Antraks Mewabah di Gunungkidul, Anggota DPR Sebut Masyarakat Belum Teredukasi

Zulfikar SyZulfikar Sy - Sabtu, 08 Juli 2023
Antraks Mewabah di Gunungkidul, Anggota DPR Sebut Masyarakat Belum Teredukasi

Ilustrasi - Petugas kesehatan hewan Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo melakukan vaksinasi antraks kepada hewan ternak. ANTARA/HO-Dokumen Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Kasus antraks yang saat ini mewabah di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, disebut sebagai bukti bahwa masyarakat belum memahami sepenuhnya ikhwal penyakit menular terebut.

“Saya kira, kejadian di Gunungkidul ini menunjukkan kepada kita bahwa masyarakat belum teredukasi dengan baik ikhwal penyakit menular ini," kata anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo di Jakarta, Sabtu (8/7).

Handoyo menjelaskan, masyarakat sudah sering mendengar ada penyakit yang disebut antraks, tapi mereka belum memahami betul bagaimana proses penularannya.

Baca Juga:

Berbatasan Langsung dengan Gunungkidul, Wonogiri Masih Buka Pasar Hewan Sapi

Karena itu, lanjut legislator PDI Perjuangan (PDIP) ini, kejadian di Gunungkidul harus dijadikan momentum untuk menyosialisasikan kembali bahaya antraks kepada masyarakat.

“Masyarakat harus diedukasi secara masif bagaimana cara mencegah munculnya antraks. Masyarakat harus tahu bagaimana proses penularannya dan bagaimana cara pengobatannya jika sudah terjangkit,” imbuhnya.

Dikatakan Handoyo, masyarakat harus tahu dan memahami bahwa spora antraks-yang menulari penyakit berbahaya ini—bisa hidup berpuluh-puluh tahun di tanah. Spora ini bisa menyebar ke hewan ternak seperti sapi, kambing, domba, atau hewan herbivora lainnya.

“Antraks bisa muncul kapan saja. Apalagi, disebut-sebut spora antraks bisa hidup berpuluh-puluh tahun. Tapi antraks tentu saja bisa dihindari, caranya dengan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang dimasak dengan matang,” katanya.

Baca Juga:

Kemenkes Beberkan Kronologi Kasus Antraks di Gunungkidul

Masyarakat, kata Handoyo, juga harus diajari agar membakar bangkai ternak yang berpenyakit atau dikubur dalam-dalam agar tidak muncul lagi ke permukaan.

“Ingat loh, spora antraks itu bisa hidup berpuluh-puluh bahkan ratusan tahun. Spora itu bisa menjangkiti hewan dan hewan yang sakit tersebut bisa menjangkiti manusia,”katanya.

Bercermin dari kasus di Gunungkidul, Handoyo mengatakan, hal yang sangat penting adalah larangan memakan bangkai hewan yang berpenyakit.

“Harus ada larangan keras, agar warga tidak memakan bangkai hewan berpenyakit. Kita kan tidak tahu apakah hewan sakit itu antraks, rabies atau penyakit kuku. Kalau sudah sakit ya dibakar atau dikubur saja,” ujarnya. (Pon)

Baca Juga:

1 Warga Gunungkidul Meninggal karena Antraks

#Penyakit Antraks
Bagikan
Ditulis Oleh

Ponco Sulaksono

Berita Terkait

Indonesia
Pemkab Sragen Pastikan 10 Sapi yang Mati Bukan karena Antraks
"Kita lakukan pemeriksaan pada sapi mati, hasilnya negatif antraks," katanya
Andika Pratama - Kamis, 14 September 2023
Pemkab Sragen Pastikan 10 Sapi yang Mati Bukan karena Antraks
Indonesia
Penyebaran Antraks Bukti Infrastruktur Peternakan dan Kesehatan Hewan Lemah
Johan Rosihan mendesak pemerintah meningkatkan kewaspadaan kejadian antraks pada manusia dan hewan ternak.
Zulfikar Sy - Jumat, 14 Juli 2023
Penyebaran Antraks Bukti Infrastruktur Peternakan dan Kesehatan Hewan Lemah
Indonesia
Anggota DPR soal Wabah Antraks di Gunungkidul: Warga Harus Diedukasi
Handoyo mengatakan, kasus antraks ini menjadi bukti masyarakat belum memahami bahayanya penyakit ini. Termasuk cara penularannya.
Andika Pratama - Selasa, 11 Juli 2023
Anggota DPR soal Wabah Antraks di Gunungkidul: Warga Harus Diedukasi
Indonesia
Dinkes DKI Tegaskan Jakarta Nihil Kasus Antraks
Kasus virus antraks yang menyerang hewan ternak, belum ditemukan di wilayah DKI Jakarta.
Mula Akmal - Senin, 10 Juli 2023
Dinkes DKI Tegaskan Jakarta Nihil Kasus Antraks
Indonesia
Kasus Antraks ke Manusia Akibat Konsumsi Daging Hewan Mati Sakit
Sering terjadi ketika ada hewan ternak yang sakit maupun sudah mati dipotong dan dagingnya dijual untuk mengurangi kerugian pemilik ternak.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 09 Juli 2023
Kasus Antraks ke Manusia Akibat Konsumsi Daging Hewan Mati Sakit
Indonesia
Antraks Mewabah di Gunungkidul, Anggota DPR Sebut Masyarakat Belum Teredukasi
Masyarakat sudah sering mendengar ada penyakit yang disebut antraks, tapi mereka belum memahami betul bagaimana proses penularannya.
Zulfikar Sy - Sabtu, 08 Juli 2023
Antraks Mewabah di Gunungkidul, Anggota DPR Sebut Masyarakat Belum Teredukasi
Indonesia
Berbatasan Langsung dengan Gunungkidul, Wonogiri Masih Buka Pasar Hewan Sapi
Kepala Dinas Kelautan Dan Perikanan dan Peternakan (Dislapernak) Wonogiri Sutardi, mengatakan pihaknya tidak menutup pasar hewan di Wonogiri, meskipun wilayah Gunungkidul berbatasan langsung dengan Wonogiri.
Mula Akmal - Kamis, 06 Juli 2023
Berbatasan Langsung dengan Gunungkidul, Wonogiri Masih Buka Pasar Hewan Sapi
Indonesia
Antraks Merebak, Kemenkes Diminta Tingkatkan Pengawasan Hewan Ternak
Hal ini disampaikan Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar usai kasus antraks muncul di Kabupaten Gunungkidul dan menyebabkan tiga warga di Dusun Jati, Candirejo, Kecamatan Semanu, meninggal dunia. Sementara 87 lainnya juga terpapar.
Mula Akmal - Kamis, 06 Juli 2023
Antraks Merebak, Kemenkes Diminta Tingkatkan Pengawasan Hewan Ternak
Indonesia
Kemenkes Beberkan Kronologi Kasus Antraks di Gunungkidul
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian kesehatan (Kemenkes), Imran Pambudi membeberkan kronologi kejadian antraks di Gunungkidul.
Andika Pratama - Kamis, 06 Juli 2023
Kemenkes Beberkan Kronologi Kasus Antraks di Gunungkidul
Indonesia
1 Warga Gunungkidul Meninggal karena Antraks
Warga ini diketahui adalah pria berusia 73 tahun dan meninggal dunia di RSUP Dr Sardjito. Sebelumnya, tewas dengan diagnosis suspeks antraks, korban memakan daging sapi yang mati mendadak.
Andika Pratama - Kamis, 06 Juli 2023
1 Warga Gunungkidul Meninggal karena Antraks
Bagikan