Aksi Massa Depan Gedung DPR Memanas, Polisi Minta Waspadai Provokasi


Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Harry Kurniawan (MP/Kanu)
MerahPutih.Com - Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Harry Kurniawan meminta kedua mahasiswa yang melakukan aksi di depan Gedung DPR/MPR untuk tahan emosi. Pasalnya, dua kubu yang berseberangan sudah mulai saling memberikan tekanan dan saling meledek.
Harry mengatakan, semua pihak harus mewaspadai adanya orang yang menyusup.
Baca Juga:
Massa Aksi Penuhi Jalan Colombo, Polisi Lakukan Rekayasa Lalu Lintas
"Hati-hati. Kalau ada di sekitar kita yang tak dikenal, tolong laporkan. Jangan mau diprovokasi," kata Harry di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Senin (23/9).
Harry melanjutkan, perwakilan mahasiswa ada yang bertemu dengan perwakilan Komisi III DPR untuk membicarakan soal pendapat mereka terkait RKUHP dan UU KPK yang baru direvisi.
"Mari kita tunggu temen-temen kita yang berada di dalam," jelas Harry di atas mobil komando.
Saling ejek antar mahasiswa memang terjadi dalam aksi ini.
"Dasar kalian taliban. Diam saja," kata orator mahasiswa yang pro terhadap UU KPK dan RKUHP.
Sementara, mahasiswa yang menolak tampak lebih tenang dan diam saja meski jumlahnya lebih banyak.
Aksi ini menutup jalanan Jenderal Gatot Subroto yang mengarah dari Pancoran menuju Slipi.
Demonstrasi dua kelompok massa di depan gedung DPR mulai memanas. Kelompok pro dan kontra RUU KUHP serta UU KPK yang baru berbalas omongan.
Suasana unjuk rasa di depan gedung DPR, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (23/9/2019). Kedua kelompok massa berhadap-hadapan.
Kelompok yang menolak pengesahan RUU KUHP dan UU KPK yang baru tergabung dalam aliansi mahasiswa. Sedangkan kelompok yang mendukung RUU KUHP dan UU KPK yang baru adalah kumpulan masyarakat dari berbagai elemen.
Kedua kelompok massa ini dipisahkan oleh barikade polisi. Ada juga kendaraan taktis yang memisahkan kedua kubu tersebut.
Aliansi masyarakat pro-RUU KUHP dan UU KPK yang baru menyindir mahasiswa yang melakukan aksi. Namun massa mahasiswa bergeming dan meminta hati-hati terhadap provokasi.
"Yang mereka pikirkan itu otot, bukan otak. Jadi mereka tidak mengerti dengan organisasi mereka," kata orator aliansi masyarakat pro-RUU KUHP dan UU KPK.
Baca Juga:
Ribuan Massa Membludak di Jalan Colombo, Berbagai Seruan Tuntutan Menyeruak
"Hati-hati, hati-hati, hati-hati provokasi. Mahasiswa bersatu tak bisa dikalahkan, mahasiswa bersatu tak bisa dikalahkan," balas orator aliansi mahasiswa.
Hingga berita ini ditayangkan, massa pro dan kontra masih bertahan depan Gedung DPR/MPR. Bahkan beberapa massa berusaha merangsek masuk ke dalam halaman gedung wakil rakyat tersebut.(Knu)
Baca Juga:
Massa HMI Bakar Foto Irjen Firli Sambil Nyanyi 'Jokowi Gagal' di Depan Istana
Bagikan
Berita Terkait
Kondisi Nepal Memanas akibat Kerusuhan, Kemlu Jamin 134 WNI Tak Ada yang Jadi Korban

Aksi Demo Mahasiswa UI Tagih Janji Tuntutan Rakyat 17+8 di Depan Gedung DPR

[HOAKS atau FAKTA]: Stasiun TV Dilarang Tayangkan Aksi Unjuk Rasa karena Mengandung Unsur Kekerasan
![[HOAKS atau FAKTA]: Stasiun TV Dilarang Tayangkan Aksi Unjuk Rasa karena Mengandung Unsur Kekerasan](https://img.merahputih.com/media/f8/df/4d/f8df4dcb1b53087a074e35b53dcecbd4_182x135.png)
Mahasiswa Lanjutkan Demo di DPR, Minta Tuntutan 17+8 Indonesia Dipenuhi

DPRD DKI Awasi Perbaikan Fasilitas Rusak Akibat Kericuhan, Pastikan Tak Melenceng dari Tenggat Waktu

Gedung DPRD DKI Jakarta Digeruduk Demonstran, Tuntut Transparansi hingga Akuntabilitas Pengelolaan Anggaran Publik

Pimpinan DPR Pelan-Pelan Bakal Lobi Kapolri Bebaskan Demonstran yang Ditangkap

Pelaku Aksi Anarkis Terbukti Pakai Narkoba sebelum Merusuh saat Demonstrasi, Polisi: Untuk Tambah Motivasi dan Hilangkan Rasa Takut

Pramono Anung Pastikan KJP dan KJMU Tidak Akan Dicabut Meski Peserta Didik Ikut Unjuk Rasa

Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa
