Apa Itu Midlife-Crisis?

annehsannehs - Selasa, 08 Februari 2022
Apa Itu Midlife-Crisis?

Biasanya melibatkan tindakan impulsif. (Foto Pixabay/congerdesign)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

KETIKA melihat sosok pria paruh baya yang mengendarai mobil sports di jalanan, mungkin dalam hati kamu akan berkata, "ah, sepertinya ia sedang mengalami mid-life crisis." Atau, bisa jadi kamu melihat seorang perempuan paruh baya yang secara tiba-tiba mengganti penampilan atau gaya rambutnya dan mendedikasikan hidupnya untuk kegiatan sosial atau pergi traveling.

Perubahan perilaku dan gaya hidup yang drastis oleh orang-orang yang berusia 45 sampai 65 tahun sering dicap sebagai krisis di pertengahan tahun atau mid-life crisis.

Mid-life crisis melibatkan tindakan yang berbeda 180 derajat. (Foto pixabay/Javad_esmaeili)
Mid-life crisis melibatkan tindakan yang berbeda 180 derajat. (Foto: Pixabay/Javad_esmaeili)

Dikutip dari NeuroSpa TMS Therapy Centers, gejala dari mid-life crisis antara lain merasa hidup belum lengkap, dihantui kenangan masa lalu yang intens, merasa bosan, hampa, hidup seolah tidak berarti, serta sering melakukan tindakan yang impulsif dan terburu-buru. Mid-life crisis juga ditandai dengan perubahan dramatis dalam perilaku dan penampilan, terjadinya perselingkuhan atau pikiran terus-menerus mengenai perselingkuhan.

Baca juga:

Canda, Tawa, Hingga Cinta dari Secangkir Kopi

Dikutip dari CNA Lifestyle, istilah mid-life crisis ini pertama kali dikemukakan oleh psikoanalis asal Kanada, Elliot Jaques, pada sebuah makalah yang dipublikasikan pada 1965. Ia mendeskripsikan mid-life crisis sebagai kesadaran seseorang terhadap kemungkinan, batasan, dan kematian yang terbatas.

Psikolog klinis senior Dr Adaline Ng mendefinisikan midlife crisis di era sekarang adalah ketika seseorang merasa bahwa hidup yang dijalani tidak selaras dengan inti identitas mereka.

Mereka seringkali merasa hidupnya monoton dan ingin mencoba hal baru. (Foto pixabay/smokefish)
Mereka seringkali merasa hidupnya monoton dan ingin mencoba hal baru. (Foto Pixabay/smokefish)

Salah satu hal yang menjadi pemicu mid-life crisis bagi perempuan paruh baya adalah ketika perubahan fisik yang dialami ketika menua tidak sesuai dengan ekspektasi. Tidak sedikit dari mereka yang merasa sendirian. Mereka juga tak bisa mendiskusikan hal ini kepada siapapun karena takut merasa masalah yang dialaminya ini sepele atau receh, apalagi di tengah situasi pandemi COVID-19

Maka dari itu, banyak perempuan paruh baya yang memutuskan untuk melakukan perawatan kecantikan dan lebih rajin berolahraga agar tubuhnya tetap bugar.

Di sisi lain, pria secara tradisional lebih berfokus pada karier. Jadi, cara untuk mengatasi mid-life crisis biasanya diatasi dengan hal yang lebih lahiriah seperti membeli mobil dengan warna yang mencolok atau mengubah penampilan secara drastis untuk menghidupkan kembali masa muda mereka. (shn)

Baca juga:

Bongkar Klaim Vitamin C Dapat Menyembuhkan COVID-19

#Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

annehs

Berita Terkait

Fun
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
Merawat diri tidak lagi sekadar urusan penampilan fisik, tetapi juga menjadi sarana penting untuk menjaga kesehatan mental dan keseimbangan emosional.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Indonesia
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Kelelahan mental merupakan sindrom yang dihasilkan dari stres terkait dengan pekerjaan kronis.
Dwi Astarini - Rabu, 30 Juli 2025
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Lifestyle
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Gangguan perasaan bisa berupa emosi yang tumpul atau suasana hati yang kacau
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 26 Juli 2025
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Indonesia
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Hasil ini menjadi sinyal penting perlunya konsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 21 Juli 2025
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Indonesia
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Depresi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan depresi yang resistan terhadap pengobatan atau treatment resistant depression atau (TRD).
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Lifestyle
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Untuk skizofrenia, faktor risikonya mencakup genetik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 15 Mei 2025
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Bagikan