Headline

Amerika Serikat Jual Penangkal Rudal Balistik Seharga Rp 1,8 Triliun ke Jepang

Eddy FloEddy Flo - Rabu, 10 Januari 2018
Amerika Serikat Jual Penangkal Rudal Balistik Seharga Rp 1,8 Triliun ke Jepang

Interseptor Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) diluncurkan Badan Pertahanan Rudal AS.(ANTARA FOTO/U.S. Department of Defense, Missile Defense Agency/Handout via REUTERS)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.Com - Amerika Serikat mengantisipasi serangan Korea Utara terhadap sekutu nya Jepang degan menjual senjata penangkal rudal balistik. Penjualan peluru kendali balistik ke Jepang sudah disetujui otoritas Amerika Serikat.

Pejabat Kementerian Luar Negeri AS pada Selasa (9/1) menyatakan tujuan penjualan penangkal rudal balistik supaya Jepang bisa mempertahankan diri ancaman nuklir dan peluru kendali Korea Utara.

Menariknya, kesepakatan penjualan penangkal rudal balistik kepada Jepang itu berlangsung saat Korea Selatan dan Korea Utara sedang melakukan pembicaraan untuk pertama kalinya dalam dua tahun terakhir ini.

Persetujuan peenjualan senjata penangkal itu menyusul peluncuran peluru kendali Korea Utara, yang memuncak dalam setahun belakangan, beberapa di antaranya bahkan memasuki wilayah Jepang, serta uji nuklir keenam dan paling kuat. Tindakan itu mendorong upaya pimpinan AS untuk menguatkan sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang oleh Pyongyang disebut tindakan perang.

Kementerian Luar Negeri AS pada Selasa meminta Kongres menyetujui penjualan peluru kendali senilai sekitar Rp 1,8 triliun, yang terdiri atas empat peluru kendali dan perangkat keras lain, yang dapat diluncurkan dari kapal perusak di laut atau dari sarana darat.

Penjualan penangkal peluru kendali balistik itu sebagaimana dilansir Antara Rabu (10/1), dilaksanakan Raytheon Co dan BAE Systems, mengikuti komitmen Presiden Trump untuk memberikan kemampuan pertahanan tambahan kepada sekutu-sekutu perjanjian yang terancam oleh perilaku provokatif Korea Utara, sebagaimana kata pejabat tersebut.

Jepang pada bulan Desember secara resmi memutuskan bahwa pihaknya akan memperluas pranata pertahanan rudal balistiknya dengan stasiun radar "Aegis" berbasis di darat dan rudal pencegat buatan AS.

Proposal untuk membangun dua baterai "Aegis Ashore" tanpa rudal kemungkinan akan menghabiskan biaya setidaknya Rp 27 triliun dan kemungkinan belum bisa beroperasi sampai 2023 paling awal, begitu keterangan nara sumber yang mengetahui rencana tersebut kepada Reuters pada bulan Desember.

Menteri Pertahanan AS James Mattis dan Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera dalam pembicaraan melalui sambungan telepon pada Senin mengecam perilaku Korea Utara, yang sembrono dan tidak sah, demikian pernyataan resmi Pentagon.(*)

