Angkatan Udara AS Ciptakan Kontainer Pengantar Pasien COVID-19
Mengangkut orang dengan kasus virus corona dengan aman. (Foto: news.yahoo)
ANGKATAN Udara AS menggunakan wadah pengiriman yang dimodifikasi untuk mengangkut orang terinfeksi virus corona dengan aman dari satu lokasi ke lokasi lain. Wadah dirancang untuk membawa pasien dengan tandu atau berjalan kaki. Wadah itu akan dimuat ke bagian belakang pesawat angkut berat. Sistem penyaringan udara dirancang khusus guna memastikan virus tidak lolos dari wadah agar tidak mengancam awak udara.
Kontainer yang dikenal sebagai Conexes Bertekanan Negatif (NPC) itu didasarkan pada kontainer pengiriman standar Conex (Container Express). Wadah itu digunakan untuk mengirimkan barang ke seluruh dunia. Kini, kotak-kotak tersebut dimodifikasi dengan kursi keselamatan yang memungkinkan untuk mengangkut hingga 28 penumpang atau 23 pasien rawat jalan.
Setiap wadah dilengkapi sabuk pengaman. Pada model lain, NPC dapat membawa delapan pasien dengan tandu. NPC juga mencakup ruang khusus tempat personel medis dapat keluar masuk dari alat pelindung diri dengan aman.
Baca juga:
Jet Kargo Terbesar Boeing Terbang Perdana Memerangi COVID-19
Setelah siap, NPC kemudian dimuat ke transportasi C-5 atau C-17 untuk kemudian diterbangkan ke tujuan. Setiap pesawat transpor bertenaga jet dengan ukuran lebih besar mampu membawa dua NPC. Sementara itu, pesawat C-130J Hercules yang lebih kecil dapat membawa versi yang lebih kecil, NPC Lite.
NPC menggunakan sistem tekanan udara negatif khusus untuk menjaga kru dalam mengangkut wadah dengan aman. Dalam keadaan normal, udara yang terkontaminasi dari kerangka CONEX pasien virus corona bisa bocor. Hal itu menimbulkan risiko bagi awak pesawat. Sistem tekanan udara negatif bekerja terus-menerus menarik udara dari luar. Sistem memompa kembali, tetapi terlebih dahulu menjalankan udara melalui filter.
Angkatan Udara membangun sistem ini setelah menyadari mereka akan membutuhkan wahana untuk memindahkan orang yang terinfeksi virus corona dengan aman. Stars and Stripes melaporkan layanan lain yang awalnya menggunakan sistem serupa, yakni Transport Isolation System.
Pada April, sistem itu dipakai untuk memindahkan tiga kontraktor pemerintah di Afghanistan yang terinfeksi virus ke Pangkalan Angkatan Udara Ramstein di Jerman. Ramstein merupakan pusat medis utama militer AS di Eropa. Pusat Medis Regional Landstuhl mampu merawat personel AS yang paling sakit dan terluka. Pasukan yang terluka parah sering diterbangkan dari Landstuhl ke AS.
Baca juga:
Transport Isolation System dibangun untuk hanya mengangkut dua hingga empat pasien sekaligus. Angkatan Udara AS kemudian memutuskan mereka membutuhkan cara untuk membawa lebih banyak lagi pasien. Menurut mereka, NPC berubah dari coretan di kertas menjadi wahana siap digunakan hanya dalam 88 hari.
NPC menyelesaikan misi nyata pertama pada 1 Juli. Dalam misi itu, 12 pasien dari lokasi yang dirahasiakan di area tanggung jawab Komando Pusat AS diangkut ke Landstuhl. Menurut Angkatan Udara AS, misi evakuasi aeromedis membutuhkan waktu 22 jam. Layanan itu telah mengangkut lebih dari 100 pasien selama 18 misi. (lgi)
Baca juga:
Pesawat Terbesar Dunia Dipilih untuk Meluncurkan Kendaraan Hipersonik
Bagikan
Leonard
Berita Terkait
Program Bantuan Pangan Dihentikan, Setengah dari Negara Bagian AS Gugat Pemerintahan Donald Trump
Gedung Putih Klaim PM Jepang Sanae Takaichi Janji Menominasikan Presiden AS Donald Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Media Besar AS Tolak Pembatasan Pers, Ramai-Ramai Say Good Bye ke Pentagon
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
Perang Dagang AS-China, Menkeu: Biar Aja Mereka Berantem, Kita Untung
Helikopter Jatuh di Pantai California, 5 Orang Terluka Termasuk Pejalan Kaki
Shutdown Pemerintah AS Ancam Ratusan Ribu Pekerja, Ekonomi Berisiko Terguncang
Satuan Tugas Mulai Selidiki Radiasi Cs-137 Yang Dikeluhkan Amerika, Mulai Dari Cengkeh Lalu ke Udang
Anggaran Tidak Disetujui, Operasional Pemerintah Amerika Serikat Berhenti