Mikroplastik Hujani Jakarta, Pemprov DKI Sebut Sebagai 'Alarm' Lingkungan yang Perlu Segera Direspons

Ilustrasi (MP/Didik Setiawan)
Merahputih.com - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta akan segera menindaklanjuti temuan mikroplastik dalam air hujan di Jakarta berdasarkan hasil penelitian dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Selain mengintensifkan pengawasan pemanfaatan plastik, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana berkomunikasi dengan BRIN untuk mencari langkah inovatif dalam mengurangi dampak lingkungan.
Kepala DLH DKI Jakarta, Asep Kuswanto, menyatakan pihaknya kini memperkuat program pengendalian sampah plastik dari hulu hingga hilir, termasuk pemantauan kualitas udara dan air hujan secara terpadu.
“Kami memandang temuan BRIN ini sebagai alarm lingkungan yang perlu direspons cepat dan kolaboratif. Polusi plastik kini bukan hanya urusan laut atau sungai, tetapi sudah sampai di langit Jakarta,” ujar Asep, Minggu (19/10).
Baca juga:
BRIN Ungkap Alasan Air Hujan Jakarta Bisa Mengandung Mikroplastik
Asep menjelaskan, Pemprov DKI Jakarta telah menerapkan berbagai kebijakan untuk menekan sampah plastik sekali pakai, seperti Peraturan Gubernur Nomor 142 Tahun 2019 tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan. Selain itu, program Jakstrada Persampahan juga diperluas dengan target pengurangan sampah 30% dari sumbernya.
Upaya lain termasuk perluasan bank sampah, TPS 3R (tempat pengolahan sampah Reduce, Reuse, Recycle), dan inisiatif daur ulang berbasis komunitas agar limbah plastik tidak mencemari lingkungan terbuka.
“Pengurangan plastik harus dilakukan dari sumbernya mulai dari rumah tangga, industri, hingga sektor jasa. Setiap orang punya peran,” tambahnya.
Sebagai tindak lanjut, DLH akan berkoordinasi dengan BRIN untuk memperluas pemantauan mikroplastik dalam udara dan air hujan, yang akan diintegrasikan ke dalam Jakarta Environmental Data Integration (JEDI), platform pemantauan kualitas lingkungan berbasis data. Data ini diharapkan menjadi dasar kebijakan yang lebih kuat dalam pengendalian polusi plastik udara.
Pemprov DKI juga akan memperkuat kampanye publik bertajuk “Jakarta Tanpa Plastik di Langit dan Bumi” guna mendorong masyarakat mengurangi plastik sekali pakai, memilah sampah, dan tidak membakar limbah sembarangan.
“Langit Jakarta sedang mengingatkan kita untuk lebih bijak mengelola bumi. Perubahan perilaku adalah kunci,” tegas Asep.
Pemprov DKI mengajak dunia usaha, lembaga riset, dan komunitas lingkungan untuk berkolaborasi dalam aksi nyata pengurangan plastik dan inovasi daur ulang.
“Kami terbuka untuk kolaborasi riset, teknologi filtrasi, hingga pengembangan produk ramah lingkungan. Upaya menjaga langit bersih dari mikroplastik adalah tanggung jawab bersama,” tukasnya.
Hal ini didukung oleh Koordinator Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta, Firdaus Ali, yang menekankan bahwa Pemprov sangat responsif terhadap hasil riset lingkungan. Ia menyoroti pengendalian penggunaan plastik berkualitas rendah dari daur ulang sederhana, yang banyak dipakai di pasar tradisional hingga pedagang kaki lima.
Baca juga:
Prakiraan BMKG: Sebagian Besar Wilayah Jakarta Cerah Pada Minggu (19/10) Siang
Firdaus Ali menjelaskan bahwa jenis plastik ini memang mudah terurai, namun justru berkontribusi besar pada peningkatan mikroplastik di alam.
Ia mengingatkan bahwa Pemprov DKI tidak "bermusuhan" dengan plastik, yang telah menjadi bagian peradaban modern, namun menolak dampak pencemaran lingkungannya.
“Kita tidak anti terhadap plastik, karena plastik sudah menjadi bagian dari peradaban modern. Yang kita tolak adalah plastik yang mencemari lingkungan,” pungkasnya.
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Mikroplastik Hujani Jakarta, Pemprov DKI Sebut Sebagai 'Alarm' Lingkungan yang Perlu Segera Direspons

BRIN Ungkap Alasan Air Hujan Jakarta Bisa Mengandung Mikroplastik

Prakiraan BMKG: Mayoritas Kota Besar di Indonesia Diguyur Hujan Sabtu, 18 Oktober, Mulai Ringan hingga Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang

Prakiraan BMKG: Hujan Ringan hingga Disertai Petir Akan Guyur Sejumlah Kota Besar di Indonesia pada Jumat, 17 Oktober 2025

Prakiraan BMKG: Hujan Ringan hingga Disertai Petir Terjadi di Sejumlah Kota Besar di Indonesia pada Rabu, 15 Oktober 2025

Profesor BRIN Perkirakan Ukuran Meteor Cirebon 3-5 Meter, Pastikan Tidak Berbahaya

Pastikan Bukan Fenomena Hujan Meteor, BRIN Imbau Warga Cirebon Tidak Perlu Panik

BRIN Pastikan Meteor yang Lewati Cirebon Jatuh di Laut Jawa

Prakiraan BMKG: Turun Hujan di Sejumlah Kota Besar Indonesia Jumat, 3 Oktober 2025, dengan Intensitas Ringan hingga Disertai Petir

Peringatan Dini Waspada Hujan Sangat Lebat di Jabodetabek pada 1-2 Oktober 2025
