Alasan Kenapa Remaja Rentan Alami Adiksi

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Minggu, 24 Maret 2024
Alasan Kenapa Remaja Rentan Alami Adiksi

Polsek Pancoran mengamankan 31 remaja yang melakukan Sahur On The Road (SOTR) di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, pada Minggu sekitar pukul 02.51 WIB. ANTARA/Polsek Pancoran

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Usia remaja merupakan periode rentan sehingga orang tua harus bisa membimbing. Di mana, kesehatan jiwa remaja harus bisa dijaga agar masa depannya tidak suram. Bahkan, saat ini, remaja sering mengalami adiksi karena kondisi perkembangan otak yang belum sempurna atau matang.

"Populasi remaja merupakan populasi yang sangat rentan untuk mengalami adiksi karena area otaknya yang mengatur emosi, menilai situasi, dan mengambil keputusan masih berkembang sehingga perilaku impulsifnya masih terus tinggi," kata Dokter spesialis kesehatan jiwa dari RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Dr. dr. Kristiana Siste Kurniasanti, SpKJ(K) dikutip Antara, Minggu (24/3).

Baca juga:

Bikin Petasan di Toko, Empat Remaja Wonogiri Terluka Terkena Ledakan

Dokter lulusan Universitas Indonesia menjelaskan, perkembangan prefrontal cortex atau bagian depan otak yang berfungsi untuk membuat keputusan, mengatur emosi, dan menilai situasi baru memasuki tahap sempurna di usia 21 atau 22 tahun.

Ia mengatakan, saat usia remaja atau bahkan pada anak-anak proses pengambilan keputusan masih bersifat impulsif atau tanpa berpikir panjang serta lebih mengedepankan emosinya.

"Area untuk mengambil keputusannya belum matang sehingga perilakunya impulsif 'Aku kesal dimusuhin sama teman ya udah deh aku ngeganja aja karena perasaanku lebih enak kalau aku ngeganja' atau 'Ya udah deh aku main games aja yang lama karena perasaan aku lebih enak ketika aku main games'," ujar Kristiana.

Selain faktor perkembangan otak, menurut Kristiana faktor biologis lain yang mempengaruhi munculnya adiksi adalah sistem pengeluaran hormon dopamin dan faktor keturunan.

"Mereka yang mengalami adiksi dipengaruhi oleh biologi juga yang berperan. Biologi ini artinya ada genetik juga yang berperan misalnya sistem dopamin yang di dalam tubuh kita juga misalnya. Secara biologis yang lain genetik itu ada keluarga kita yang pernah mengalami gangguan adiksi," ujarnya.

Di samping faktor biologis, Kepala Divisi Psikiatri Adiksi, Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa FKUI-RSCM itu juga menyebutkan adiksi juga bisa timbul dari pola asuh yang terlalu membebaskan maupun terlalu mengekang anak.

"Pola asuh yang sifatnya permisif, apa-apa boleh, tidak ada aturan yang jelas atau pola asuh yang sifatnya otoriter semuanya tidak boleh, harus dari orang tua, tidak ada komunikasi yang hangat itu adalah risiko tinggi untuk mengalami adiksi," katanya.

Ia mendorong orang tua untuk menerapkan pola asuh yang hangat, mengedepankan rasa empati, dan komunikasi yang baik sehingga dapat membantu mencegah adiksi pada anak-anak dan remaja.

Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS), pada Maret 2022 sebanyak 68,82 juta jiwa penduduk Indonesia masuk kategori pemuda. Angka tersebut porsinya mencapai 24% dari total penduduk.

Sedangkan, jumlah penduduk remaja di Indonesia yang mencapai hampir 30% dari total penduduk merupakan aset bangsa dalam menghadapi bonus demografi yang mungkin didapatkan oleh bangsa Indonesia pada 1-3 dekade mendatang. (*)

Baca juga:

Muncul Fenomena Kenakalan Remaja Perang Sarung, Gibran Koordinasi dengan Polresta

#Kesehatan #Kesehatan Mental #Remaja Kekinian
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Lainnya
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Vertigo merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut sensasi seolah-olah lingkungan di sekitar penderita terus berputar dan biasanya disertai rasa pusing.
Frengky Aruan - Kamis, 21 Agustus 2025
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Indonesia
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Anggaran kesehatan pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 dialokasikan sebesar Rp 244 triliun.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Bagikan