Amerika Cemburu dengan Hubungan Mesra China dan Negara Amerika Latin


Menteri Luar Negeri China Wang Yi (tengah) dan Menteri Luar Negeri Pakistan Khawaja Asif (ANTARA FOTO/REUTERS)
MerahPutih.Com - Amerika Serikat semakin terasing dengan negara-negara Amerika Latin. Semenjak kebijakan imigrasi Pemerintahan Trump diterapkan, sejumlah negara Amerika Latin lebih memilihi China sebagai mitra strategis mereka.
Kemesraan hubungan China dengan negara-negara Amerika Latin membuat Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson mengeluarkan peringatan kepada beberapa negara Amerika Latin untuk tidak terlalu mengandalkan hubungan khususnya dalam bidang ekonomi dengan China.
Sontak saja, peringatan Tillerson tersebut langsung mendapat tanggapan dari China. Beijing menuduh Amerika Serikat tidak menghormati Amerika Latin.
Dalam sebuah pidato menjelang kunjungannya ke Meksiko, Argentina, Peru, Kolombia dan Jamaika, Tillerson mengatakan bahwa China mendapat pijakan di Amerika Latin, menggunakan undang-undang ekonomi untuk menarik wilayah tersebut ke dalam pengaruhnya.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Jumat malam menanggapi Tillerson, Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa kerja sama antara China dan Amerika Latin didasarkan pada kepentingan bersama dan kebutuhan bersama.
"Apa yang Amerika Serikat katakan sepenuhnya bertentangan dengan kebenaran dan tidak menghormati sejumlah besar negara di kawasan Amerika Latin," kata kementerian tersebut sebagaimana dilansir Antara dari Xinhua, Sabtu (3/2).
Kerja sama antara China dan negara-negara Amerika Latin didasarkan pada kesetaraan, timbal balik, keterbukaan dan inklusivitas, tambahnya.
"China adalah pembeli internasional utama komoditas massal Amerika Latin, dan mengimpor lebih banyak produk bernilai tambah dan pertanian dari kawasan ini," kata kementerian tersebut.
Investasi dan kerja sama finansial China dengan negara-negara Amerika Latin sesuai dengan peraturan komersial dan peraturan perundang-undangan setempat, tambahnya.
"Perkembangan hubungan China-Amerika Latin tidak menargetkan atau menolak pihak ketiga manapun, juga tidak mempengaruhi kepentingan pihak ketiga di Amerika Latin," kata Wang Yi.
"Kami berharap bahwa negara-negara yang relevan meninggalkan konsep usang dari permainan 'zero-sum' dan melihat perkembangan hubungan China-Amerika Latin dengan cara yang terbuka dan inklusif." Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengunjungi Chili bulan lalu untuk menghadiri sebuah konferensi tingkat tinggi dengan negara-negara Amerika Latin dan Karibia, di mana dia mengundang mereka untuk bergabung dengan program infrastruktur Sabuk dan Jalan China yang luar biasa.
Secara terpisah diplomat ekonomi senior AS David Malpass, pada Jumat menuduh China memungkinkan pemerintahan yang buruk di Venezuela dengan menopang pemerintahan sosialis Presiden Nicolas Maduro melalui investasi pinjaman minyak yang suram.(*)
Bagikan
Berita Terkait
Hakim Batalkan Kebijkan Pemotongan Dana untuk Harvard oleh Donald Trump, Pemerintah akan Ajukan Banding

Kesehatan Presiden AS Donald Trump Jadi Bola Panas di Media Sosial, Tetap Menyebar meski sudah Dibantah

Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Prabowo Akan Pidato di Sidang Umum PBB Setelah Jokowi 10 Tahun Absen

Dubes RI Harus Tarik Investor ‘Kelas Kakap’ hingga Perluas Akses Pasar di Amerika Serikat, DPR: Intinya Harus Menguntungkan Indonesia

Lama Vakum, Ini PR-PR Dubes RI untuk AS dan PBB Versi Menlu Sugiono

Ini Yang Akan Dibahas Dalam Pertemuan Trump dan Putin di Alaska

Meksiko Kirim 26 Tokoh Kartel Narkoba ke AS, Ada Deal dengan Trump

UFC akan Gelar Pertarungan Perdana di Gedung Putih, Rayakan 250 Tahun AS
