Sastra Indonesia

Antara Puisi dan Pandemi

Iftinavia PradinantiaIftinavia Pradinantia - Jumat, 29 Oktober 2021
Antara Puisi dan Pandemi

pandemi dari kacamata penyair (Sumber: Pexels/Suzy Hazelwood)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

ADA banyak ekspresi bisa disajikan untuk merespon pandemi yang terjadi selama 19 bulan terakhir. Ada yang menunjukkan emosi dengan meluap-luap dan destruktif, sementara yang lainnya justru mengkonstruksi bencana global tersebut dalam sebuah karya sastra yang indah. Momen di rumah saja justru menjadi ajang bagi mereka untuk berkontemplasi hingga melahirkan puisi. Mereka tetap melahirkan karya-karya nan menyentuh.

Puisi bisa menjadi medium yang tepat untuk menyampaikan potret kehidupan dengan cara humor, satir dan kemanusiaan. Salah satunya mengangkat pandemi yang begitu mengerikan, yang merenggut nyawa hingga harta benda. Di balik kegetiran yang terjadi, fenomena pandemi justru menawarkan berbagai spektrum warna untuk diracik menjadi sebuah karya sastra nan indah.

Baca Juga:

Baru Dirilis, Puisi Menyentuh dari Tupac

Namun bagi Joko Pinurbo, pandemi tidak mengubah karakter puisinya. Itu hanya memberi waktu lebih banyak untuk melakukan kontemplasi berbagai persoalan hidup yang di saat normal mungkin terlewati. "Sekarang kita punya sunyi yang luas dan dalam," katanya.

Pandemi
Joko Pinurbo aktif melahirkan puisi di masa pandemi. (Sumber: Istimewa)

Tidak ada pakem yang pasti dalam dunia sastra. Pengalaman yang dirasakan oleh satu penyair akan berbeda dibandingkan yang lainnya. Jika Joko Pinurbo menemukan lebih banyak sunyi dalam proses perenungan, hal berbeda justru dialami oleh penyair lainnya, Inggit Putria Marga.

Bukannya sunyi, pandemi justru melahirkan kemeriahan yang berbeda untuk Inggit. Biasanya Inggit menggarap puisi dalam sunyi di rumah. "Pandemi justru membuat kesunyiannya di rumah terusik lantaran semua orang ada di rumah," ungkap Inggit.

Puisi tercipta di masa pandemi. (Foto: Unsplash/Toa Heftiba)

Aturan untuk berdiam di rumah saja membuat seluruh anggota keluarga berkumpul dan menimbulkan riuh. Keramaian diakuinya menjadi distraksi dan memengaruhi karya puisinya. Tidak banyak pilihan yang ditawarkan selain bercengkrama bersama keluarga.

Apapun pilihan yang dihadapi oleh para penyair di masa pandemi, itu menghadirkan warna baru dalam dunia sastra tanah air. Jadi, kamu jangan pernah berputus asa di masa pandemi ini. Justru kamu memiliki banyak kesempatan untuk berkarya. Tetaplah produktif di masa pandemi ini.

#Sastra #Sastrawan #Sastra Jawa
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul

Berita Terkait

Indonesia
Karya Sastra Klasik Indonesia Mulai Diterjemahkan ke Bahasa Asing, Fadli: Ini A Little Too Late
Proyek penerjemahan harusnya tidak hanya dilakukan oleh pemerintah tapi juga bisa dilakukan oleh swasta, korporasi, atau oleh perorangan untuk mendorong untuk menumbuhkan ekosistem sastra.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 12 Juni 2025
Karya Sastra Klasik Indonesia Mulai Diterjemahkan ke Bahasa Asing, Fadli: Ini A Little Too Late
Fun
'Bunga Besi' Tida Wilson Hadirkan Panggung Puisi, Musik Eksperimental, dan Pameran Visual
Peluncuran Bunga Besi bukan sekadar perayaan buku, tapi juga penghayatan kolektif terhadap kata-kata yang menjelma menjadi pengalaman multisensori.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 31 Mei 2025
'Bunga Besi' Tida Wilson Hadirkan Panggung Puisi, Musik Eksperimental, dan Pameran Visual
Fun
Peluncuran Bunga Besi: Perayaan Sastra Visual dan Kolaborasi Lintas Disiplin
Bunga Besi hadir sebagai perpaduan puisi dan artbook yang menawarkan pengalaman membaca yang segar dan mendalam.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 10 Mei 2025
Peluncuran Bunga Besi: Perayaan Sastra Visual dan Kolaborasi Lintas Disiplin
Indonesia
Chairil Anwar, Sapardi Djoko Damono, dan Denny JA Sama-Sama Berpengaruh di Mata AI
Masing-masing nama tersebut meninggalkan jejak yang berbeda dalam sastra Indonesia.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 03 Februari 2025
Chairil Anwar, Sapardi Djoko Damono, dan Denny JA Sama-Sama Berpengaruh di Mata AI
Fun
Mengetahui Arti Epilog, Bagian Penting dari Karya Sastra
Epilog menawarkan gambaran atau refleksi tentang apa yang terjadi setelah peristiwa-peristiwa penting dalam cerita.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 18 Oktober 2024
Mengetahui Arti Epilog, Bagian Penting dari Karya Sastra
Berita Foto
Mengintip Pameran Sastra Jakarta 2024 di Galeri HB Jassin, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta
Pengunjung saat menuliskan pesan dan kesan saat melihat karya Pameran Sastra Jakarta 2024 di Galeri PDS HB Jassin
Didik Setiawan - Jumat, 14 Juni 2024
Mengintip Pameran Sastra Jakarta 2024 di Galeri HB Jassin, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta
Fun
Paduan Sastra dan Keroncong Menghibur Hati yang Kosong
Taman Indonesia Kaya gelar pertunjukan sastra.
Febrian Adi - Selasa, 12 September 2023
Paduan Sastra dan Keroncong Menghibur Hati yang Kosong
Fun
DKJ Umumkan Para Pemenang Sayembara Novel dan Manuskrip Puisi 2023
Berikut nama-nama pemenang sayembara novel dan manuskrip puisi di DKJ 2023
Febrian Adi - Senin, 24 Juli 2023
DKJ Umumkan Para Pemenang Sayembara Novel dan Manuskrip Puisi 2023
Fun
Pasar Beringharjo Jadi Tempat Festival Sastra Yogyakarta 2022
Sastra pun bisa dinikmati oleh para pelaku pasar tradisional.
Hendaru Tri Hanggoro - Jumat, 11 November 2022
Pasar Beringharjo Jadi Tempat Festival Sastra Yogyakarta 2022
Fun
JILF 2022 Gabungkan Sastra dengan Kota Jakarta
Jakarta International Literary Festival mengangkat tema 'Kota Kita di Dunia Mereka'.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 20 Oktober 2022
JILF 2022 Gabungkan Sastra dengan Kota Jakarta
Bagikan