Antusiasme Pemungutan Suara di Luar Negeri Tinggi, KPU Diminta Berbenah
Suasana pemungutan suara di Takhta Suci Vatikan. Bertempat di KBRI, para WNI yang berdomisili di Vatikan tentukan pilihannya dalam Pemilu 2019. Foto: @Kemlu_RI
MerahPutih.com - Pemungutan suara di luar negeri telah berlangsung. Antusiasme warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih sangat tinggi. Bahkan hampir di luar dugaan dan asumsi yang dbangun selama ini.
Pengamat Politik Ray Rangkuti menilai masih ada isu soal netralitas penyelenggara juga menyeruak. Warga yang tidak terlayani merasa dipersulit untuk dapat mempergunakan hak pilihnya.
"Menangkap sinyal itu, KPU sebaiknya segera berbenah. Hal yang sama sangat mungkin terjadi di Indonesia," kata Ray kepada Merahputih.com di Jakarta, Senin (15/4).
Menurut Direktur Lingkar Madani Indonesia ini, luapan partisipasi akan membludak tapi daya tampung satu TPS tidak memadai.
"Dalam satu bulan ini, saya sendiri selalu mengingatkan agar KPU menambah jumlah bilik suara lebih dari 4 bilik suara yang disiapkan. Agar antrian tidak memanjang dan lebih dari itu karena situasi yang tidak pasti membuat pemilih akhirnya membatalkan hak coblosnya," jelas Ray.
Ray menyebut, seharusnya pemilih sejak dini harus terus diberi info kekinian tentang aturan yang diberlakukan di TPS, khususnya. Professionalisme mereka juga harus benar-benar memadai guna membuat proses di TPS lancar, efesien dan ceria.
"Sebaiknya KPU juga segera memberi penjelasan yang otentik soal jam mencoblos terhadap beberapa kriteria pemilih. Termasuk menjelaskan kembali kriteria pemilihnya. Sementara ini banyak kita baca di berbagai medsos tentang tata cara menggunakan hak pilih, identitas pemilih, jam memilih, dan sebagainya," terang Ray.
Untuk hal ini, banyak cara yang bisa dilakukan oleh KPU. Antara lain menjelaskannya dengan sedetil mungkin melalu konpres media, atau bahkan siaran langsung, membuat info petunjuk memilih via medsos, dan jika perlu ketentuan itu dimuat juga di setiap TPS.
"Agar tidak terjadi salah paham yang berujung pada ketidaknyamanan penyelenggaraan. Kita semua berharap pemilu ini sukses. Tapi harapan ini titik utamanya semua tergantung pada kinerja penyelenggara pemilu. Di pundak merekalah kwalitas pemilu ini dipahatkan. Masih ada waktu untuk berbenah," pungkas Ray. (Knu)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Pengamat Beri Nilai 6 untuk Setahun Kinerja Prabowo-Gibran, Sebut Tata Kelola Pemerintahan Semrawut
Pengamat Nilai RUU ASN Hambat Otonomi, Berpotensi Munculkan Konflik Pemerintah Pusat dan Daerah
Ray Rangkuti Sebut Wacana Gubernur Ditunjuk Presiden sebagai Ambisi Menempatkan Orang Dekat
Sama-Sama Mampu Menangkan Pilpres, Ganjar dan Prabowo Sulit Dipasangkan
Airlangga Tegaskan Golkar Saat Ini Sangat Solid Dibanding Pemilu 2019
PAN Beri Sinyal Dukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024
Rencana Pertemuan AHY-Puan Angin Segar Bagi Politik Tanah Air
Ditanya Prabowo Jadi Cawapres Ganjar, Jokowi Jawab Nanti Siang Ketemu
Gugatannya Picu Kontroversi, Partai Prima Bantah Minta Pemilu Ditunda
Putusan PN Jakpus Dinilai Bisa jadi Pelajaran bagi KPU untuk Bertindak Adil