Angka Kematian Pasien COVID-19 di Shanghai Meningkat


Warga berada di jalan menunggu untuk melakukan uji asam nukleat selama penguncian di tengah pandemi virus corona (COVID-19), di Shanghai, China, Minggu (17/4/2022). REUTERS/Aly Song/RWA/djo (REUTERS/A
MerahPutih.com - Kondisi COVID-19 di Tiongkok, terutama Shanghai dan Ibu Kota Beijing, terus bertambah. Tercatat, terdapat tambahan 1.401 kasus positif dan 19.657 kasus tanpa gejala serta angka kematian mencapai angka 87 di Shanghai.
Otoritas setempat melaporkan, usia rata-rata kematian 81,1 tahun, namun pasien meninggal yang tertua berusia 101 tahun. Saat ini, Kota terkaya di Tiongkok itu sedang menghadapi lonjakan kasus terparah, bahkan lebih parah daripada yang terjadi di Wuhan pada awal 2020.
Baca Juga:
Kasus COVID-19 Nasional Bertambah 382, Jakarta Paling Banyak
Pada Jumat (22/4), Shanghai melaporkan 2.736 kasus positif baru dan 20.634 kasus tanpa gejala. Padahal sehari sebelumnya, hanya ada 1.931 kasus baru dan 15.698 kasus tanpa gejala.
Kasus baru tersebut kebanyakan ditemukan di kawasan tertutup, terkontrol, dan terisolasi, demikian diungkapkan otoritas kesehatan Shanghai. Faktor utama penyebab peningkatan kasus COVID-19 adalah kamar yang kecil dan dapur bersama di beberapa area permukiman lama warga.
Klaster COVID-19 lainnya ada di lokasi proyek pembangunan dan tempat hiburan di kota setingkat provinsi yang berpenduduk 25 juta jiwa itu. Sejak pertengahan Maret tahun ini, Shanghai memberlakukan penguncian wilayah secara parsial.
Direktur Shanghai Shenkang Hospital Development Center, Wanng Xingpeng memaparkan, semua kasus kematian memiliki riwayat penyakit bawaan, seperti tumor ganas, liver, diabetes, dan uremia. Hanya lima pasien yang meninggal yang telah mendapatkan vaksin.

Sementara itu, sejak Jumat hingga Minggu di Beijing terdapat 41 kasus dan seperempat dari kasus positif tersebut berusia 60 tahun. Beijing telah menggencarkan tes PCR secara massal. Bahkan di Distrik Chaoyang yang ditemukan 10 kasus dari satu sekolahan telah menggelar tes PCR massal yang menyasar 3,5 juta warga.
Pada Minggu dilaporkan beberapa pusat perbelanjaan dan pasar di wilayah Ibu Kota itu diserbu warga untuk memborong berbagai kebutuhan pokok sebagai persiapan jikalau ada penguncian wilayah.
Dikutip Antara, beberapa petugas medis dan aparat keamanan telah disebar ke berbagai kawasan permukiman untuk mengawasi pergerakan masyarakat. (*)
Baca Juga:
Penambahan Kasus Harian COVID-19 Ratusan, Pemudik Diminta Tetap Waspada
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Prabowo Perintahkan Menteri Gerak Cepat Lakukan Hilirisasi, Kerjasama Dengan China

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif
