Amerika Hadapi Fenomena Kehancuran Retail, Bagaimana dengan Indonesia?


Pada perkembangan saat ini penjualan daring kian berkembang. (Foto: Pixabay/Mediamodifier)
ERA digital telah membawa perubahan baru bagi situasi ekonomi dunia saat ini. Ekonomi digital mengambilalih ekonomi konvensional dan mengganggu sistem ekonomi konvensional yang kita kenal selama ini.
Dengan online system korbannya banyak termasuk perusahaan perusahaan besar dalam bidang retail. Di Amerika saat ini sedang terjadi fenomena retail apocalypse. Kehancuran perusahaan retail ini dimulai sejak kehadiran Amazon. Servis yang serba cepat dan sangat memuaskan yang ditawarkan oleh platform online jauh berbeda dengan retail. Alhasil sejumlah retail raksasa seperti toko mainan Toys R Us dan toko buku Borders harus gulung tikar.
Baca Juga:

Bagaimana dengan nasib Indonesia?
Tak berbeda jauh dengan Amerika, sejumlah retail yang dulu berjaya kini mulai collaps. Beberapa justru sudah melambaikan bendera putih. Mereka kalah bersaing dengan deretan start up raksasa Indonesia yang kini bergelar Unicorn.
"Deretan start up yang sudah menjadi Unicorn seperti Tokopedia, Gojek, Bukalapak, Traveloka telah menghadirkan sebuah perubahan. Ada yang merasa tersisih dan tidak suka dengan kompetisi ini tetapi inilah yang harus kita hadapi ke depan," tutur Agus Harimurti Yudhoyono ditemui di acara Studium Generale 2019 Euro Management, Perpustakaan Nasional.
Menurut Agus, kemunculan ekonomi digital tak selalu dipandang dengan negatif. Ekonomi digital juga menghadirkan peluang lain terutama terbukanya lapangan pekerjaan yang luas. "Lapangan pekerjaan ini utamanya bagi mereka yang memiliki kreativitas tinggi," jelasnya.

Kreativitas menjadi satu kata kunci jika ingin bertahan di kerasnya persaingan ekonomi digital. "Sebuah riset membuktikan bahwa jenis pekerjaan yang rutin akan sangat tergantikan oleh mesin, algoritma, AI, dan lain-lain. Sedangkan pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan kreativitas dan inovasi menjadi semakin dibutuhkan," ungkapnya.
"Tidak perlu khawatir. Setiap pekerjaan akan menghasilkan peluang untuk lapangan pekerjaan yang baru. Pertanyaannya adalah apakah kita bisa beradaptasi dan mampu memiliki keterampilan yang dibutuhkan," tukasnya. (avia)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
IdEA Beri Peringatan Keras Soal Fenomena 'Rojali' dan 'Rohana' yang Bikin Transaksi Turun Drastis

'Rojali' dan 'Rohana' Mulai Menghantui E-commerce Indonesia, Transaksi Makin Ramai Tapi Nilai Belanja Menurun Drastis

Menko Airlangga Bantah Penurunan Daya Beli, Klaim Belanja Online Terus Naik

Ingat Ya! Pedagang Online Omzet di Atas Rp 500 Juta Wajib Bayar, Anggota DPR Mendukungnya

Semua Dipajakin! Sri Mulyani Resmi Pungut Pajak dari Toko Online

Menteri UMKM Isyaratkan Pajak E-commerce Masih Jauh Panggang dari Api

Robot yang Dipamerkan Polri Dijual Bebas di E-Commerce, Segini Harganya

Pedagang E-Commerce Dipungut Pajak, DJP Berdalih demi Alasan Keadilan dengan Penjual Offline

Aturan Baru Ongkos Kirim E-commerce: Promo Gratis Dibatasi Demi Persaingan yang Adil

Perempuan Indonesia Makin Berdaya di Era Digital, Jumlah Partisipasi di Lokapasar Meningkat Signifikan
