Anti-KPK, Fahri Hamzah Dinilai Perlu Disingkirkan dari Kursi Pimpinan DPR
Diskusi bertajuk "Ke Mana Arah Pemberantasan Korupsi?" di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (18/6). (MP/Ponco Sulaksono)
Ekonom Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri menyarankan Presiden Joko Widodo untuk menyingkirkan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dari kursi pimpinan DPR.
Ia menilai, Fahri anti terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menjadi garda terdepan pemberantasan korupsi di Indonesia.
"Langkah pertama bikin Fahri Hamzah enggak ada di pimpinan DPR. Itu simbol. Karena yang begini ke KPK kan (Fahri), dan dia sudah dipecat dari partainya," kata Faisal saat diskusi bertajuk "Ke Mana Arah Pemberantasan Korupsi?" di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (18/6).
Pasalnya, lanjut Faisal, partai politik pengusung Jokowi saat ini mendominasi komposisi di parlemen. Oleh karena itu, Parpol pengusung presiden perlu dites komitmennya dalam pemberantasan korupsi.
"Enggak usah muluk-muluk. (Presiden) Jokowi kan punya rekan koalisi. Total suaranya 69 persen. Ya tes saja komitmen enggak untuk pemberantasan korupsi," tegasnya.
Menurut mantan Sekjen DPP Partai Amanat Nasional (PAN) ini, Presiden Jokowi memiliki keleluasaan untuk memobilisasi partai-partai yang ada di DPR.
"Jokowi punya keleluasaan untuk memobilisasi partai, yang kecil-kecil saja dulu, kalau yang kecil enggak bisa, yang besar ya susah," pungkas dosen Fakultas Ekonomi UI ini. (Pon)
Baca juga berita lain terkait KPK dalam artikel: Akademisi: Hak Angket KPK Gerogoti Demokrasi
Bagikan
Berita Terkait
KPK Baru Akan Buka Detail Dugaan Korupsi Kereta Cepat Saat Masuk Tahap Penyidikan
KPK Ingatkan Langkah Yang Perlu Ditempuh Pemda DKI Gunakann Tanah Bekas RS Sumber Waras
Whoosh Dibidik KPK Sejak Awal 2025, Nama-Nama Saksi Masih Ditelaah
KPK Pelajari Putusan DKPP Usut Pengadaan Pesawat Jet Pribadi KPU RI
Soal Dugaan Korupsi Proyek Whoosh, PDIP: Kita Dukung KPK, Diperiksa Saja
Terungkap, Oknum Wartawan Mengaku Bisa Amankan Kasus Pemerasan TKA di KPK Ternyata Pemain Lama
Ekonom Desak Transparansi Tender Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, KPK Diminta Segera Turun Tangan
Cegah Penyimpangan, Kemenhaj Ajak KPK dan Kejagung Kawal Layanan Haji 2026
Peluang Luhut Dipanggil Terkait Dugaan Korupsi Proyek Whoosh, Begini Jawaban KPK
Terkait Kasus Dugaan Korupsi Kereta Cepat Whoosh, Jokowi: Prinsip Dasar Transportasi Bukan Mencari Laba