Angka Kematian COVID-19 Omicron Diprediksi Tak Semenakutkan Varian Delta


Tangkapan layar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. ANTARA/Suci Nurhaliza
MerahPutih.com - Lonjakan kasus COVID-19 Omicron yang terjadi belakangan ini diprediksi tak akan banyak memakan korban jiwa.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meyakini, puncak jumlah kematian akibat lonjakan kasus harian COVID-19 varian Omicron tidak akan mencapai seribu kasus dan tak sebanyak saat periode kenaikan kasus varian Delta.
Ia menjelaskan, kasus Omicron di Indonesia telah mencapai puncaknya pada pada 12 Februari 2022 dengan 56 ribu kasus.
Baca Juga:
Kasus Omicron Naik, Jabar Sudah Siapkan 14 Lokasi Karantina
Menurutnya, puncak kasus kematian terjadi 2 minggu setelah puncak kasus positif.
Dua minggu setelah puncak kasus harian, akan terjadi puncak kasus kematian.
Sebagai contoh saat periode kenaikan kasus COVID-19 varian Delta, puncak kasus tercatat 15 Juli 2021 sebanyak 56 ribu, sedangkan puncak kematian terjadi pada 27 Juli sebanyak 2.069.
"Sekarang puncaknya Omicron kita sudah dapat 55 ribu, yang meninggal 111," kata Budi Gunadi dalam keterangan pers PPKM daring, Senin (14/2).
Budi tak menampik akan ada kemungkinan tingkat kasus kematian akibat varian Omicron akan naik. Dia meyakini, peningkatannya tidak akan mencapai seribu kasus.
"Belajar dari biasanya, kematian itu lagging 2 minggu. Tapi saya rasa tidak akan lebih dari 111, even sampai 500 atau seribu itu enggak mungkin. Apalagi mencapai 2.069 kematian per hari seperti pada saat puncak Delta," kata Budi.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memproyeksikan kasus COVID-19 varian Omicron di luar Jawa-Bali akan meningkat dalam 2-3 minggu ke depan.
Pasalnya, peningkatan kasus di luar Jawa-Bali terjadi lebih lambat dibandingkan wilayah Jawa-Bali yang saat ini tengah mengalami peningkatan kasus.
Kasus di luar Jawa-Bali relatif masih rendah, yaitu 13,9 persen dari kasus nasional. Namun sejak 24 Januari 2022, sudah mulai terjadi lonjakan.
"Kami akan monitor 2-3 minggu ke depan yang kemungkinan angkanya akan meningkat lagi karena biasanya luar Jawa-Bali lebih lambat dari Pulau Jawa-Bali,” kata Airlangga.
Baca Juga:
Tidak Perlu Panik Akibat Omicron, Luhut Minta Warga Tetap Jalan-jalan
Airlangga menambahkan, untuk kasus harian dan jumlah perawatan di rumah sakit, terjadi peningkatan di 10 provinsi yang terdiri dari 15 kabupaten/kota di luar Jawa-Bali.
Namun, perawatan di rumah sakit lebih rendah dan dalam situasi terkendali dibandingkan saat kasus Delta pada pertengahan 2021.
Bed occupancy rate (BOR) seluruh provinsi di luar Jawa-Bali kurang dari 20 persen. Kecuali Sumatera Selatan 30 persen, Papua Barat 25 persen, Kalimantan Selatan 23 persen, Sulawesi Utara 23 persen, dan Bengkulu 21 persen.
Isolasi terpusat (isoter), menurut Airlangga, saat ini kondisinya masih terkendali di level 2,88 persen.
Pemerintah daerah juga telah diminta mempersiapkan isoter antara 69 ribu hingga 91 ribu tempat tidur sebagai langkah mitigasi kenaikan kasus Omicron di luar Jawa-Bali.
Sebagai langkah persiapan untuk menghadapi kenaikan Omicron dalam 2-3 minggu ke depan, PPKM di luar Jawa-Bali akan kembali diberlakukan mulai 15-28 Februari 2021.
Dari 386 kabupaten/kota di luar Jawa-Bali, jumlah kabupaten/kota yang menerapkan PPKM level satu turun dari 164 menjadi 63 kabupaten/kota, PPKM level dua turun dari 208 menjadi 205 kabupaten/kota, sedangkan PPKM level tiga meningkat dari 14 menjadi 118 kabupaten/kota. (Knu)
Baca Juga:
Jenis Batuk Ini Jadi Tanda Varian Omicron pada Anak
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif

Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
