Angkat Seni Tradisi Suku Dayak Kalimantan Tengah, Pertunjukan Bawi Lamus Siap Digelar

Bawi Lamus menunjukan sisi seni dan budaya Kalimantan Tengah. (Foto: MP/Raden Yusuf Nayamenggala)
INDONESIA adalah negara yang sangat kaya seni dan budaya. Tak terkecuali dengan pulau Kalimantan yang dikenal menyimpan kekayaan sumber daya alam dan tradisi, dan budaya yang tentunya patut dijaga serta dilestarikan.
Terinspirasi akan pesona alam Kalimantan tengah yang sangat menakjubkan dengan simbol-simbol luhur seni Dayak yang agung, lahir sebuah karya pertunjukan Bawi Lamus yang akan dipentaskan di Gedung Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki pada tangga 13-14 Oktober 2018.
Singkat cerita Bawi Lamus merupakan sebuah pertunjukan seni dan tradisi Suku Dayak Ngaju dan Suku Dayak Manyan dari Kalimantan Tengah. Pertunjukan ini akan berkolaborasi dengan musik orkestra racikan komposer ternama tanah air, Erwin Gutawa dan tata pertunjukan yang dikemas secara modern.
Dalam bahasa Dayak, Bawi Lamus berarti wanita cantik, anggun dan pemberani. Energi yang dipancarakan oleh sosok Istimewa Bawi Lamus diharapkan menjaga kelestarian lingkungan alam serta menata hubungan harmonis antara manusia dengan tetap berserah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pementas Bawei Lamus sendiri berawal dari Putra daerah Kalimantan Tengah, Dr. A. Teras Narang, SH, Gubernur Kalimantan Tengah periode 2005-2015, yang berkeinginan kuat mengangkat seni tradisi Suku Dayak Kalimantan Tengah.
Gayung bersambut, ide itu pun direspon positif oleh penulis naskah teater Bawei Lamus, Paquita Widjaja Rustandi. Kemistisan alam, kebijakan budaya, keunikan sejarah dan keindahan manusia Kalimantan berhasil meniupkan pesona inspirasi seni bagi Paquita.
Pertunjukan Bawi Lamus pun Menjadinarasi yang bercerita tentang kondisi Kalimantan, bukan hanya tentang keindahan tapi tentang cita-cita masa depannya.
"Ini adalah pertunjukan multietnik yang tetap mengangkat empat tema utamanya alam, manusia sejarah dan harapan. Itulah yang menjadi pilar pertunjukan Bawi Lamus ini," tutur Paquita.
Sementara itu Jay Subyakto selaku artistik dari Bawi Lamus menuturkan tentang visi misi dari pementasan tentang tradisi Suku Dayak Kalimantan tengah ini, yaitu berdasarkan masalah-masalah yang ada di dunia.
"Mungkin buat saya banyak orang yang ngira ini pertunjukannya seperti apa? Ini adalah pertunjukan. Seni budaya Kalimantan Tengah terutama Dayak. Misinya ada masalah global lingkungan kebudayaan dan masalah yang terjadi di dunia seperti global warming dan pembakaran hutan. Kita tahu Kalimantan salah satu hutan yang kaya akan flora dan fauna yang terkenal di dunia. Buat saya kebudayaan dan seni bisa maju jika kita punya lingkungan yang sehat," tambah Jay.

Menurut Teras Narang selaku eksekutif produser, Bawi Lamus, "Jika hal ini sangat positif, karena dapat mengangkat kembali budaya-budaya tanah air. Seni dan bidaya merupakan aset dari bangsa, Kalimantan Tengah pada khususnya dan Kalimantan pada umumnya. Punya potensi dalam bidang seni dan budaya. Saya lihat masih ada yang perlu diangkat ke permukaan, untuk mengangkatnya tentu tak cukup orang-orang di Kalimantan saja tapi juga orang-orang yang peduli serta memahami seni dan budaya."
Pementasan Bawei Lamus merupakan buah karya dari beberapa nama besar yang terlibat di dalamnya. Seperti Jay Subyakto (Artistik), Erwin Gutawa (Musik), Paquita Widjaja Rustandi (Naska & Kostum), Sophia Latjuba (Bintang Tamu), Lea Simanjuntak (Bintang Tamu), Inet Leimena (Sutdara), Edhi Wiluyo & Siko Setyanto (Koreografer), Durga (Seniman Tato), Taba Sanchabakhtiar (Visual), Alfina Teras Narang & LEo Rustadi (Eksekutif Produser) dan Frida Tumakaka (Produser).
Untuk tiketnya dibanderol mulai dari harga Rp300.000 hingga Rp2.500.000 untuk kelas Silver hingga Diamond. Sementara itu tiketnya kamu bisa dapatkan di bawilamus.com. (ryn)
Baca juga yuk artikel menarik yang lainnya Synchronize Fest 2018 Akan Hadirkan 118 Musisi Lintas Genre
Bagikan
Berita Terkait
Solo International Performing Arts 2025 Diramaikan 9 Negara, Perkuat Posisi sebagai Kota Budaya Dunia

Mengenang Pramoedya Ananta Toer lewat 'Bunga Penutup Abad'
Mengintip Sesi Latihan Jelang Pementasan Teater Bertajuk Bunga Penutup Abad

Jelang Pertunjukan Teater Bertajuk Bunga Penutup Abad di Jakarta

Teater Koma Bawa Karakter Punokawan Melintasi Ruang dan Zaman dalam Pertunjukan 'Mencari Semar'

Jelang Pementasan Teater Mencari Semar Angkat Cerita Tradisi Punakawan yang Futuristik

Warga Bakal Disuguhi Pertunjukan Kolosal Saat Malam Puncak Perayaan HUT ke-498 Jakarta

Gaungkan Kreativitas Seni Pertunjukan, Logo Indonesia Kaya Lebih Filosofis

Indonesia Kaya Tampil dengan Wajah Baru, Siap Jadi Platform Pioner Lestarikan Seni Pertunjukan Tanah Air yang Lebih Progresif dan Relevan

Polda Kalteng Bakal Tindak Tegas Oknum Polisi yang Terlibat Narkoba
