Alternatif Kemasan Makanan Selain Plastik

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Rabu, 16 Agustus 2023
Alternatif Kemasan Makanan Selain Plastik

Kemasan berkelanjutan harus dirancang dengan memperhatikan siklus hidup produk dan bahan baku yang digunakan. (Foto: Freepik/Freepik)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

TAHUKAH kamu, sekitar 60% dari semua plastik yang diproduksi di seluruh dunia digunakan untuk kemasan makanan? Menurut sebuah perhitungan pada 2015, dari 380 juta metrik ton plastik yang diproduksi, 228 juta metrik ton adalah kemasan makanan.

Akibat dampak lingkungan dan kesehatan manusia dari kemasan plastik yang tidak dapat terurai, banyak orang berjuang untuk secara drastis mengurangi produksi plastik dan meningkatkan daur ulang serta mempromosikan pengemasan makanan yang lebih berkelanjutan.

Mengutip dari Healthline, muncul kekhawatiran khusus seputar plastik seperti akumulasi mereka di lautan dan tempat pembuangan sampah, generasi mikro, dan nanoplastik.

Kekhawatiran lain terkait paparan manusia terhadap racun ketika bahan kimia dalam kemasan makanan berpindah ke makanan. Semua menjadi alasan mengapa kemasan makanan berkelanjutan itu sangat penting.

Pengemasan makanan ramah lingkungan ini sering menggunakan bioplastik berkelanjutan dan ekstrak nabati. Biasanya dibuat dari gandum, kayu, dan bambu, yang dapat terurai secara hayati, dapat digunakan kembali dan bebas bahan kimia berbahaya.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pergerakan bahan kimia ke dalam makanan dan tubuh jauh lebih rendah dengan kemasan ramah lingkungan dibandingkan dengan plastik.

Kemasan berkelanjutan adalah konsep yang penting dalam menjaga lingkungan hidup dan mengurangi dampak negatif pembungkusan terhadap alam. Kemasan berkelanjutan harus dirancang dengan memperhatikan siklus hidup produk dan bahan baku yang digunakan.

Selain itu, kemasan juga harus mudah didaur ulang atau dapat terurai dengan mudah dalam lingkungan. Berikut adalah 5 pilihan kemasan makanan ramah lingkungan yang lebih baik untuk planet ini dan kesehatanmu.

Baca juga:

Prancis akan Larang Kemasan Plastik untuk Buah dan Sayuran

bambu
Wadah makanan yang terbuat dari bambu atau serat tanaman lainnya kurang tahan lama namun dapat terurai secara hayati. (Foto: Freepik/Pvproduction)


1. Wadah Kaca


Kaca memiliki banyak kegunaan dan manfaat untuk kehidupan sehari-hari. Ini adalah bahan yang dapat digunakan kembali, dapat didaur ulang, dan tahan lama yang juga mudah dibersihkan dan digunakan sebagai kemasan makanan yang dapat diangkut.

Kecuali rusak, wadah ini memiliki masa pakai 3,5 kali lipat dari plastik dan dapat didaur ulang saat dibuang, mengurangi dampak negatif plastik terhadap lingkungan.


2. Baja Tahan Karat


Baja tahan karat food grade tahan lama, bebas karat, dan tahan panas, menjadikannya pilihan yang aman untuk penyimpanan makanan. Ini juga dapat digunakan kembali dan didaur ulang.


3. Bambu


Bambu dapat terurai secara hayati dan memiliki banyak sifat yang diinginkan untuk kemasan makanan karena tahan lama dan tahan panas. Perlu diingat bahwa wadah makanan yang terbuat dari bambu atau serat tanaman lainnya kurang tahan lama dibandingkan kaca atau baja tahan karat dan lebih mudah aus.

Baca juga:

Sulit Didaur Ulang, Hindari Penggunaan Kemasan Plastik Jenis Ini!

kemasan makanan
Menurut FDA gelatin umumnya diakui sebagai aman (GRAS) sebagai bahan tambahan makanan. (Foto: Dok. Shoppee)


4. Sekam Padi


Sekam padi adalah produk sampingan dari pertanian padi yang berbiaya rendah, terbarukan, dan dapat terurai secara hayati. Dalam sebuah penelitian, sekam padi terbukti memiliki sifat bio-adsorben, yang berarti menyerap polutan dari lingkungan sekitarnya.

Produk yang terbuat dari senyawa ini termasuk kotak makan siang yang dapat ditutup dan mangkuk saji yang tahan pecah.

5. Gelatin Film


Film gelatin menjadi lebih populer untuk kemasan makanan karena sifatnya yang tidak beracun, biaya rendah, dan kapasitas pembentuk film yang andal. Menurut Food and Drug Administration (FDA), gelatin umumnya diakui sebagai aman (GRAS) sebagai bahan tambahan makanan.

Film gelatin diisi dengan selulosa antimikroba yang menghambat pertumbuhan patogen umum yang menyebabkan penyakit bawaan makanan, termasuk Staphylococcus aureus dan E. coli.

