Antrean Panjang Beli Gas di Pangkalan Resmi, Warga: Stok di Pengecer Kosong


Antrean beli LPG 3 kilogram di Pondok Aren. (Foto: MerahPutih.com/Kanu)
MerahPutih.com - Kebijakan diperbolehkannya lagi pengecer menjual LPG 3 kilogram rupanya belum berjalan mulus. Sejumlah warga pun masih mengantre di pangkalan resmi, Rabu (5/2) siang untuk mendapatkan LPG tersebut.
Salah satunya di pangkalan LPG di Ceger Raya, Pondok Aren, Tangsel ini. Puluhan warga masih berbaris seraya membawa tabung gas untuk diganti dengan yang baru. Dimas (35) mengaku masih membeli di pangkalan resmi karena belum menemukan gas di pengecer. Meski sudah menunggu sejam, dia hanya bisa pasrah.
“Katanya hari ini sudah boleh beli di pengecer, tapi mayoritas pengecer dekat rumah masih kehabisan stok,” kata Dimas ditemui di lokasi.
Dimas mengaku sudah seminggu terakhir, kesulitan mencari gas di warung-warung terdekat.
“Gas 3 kg sekarang ini langka dan sudah pernah beberapa kali juga begitu. Dulu beli di warung terdekat dengan kisaran Rp 21 ribu , tetapi sekarang tambah mahal dan susah dicari,” jelas Dimas yang juga seorang wiraswasta ini.
Baca juga:
Pemerintah Awasi Ketat Distribusi LPG 3 Kg Hingga ke Pengecer
Warga lainnya, Agus (45) menyebut salah satu penyebab utama kelangkaan LPG 3 kg adalah distribusi yang tidak merata. Baginya, mencari agen resmi tabung gas 3 kg di kawasan Pondok Aren terbilang sulit.
“Apalagi ketersediaan gas di warung eceran tak ada, lalu kami juga kesulitan akses di agen resmi,” jelas Agus.
Dia mengakui kebijakan pemerintah ini membuat rakyat semakin sulit.
“Ini membuat resah, karena di kalangan masyarakat yang bergantung pada elpiji bersubsidi. Akibatnya ya kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari seperti memasak,” sesal Agus yang bekerja sebagai security ini
Baca juga:
Perubahan Pengecer Jadi Sub Pangkalan Diklaim Bakal Tekan Harga Elpiji 3 Kilogram
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia membuat kebijakan yakni masyarakat yang ingin membeli gas 3 kg harus menggunakan kartu tanda penduduk (KTP).
Dia mengklaim bahwa pembelian gas 3 kg tersebut menjadi cara agar subsidi gas tepat sasaran.
Bahlil menyebut bahwa pembelian gas elpiji (LPG) 3 kg adalah cara paling efektif agar pendistribusian subsidi gas dapat tersalurkan secara tepat sasaran bagi masyarakat yang menjadi target pemerintah.
Belakangan, kebijakan ini dihentikan sementara dan memperbolehkan pengecer menjual gas LPG 3 kilogram sambil mengurus persyaratan menjadi sub-pangkalan. (Knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Pertamina Tambah 1,2 Juta Tabung Gas Subsidi 3 Kilogram, Antisipasi Lonjakan Saat Libur Maulid Nabi di Jateng

Puan Dorong Pemerintah Pastikan Kebijakan NIK Pembelian LPG Bersubsidi Berjalan Adil dan Transparan

Soal Wacana Beli LPG 3 Kg Wajib Pakai NIK, Puan: Pemerintah Harus Adil dan Transparan

Gas Elpiji 3 Kg di Sragen Kembali Langka, Pertamina Tambah Pasokan 112 Persen

Gas Elpiji 3 Kilogram Bakal Dipatok Satu Harga di Seluruh Indonesia, Mulai Berlaku 2026

Beroperasi di Jakarta, Pengoplos Elpiji Bersubsidi Tipu Konsumen Setahun Lebih

Sindikat Pengoplos Pindahkan Elpiji bersubsidi ke Nonsubsidi di Jakut dan Jaktim, Negara Rugi Rp 16 Miliar

Bareskrim Bongkar Bisnis Ilegal Gas Subsidi Bernilai Miliaran di Jateng dan Jabar

Bareskrim Polri Ungkap Kasus Pengoplosan dan Penyuntikan Tabung Gas LPG Bersubsidi 3 Kg

1.797 Tabung LPG Hasil Oplosan Beredar di Masyarakat, Polisi Sita Paling Banyak di Tegal