#Amerika Serikat #Serangan Rudal #Korea Utara
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Dunia
Gedung Putih Klaim PM Jepang Sanae Takaichi Janji Menominasikan Presiden AS Donald Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian
Setidaknya ada tiga hal penting yang didapat Trump sebagai oleh-oleh: pujian, kesepakatan investasi, dan janji dukungan untuk nominasi Hadiah Nobel Perdamaian.
Dwi Astarini - Rabu, 29 Oktober 2025
Gedung Putih Klaim PM Jepang Sanae Takaichi Janji Menominasikan Presiden AS Donald Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian
Indonesia
Indonesia Belum Tertarik Beli Rudal BrahMos India
rudal BrahMos telah digunakan untuk operasi berbagai, baik ground-to-ground, ground-to-sea, ataupun air-to-ground.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 28 Oktober 2025
Indonesia Belum Tertarik Beli Rudal BrahMos India
Dunia
Media Besar AS Tolak Pembatasan Pers, Ramai-Ramai Say Good Bye ke Pentagon
Menteri Pertahanan Pete Hegseth menanggapi gelombang penolakan dari berbagai media dengan mengunggah emoji tangan melambai di platform X, isyarat perpisahan yang dianggap sinis.
Dwi Astarini - Jumat, 17 Oktober 2025
 Media Besar AS Tolak Pembatasan Pers, Ramai-Ramai Say Good Bye ke Pentagon
Indonesia
Perang Dagang AS-China, Menkeu: Biar Aja Mereka Berantem, Kita Untung
Presiden AS Donald Trump baru saja menetapkan tarif impor sebesar 100 persen terhadap produk asal China mulai 1 November 2025
Wisnu Cipto - Senin, 13 Oktober 2025
Perang Dagang AS-China, Menkeu: Biar Aja Mereka Berantem, Kita Untung
Dunia
Helikopter Jatuh di Pantai California, 5 Orang Terluka Termasuk Pejalan Kaki
Helikopter jatuh di kawasan Huntington Beach, California, Amerika Serikat, pada Sabtu sore (11/10) waktu setempat saat berlangsungnya acara tahunan Cars ‘N Copters on the Coast.
Wisnu Cipto - Minggu, 12 Oktober 2025
Helikopter Jatuh di Pantai California, 5 Orang Terluka Termasuk Pejalan Kaki
Dunia
Shutdown Pemerintah AS Ancam Ratusan Ribu Pekerja, Ekonomi Berisiko Terguncang
Banyak layanan publik dari pendidikan hingga lingkungan terganggu, tapi agenda deportasi disebut tetap berjalan penuh.
Dwi Astarini - Jumat, 03 Oktober 2025
Shutdown Pemerintah AS Ancam Ratusan Ribu Pekerja, Ekonomi Berisiko Terguncang
Indonesia
Satuan Tugas Mulai Selidiki Radiasi Cs-137 Yang Dikeluhkan Amerika, Mulai Dari Cengkeh Lalu ke Udang
Satgas Cesium 137 baru menerima laporan dari Pemerintah Amerika Serikat (AS) terkait dengan temuan komoditas cengkeh yang mengandung zat radioaktif.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 03 Oktober 2025
Satuan Tugas Mulai Selidiki Radiasi Cs-137  Yang Dikeluhkan Amerika, Mulai Dari Cengkeh Lalu ke Udang
Dunia
Anggaran Tidak Disetujui, Operasional Pemerintah Amerika Serikat Berhenti
Melalui pemungutan suara 55-45, Senat gagal meloloskan RUU yang diajukan Partai Republik, dengan hanya dua senator Demokrat yang mendukungnya.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 01 Oktober 2025
Anggaran Tidak Disetujui, Operasional Pemerintah Amerika Serikat Berhenti
Indonesia
Pemerintah AS Bakal Shutdown, Rupiah Diproyeksi Menguat
Trump menyalahkan Demokrat atas penutupan tersebut karena kebuntuan negosiasi pendanaan sementara di Kongres.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 29 September 2025
Pemerintah AS Bakal Shutdown, Rupiah Diproyeksi Menguat
Dunia
Presiden Amerika Serikat Dongkol karena Eskalator Macet, PBB Sebut Juru Kamera Trump Biang Keroknya
Pihak PBB menyebut eskalator berhenti karena mekanisme keamanan yang mungkin terpicu oleh juru kamera Trump.
Dwi Astarini - Jumat, 26 September 2025
 Presiden Amerika Serikat Dongkol karena Eskalator Macet, PBB Sebut Juru Kamera Trump Biang Keroknya
Bagikan