat ini yang lama surut lebih dipengaruhi oleh iklim, yakni curah hujan yang tinggi, kerusakan infrastruktur tanggul, dan kondisi lapisan tanah di bawah permukaan yang didominasi lapisan lempung lunak yang cenderung bersifat impermeable, sehingga lama meloloskan air.

Selain itu, terjadinya banjir rob juga menyebabkan banjir yang cukup tinggi di daerah pesisir dan akan mengalami genangan yang cukup lama.

"Secara teori, Selat Muria mungkin saja terbentuk kembali, yakni apabila terjadi proses geologi yang dahsyat, misalnya terjadinya gempa bumi tektonik berkekuatan sangat besar yang menyebabkan terjadinya amblesan tiba-tiba dan mencakup areal yang luas," ujarnya.

Amblesan tiba-tiba atau graben tersebut merupakan bahaya ikutan (collateral hazard) dari kejadian gempa bumi selain dari bahaya guncangan dan sesar permukaan (fault surface rupture). Penurunan tanah tidak cukup sebagai faktor penyebab Selat Muria terbentuk kembali.

"Kalau pun terjadi akan memerlukan waktu yang sangat lama (skala waktu geologi; ratusan sampai ribuan tahun) dan kecepatan penurunannya harus seragam mulai dari Demak hingga Pati," katanya.

Kajian Badan Geologi terdapat perbedaan kecepatan penurunan tanah, di mana pada daerah pesisir lebih cepat dibanding daratan.

" Ini juga akibat perubahan iklim serta terganggunya pola aliran sungai karena elevasi daratan lebih rendah dibanding muka air laut," katanya.

Keneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi Eko

Soebowo saat dihubungi di Jakarta, Rabu, menjelaskan bahwa banjir yang terjadi murni pengaruh alam akibat kondisi cuaca ekstrem.

"Cuaca memang ekstrem dan daerah aliran sungai di wilayah sana tidak mampu menampung volume air hujan yang tinggi karena terjadi sedimentasi," ujarnya. (*)

Baca juga:

Jumat Pagi, Jokowi Terbang dari Jakarta Tinjau Banjir Demak

#Banjir #Polres Demak #Bencana Alam
Bagikan

Berita Terkait

Dunia
Pemerintah Jepang Ingatkan Kemungkinan Gempa Besar dalam 1 Pekan Mendatang
Warga di 182 munisipalitas di wilayah itu diminta memeriksa kesiapsiagaan darurat mereka selama satu minggu mendatang.
Dwi Astarini - Selasa, 09 Desember 2025
Pemerintah Jepang Ingatkan Kemungkinan Gempa Besar dalam 1 Pekan Mendatang
Indonesia
Dirut PLN Minta Maaf Akui Tidak Akurat Kasih Data 93% Listrik Aceh Sudah Normal
Dirut PLN memohon maaf karena telah menyampaikan informasi yang tidak benar ihwal pemulihan listrik yang mencapai 93 persen di Aceh.
Wisnu Cipto - Selasa, 09 Desember 2025
Dirut PLN Minta Maaf Akui Tidak Akurat Kasih Data 93% Listrik Aceh Sudah Normal
Indonesia
Jalur KAI Sumatera Tuntas Diperbaiki, Jalur Duku-BIM Sumbar Hingga Perjalanan ke Bandara Lancar Jaya
Di Sumatera Barat, pemulihan operasional dilakukan secara menyeluruh
Angga Yudha Pratama - Selasa, 09 Desember 2025
Jalur KAI Sumatera Tuntas Diperbaiki, Jalur Duku-BIM Sumbar Hingga Perjalanan ke Bandara Lancar Jaya
Indonesia
Legislator Dukung Presiden Pecat Bupati Aceh Selatan
Tindakan Bupati Mirwan MS tersebut merupakan bentuk kelalaian serius dan pelanggaran terhadap tanggung jawab seorang kepala daerah.
Dwi Astarini - Selasa, 09 Desember 2025
Legislator Dukung Presiden Pecat Bupati Aceh Selatan
Indonesia
Legislator PKB Minta Pemerintah jangan cuma Bicara, Lindungi Tanah Korban Bencana dan Sikat Mafia
Perlu langkah konkret, pengawasan ketat, dan tindakan tegas terhadap setiap praktik mafia tanah yang memanfaatkan situasi bencana.
Dwi Astarini - Selasa, 09 Desember 2025
Legislator PKB Minta Pemerintah jangan cuma Bicara, Lindungi Tanah Korban Bencana dan Sikat Mafia
Indonesia
Imbas Kasus Bupati Aceh Selatan, Mendagri Larang Semua Kepala Daerah Keluar Negeri Sampai 15 Januari
Sebelumnya Bupati Aceh Selatan, Mirwan MS sempat umrah di tengah situasi bencana banjir dan tanah longsor di daerahnya.
Wisnu Cipto - Selasa, 09 Desember 2025
Imbas Kasus Bupati Aceh Selatan, Mendagri Larang Semua Kepala Daerah Keluar Negeri Sampai 15 Januari
Indonesia
Masih Gelap, Listrik dan BBM Jadi Kebutuhan Paling Mendesak Korban Bencana di Sumatra
Seperti di Aceh Tamiang, itu kondisinya gelap, jadi listrik menjadi kebutuhan yang mendesak karena kalau listrik hidup tentunya air dari tanah bisa ditarik ke atas.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 09 Desember 2025
Masih Gelap, Listrik dan BBM Jadi Kebutuhan Paling Mendesak Korban Bencana di Sumatra
Indonesia
Seskab Teddy Tegaskan Presiden Perintahkan Percepatan Penganan Bencana Sumatra
Saat ini, pemerintah mengalami sejumlah tantangan di lapangan akibat kondisi alam. Namun demikian, pemerintah tetap berkomitmen menjalankan penanganan secara bertahap, terukur, dan berkelanjutan.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 09 Desember 2025
Seskab Teddy Tegaskan Presiden Perintahkan Percepatan Penganan Bencana Sumatra
Indonesia
Pemulihan Bencana di Sumatera Butuh Dana di Atas Rp 50 Triliun
Sesuai arahan Presiden RI Prabowo Subianto, lanjutnya, jajaran kementerian terkait diminta untuk menghitung anggaran yang dibutuhkan
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 09 Desember 2025
Pemulihan Bencana di Sumatera Butuh Dana di Atas Rp 50 Triliun
Indonesia
Penuhi Permintaan Gubernur Aceh, Kementan Kirim 10 Ribu Ton Beras Bagi Korban Bencana
Stok beras nasional yang dikuasai Perum Bulog per 8 Desember 2025 tercatat sebesar 3,68 juta ton
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 09 Desember 2025
Penuhi Permintaan Gubernur Aceh, Kementan Kirim 10 Ribu Ton Beras Bagi Korban Bencana
Bagikan