Untuk mencapai kemasan berkelanjutan, perlu adanya dukungan dari masyarakat, pemerintah, dan industri untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan menggantinya dengan bahan kemasan yang ramah lingkungan.

Selain itu, edukasi tentang pentingnya pengurangan sampah dan pengelolaan sampah yang baik juga sangat penting.

Kemasan berkelanjutan bukan hanya kebutuhan kita saat ini, tetapi juga akan memberikan manfaat yang besar bagi masa depan planet ini. (dgs)

Baca juga:

Pelepah Pinang Jadi Alternatif Baru Kemasan Makanan

#Ramah Lingkungan #Bahaya Plastik #Sampah Plastik
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Kuliner
Gerakan ’SAPU PLASTIK’ Kumpulkan 2,5 Ton Limbah, Beri Apresiasi Pelanggan dengan Diskon 20 Persen
Gerakan yang memiliki arti ‘berSAma kumPUlkan PLASTIK’ ini diluncurkan sejak 2022 sebagai perwujudan komitmen untuk program keberlanjutan.
Dwi Astarini - Selasa, 12 Agustus 2025
 Gerakan ’SAPU PLASTIK’ Kumpulkan 2,5 Ton Limbah, Beri Apresiasi Pelanggan dengan Diskon 20 Persen
Foto Essay
Menilik Koperasi Pemulung Berdaya Daur Ulang 120 Ton Sampah Botol Plastik Jadi Bernilai Ekonomis
Pekerja mengolah sampah botol plastik menjadi cacahan plastic sebagai bahan biji plastik di Koperasi Pemulung Berdaya atau Recycle Business Unit (RBU) Tangerang Selatan, Banten, Selasa (5/8/2025).
Didik Setiawan - Selasa, 05 Agustus 2025
Menilik Koperasi Pemulung Berdaya Daur Ulang 120 Ton Sampah Botol Plastik Jadi Bernilai Ekonomis
Indonesia
Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, Pemerintah Anugerahkan Kalpataru Lestari untuk Pejuang Hijau
Di Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, Kementerian Lingkungan Hidup memberikan penghargaan Kalpataru Lestari kepada 12 pejuang lingkungan dari berbagai daerah.
Hendaru Tri Hanggoro - Kamis, 05 Juni 2025
Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, Pemerintah Anugerahkan Kalpataru Lestari untuk Pejuang Hijau
Indonesia
KLH: Tidak Hanya Merusak Ekosistem, Sampah Plastik Turut Merongrong Ekonomi
Hal ini tidak lepas dari biaya pengelolaan sampah hingga kesehatan.
Frengky Aruan - Selasa, 03 Juni 2025
KLH: Tidak Hanya Merusak Ekosistem, Sampah Plastik Turut Merongrong Ekonomi
Fun
Belajar dari Kearifan Lokal, Merawat Bumi Lewat Cara yang Sudah Lama Kita Punya
Kearifan lokal berdampak pada pelestarian lingkungan.
Ikhsan Aryo Digdo - Senin, 24 Maret 2025
Belajar dari Kearifan Lokal, Merawat Bumi Lewat Cara yang Sudah Lama Kita Punya
Indonesia
Jerry Hermawan Lo Kunjungi Pembangkit Listrik Energi Hijau Pertama di Karimun
PLTS PT Karimun Power Plant bakal menjadi percontohan perusahaan listrik di Indonesia yang ramah lingkungan
Angga Yudha Pratama - Senin, 17 Maret 2025
Jerry Hermawan Lo Kunjungi Pembangkit Listrik Energi Hijau Pertama di Karimun
Indonesia
Benoa Bali Kantongi Predikat Pelabuhan Hijau
Penghargaan predikat pelabuhan hijau itu diserahkan Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan
Wisnu Cipto - Kamis, 27 Februari 2025
Benoa Bali Kantongi Predikat Pelabuhan Hijau
Fun
Tim D'BASE dari BINUS ASO Siap Bertanding di Shell Eco-marathon Asia-Pacific and the Middle East 2025
D’BASE telah berhasil melewati fase kedua seleksi Shell Eco-marathon.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 05 Februari 2025
Tim D'BASE dari BINUS ASO Siap Bertanding di Shell Eco-marathon Asia-Pacific and the Middle East 2025
Indonesia
10,3 Juta Penumpang Manfaatkan Face Recognition, KAI Kurangi Limbah Kertas
10,3 juta penumpang telah memanfaatkan Face Recognition. Dengan begitu, KAI sudah menghemat 24 ribu rol kertas tiket.
Soffi Amira - Sabtu, 11 Januari 2025
10,3 Juta Penumpang Manfaatkan Face Recognition, KAI Kurangi Limbah Kertas
Indonesia
Warga Jakarta Bakal Dibebaskan dari Retribusi Jika Pilah Sampah Secara Mandiri
Jadi masyarakat harus mau memilah sampahnya
Angga Yudha Pratama - Senin, 02 Desember 2024
Warga Jakarta Bakal Dibebaskan dari Retribusi Jika Pilah Sampah Secara Mandiri
Bagikan