Apa itu jam koma? Waspada Ada Kaitannya dengan Kesehatan Mental


Ilustrasi jam koma. Foto Freepik
MerahPutih.com - Apa itu jam koma? yang tengah populer di kalangan generasi Z (Gen Z), dan viral di perbincangkan di jagat maya.
Isu ini menarik perhatian publik karena menggambarkan pola kelelahan mental yang dialami oleh banyak anak muda, terutama mereka yang dibesarkan di era digital.
Untuk lebih jelasnya, simak ulasannya berikut ini:
Baca juga:
Apa Itu Jam Koma?

Jam Koma adalah istilah yang menggambarkan kondisi kelelahan mental yang dialami banyak anak muda, khususnya Gen Z.
Fenomena ini menjadi semakin populer di media sosial, mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh individu yang hidup di era digital.
Jam Koma sering terjadi ketika seseorang merasa sangat lelah namun tetap terjaga, akibat dari rutinitas yang padat dan penggunaan teknologi yang berlebihan.
Gaya Hidup Modern dan Pengaruh Teknologi
Gen Z adalah generasi pertama yang tumbuh di lingkungan digital. Mereka dikelilingi oleh teknologi canggih, dari media sosial hingga aplikasi yang memudahkan kehidupan sehari-hari.
Namun, paparan yang konstan terhadap perangkat elektronik dapat berkontribusi pada masalah konsentrasi dan produktivitas.
Baca juga:
Apa Itu Dunning-Kruger Effect? Fenomena Psikologi di Balik Seseorang yang Sok Tahu
Notifikasi yang terus menerus dan dorongan untuk tetap terhubung sering kali mengganggu fokus, sehingga menyebabkan kelelahan mental yang dikenal sebagai Jam Koma.
Tekanan Hidup yang Tinggi
Gaya hidup yang serba cepat dan ekspektasi tinggi juga memainkan peran penting dalam fenomena ini.
Gen Z sering merasa tertekan untuk mencapai kesuksesan di berbagai bidang, seperti akademik dan karier.
Tekanan ini dapat menyebabkan burnout—keadaan di mana seseorang merasa kelelahan fisik dan mental.
Burnout sering kali berujung pada Jam Koma, di mana individu merasa tidak mampu untuk menyelesaikan tugas yang dihadapi.
Baca juga:
Apa Itu Progeria? Penyakit Genetik Langka dengan Dampak Penuaan Dini
Kesehatan Mental dan Jam Koma: Hubungan yang Erat
1. Burnout di Usia Muda
Burnout tidak hanya dialami oleh para profesional berpengalaman, tetapi juga oleh anak muda yang baru memulai perjalanan karier atau masih menjalani pendidikan.
Keseimbangan yang kurang antara pekerjaan dan waktu istirahat, ditambah dengan tuntutan untuk selalu terhubung, memperburuk kondisi ini.
2. Stres dan Kecemasan
Stres dan kecemasan menjadi faktor utama yang berkontribusi pada Jam Koma. Gen Z sering merasa tertekan untuk memenuhi standar kesuksesan yang ditetapkan oleh masyarakat.
Kecemasan yang berkepanjangan dapat menguras energi mental, mengganggu kemampuan untuk berkonsentrasi dan menjalani aktivitas sehari-hari dengan baik.
Baca juga:
3. Kurangnya Mindfulness
Generasi muda juga seringkali mengabaikan pentingnya keseimbangan hidup.
Banyak yang tidak memberikan waktu untuk istirahat atau rehat mental, dan terus mendorong diri hingga ke titik kelelahan.
Kurangnya mindfulness berkontribusi pada meningkatnya risiko Jam Koma, yang berdampak pada penurunan produktivitas.
Mengatasi Jam Koma
1. Batasi Penggunaan Teknologi
Untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan gadget, Gen Z perlu mengatur waktu layar mereka.
Menggunakan teknik digital detox secara berkala bisa membantu otak untuk beristirahat dan mengurangi gangguan perhatian.
2. Prioritaskan Kesehatan Mental
Kesehatan mental harus menjadi prioritas. Aktivitas seperti meditasi, yoga, atau sekadar menghabiskan waktu di luar ruangan dapat membantu menjaga keseimbangan antara tekanan hidup dan kesejahteraan mental.
Mengambil jeda kecil untuk relaksasi dapat memberikan efek yang signifikan.
Baca juga:
3. Manajemen Stres dan Waktu
Mengenali tanda-tanda burnout dan stres adalah langkah penting dalam pencegahan.
Gen Z perlu belajar membagi waktu dengan bijak dan memberi diri mereka waktu untuk istirahat saat merasa lelah.
Teknik manajemen waktu seperti Pomodoro dapat membantu menjaga produktivitas tanpa merasa tertekan.
4. Latihan Mindfulness
Mindfulness dapat membantu Gen Z mengelola tekanan hidup dan meningkatkan fokus.
Dengan menjadi lebih sadar akan kondisi mental dan fisik mereka, mereka dapat mengenali saat tubuh dan pikiran membutuhkan istirahat, sehingga menghindari kelelahan yang berlebihan.
Baca juga:
Apa itu Short Selling? Peluang Untung di Tengah Penurunan Saham
Jam Koma adalah fenomena yang mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh generasi muda di era digital.
Gaya hidup modern, penggunaan teknologi yang intens, dan kesehatan mental yang kurang terjaga semua berkontribusi pada kondisi ini.
Dengan memprioritaskan manajemen waktu, mengatur penggunaan teknologi, dan menjaga kesehatan mental, Gen Z dapat menghindari Jam Koma dan menjalani hidup yang lebih fokus dan energik.
Bagikan
ImanK
Berita Terkait
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres

Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya

Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui

Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental

Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan

Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja

Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja

Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja

Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
