Alur Cerita Pementasan Teater 'Sang Kembang Bale'

Ariel Tatum akan bermain di teater 'Sang Kembang Bale'. (Foto: dok/Indonesia Kaya)
MerahPutih.com - Titimangsa kembali dengan produksinya ke-79 dalam teater bertajuk ‘Sang Kembang Bale (Nyanyian yang Kutitipkan pada Angin). Pementasan yang terinspirasi dari kesenian Ronggeng Gunung ini, merupakan sebuah sajian seni pertunjukan klasik dari daerah Jawa Barat.
“Kami percaya bahwa produksi Sang Kembang Bale ini tidak hanya akan menghidupkan kembali tradisi yang hampir punah, tetapi juga akan memberikan pengalaman budaya yang mendalam dan inspiratif bagi semua penikmat seni,” ucap Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation Renitasari Adrian lewat keterangan tertulisnya.
Baca juga:
Cap Negatif Penari Ronggeng dari Kolonialis
Pertunjukan yang akan dipentaskan di area terbuka di kota Bandung ini menyuguhkan kidung, tari, dan drama Ronggeng Gunung. Terdiri dari satu orang pemain yang diperankan oleh Ariel Tatum, diiringi empat penari, dan tiga orang pemusik yang menghidupkan kembali nilai-nilai budaya adiluhung Ronggeng Gunung.
View this post on Instagram
Baca juga:
Pentas Teater 'Sang Kembang Bale' Segera di Gelar
Sang Kembang Bale berkisah tentang kehidupan seorang ronggeng (Kembang Bale) di Panyutran, sebuah kampung di Padaherang. Seorang Kembang Bale terlahir dari perih kehidupan masa kecilnya.
Memasuki masa remaja ia terpilih oleh para ronggeng gunung sepuh untuk menjadi penerus sebagai ronggeng sejati. Kemiskinan yang mendorongnya untuk memasuki dunia ronggeng. Tapi dunia yang dimasukinya itu semakin hari semakin menariknya untuk lebih dalam memaknai bagaimana semestinya sikap seorang ronggeng (kembang bale).
Dalam monolog ini segala kegelisahan, konflik batin, ketakutan, keinginan, dan harapan sang Kembang Bale akan ditampilkan bersama dengan tembang-tembang ronggeng gunung.
Baca juga:
Jelang Pementasan Seni Ronggeng Gunung Bertajuk Sang Kembang Bale
Nantinya, para penonton akan melihat bagaimana sang ronggeng juga adalah manusia, yang seringkali meragu. Namun, ia berusaha lurus dalam pilihannya menjadi perempuan terpilih yang dicintai sekaligus disegani di masyarakatnya. (far)
Bagikan
Berita Terkait
Imbas Demo Ricuh di Solo, Pemkot Batasi Semua Gelaran Event hingga 22.00 WIB

Mengenang Pramoedya Ananta Toer lewat 'Bunga Penutup Abad'
Pramono Sebut Jakarta Harus Punya Lembaga Adat Betawi, Jadi Identitas Kuat sebagai Kota Global

Mengintip Sesi Latihan Jelang Pementasan Teater Bertajuk Bunga Penutup Abad

Jelang Pertunjukan Teater Bertajuk Bunga Penutup Abad di Jakarta

Teater Koma Bawa Karakter Punokawan Melintasi Ruang dan Zaman dalam Pertunjukan 'Mencari Semar'

Jelang Pementasan Teater Mencari Semar Angkat Cerita Tradisi Punakawan yang Futuristik

Keberagaman budaya Indonesia Masih Jadi Magnet Bagi Wisatawan Mancanegara

Genre Imajinasi Nusantara, Lukisan Denny JA yang Terlahir dari Budaya Lokal hingga AI

Menbud Pastikan Pacu Jalur yang Kini Viral Sudah Lama Masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda Nasional
