Akses Terputus, Transportasi Perintis Mendesak Dibuka untuk 52 Pemda Terdampak Bencana di Sumatra
Bencana di wilayah Sumatra/ dok BNPB
MerahPutih.com - Pemerintah dinilai perlu segera membuka transportasi perintis layanan orang dan barang untuk mendukung 52 pemerintah daerah (pemda) di Sumatra yang terdampak bencana banjir bandang dan longsor.
Transportasi perintis merupakan layanan angkutan yang dibuka untuk melayani daerah-daerah yang secara komersial belum menguntungkan atau belum terjangkau oleh angkutan reguler. Pada saat 52 pemda terdampak bencana alam, penyediaan transportasi perintis dinilai akan memberikan manfaat besar mulai dari fase tanggap darurat, transisi, hingga pemulihan.
"Layanan ini harus tersedia mulai dari fase darurat, transisi, hingga pemulihan. Selain itu, akses jalan dan jembatan menjadi prioritas utama untuk diselesaikan terlebih dahulu," kata Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno, Selasa (9/12).
Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor KP-DRJD 5958 Tahun 2024 tentang Penetapan Jaringan Trayek Angkutan Jalan Perintis Tahun 2025, ketiga provinsi di Sumatra yang terdampak bencana telah memiliki basis jaringan transportasi perintis yang mapan.
Baca juga:
KLH Persilahkan Gelondongan Kayu Banjir Sumatra Dimanfaatkan Pemda
Secara keseluruhan, terdapat 28 trayek angkutan jalan perintis yang tersebar di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Jaringan ini dapat segera diaktifkan dan dioptimalkan untuk mendukung mobilitas pascabencana.
Di Aceh, trayek perintis mencakup sejumlah rute pulang-pergi, yaitu Sinabang – Sibigo (188 km), Sinabang – Alafan (278 km), Meulaboh – Woyla – Teupin Peuraho (108 km), Meulaboh – Alue Kuyun (106 km), Blang Puuk – Ujung Fatihah (168 km), Subulussalam – Longkib (60 km), Gunung Meriah – Singkil (90 km), Panton Labu – Gampong Bantayan (32 km), SP 4 Kota Fajar – Mangamat (50 km), Pidie – Laweung (82 km), Kuala Simpang – Tenggulun (86 km), dan Gunung Meriah – Singkohor (54 km).
Di Sumatra Utara terdapat sembilan trayek perintis, termasuk yang menghubungkan wilayah Pulau Nias, yaitu Gunung Sitoli – Teluk Dalam (226 km), Gunung Sitoli – Lahewa (134 km), Lahewa – Afulu (54 km), Tani Jaya – Pangkalan Brandan (74 km), Pantai Buaya – Pangkalan Brandan (60 km), Sihosar – Kabanjahe (50 km), Pematang Raya – Bah Bolon (56 km), Pematang Raya – Nagari Dolok (52 km), dan Pematang Raya – Raya Bosi (22 km).
Baca juga:
Sementara itu, Sumatra Barat memiliki tujuh trayek angkutan jalan perintis, beberapa di antaranya melayani wilayah terpencil dan kepulauan. Rute tersebut antara lain Padang Aro – Uluh Sulti (Kabupaten Solok Selatan, 124 km), Tapan – Indrapura – Air Haji – Balai Salasa – Kambang – Surantih – Batang Kapas – Painan (Kabupaten Pesisir Selatan, 270 km), Terminal Simpang Empat – Simpang 3 Ophir – Sungai Talang – Pasar Kapar – Pasar Sasak (Kabupaten Pasaman Barat, 50 km).
Kemudian Terminal Simpang Empat – Ujung Gading (Kabupaten Pasaman Barat, 100 km), Pariaman – Urek Kaji – P. Kambar – Parit Malintang – Kantor Bupati Pariaman (48 km), Poltekpel Sumbar – Pasar Usang – Lubuk Alung – Parit Melintang – Kantor Bupati Pariaman (Kabupaten Padang Pariaman, 62 km), serta Tua Pejat – Sioban (Kabupaten Kepulauan Mentawai, 90 km).
Transportasi perintis dinilai memiliki peran penting dalam pemulihan, terutama karena mampu menjangkau desa dan wilayah terpencil yang akses jalannya terputus akibat kerusakan jembatan maupun jalan parah.
"Untuk menjaga stabilitas ekonomi dan harga di daerah pedalaman, layanan angkutan barang perintis harus disediakan guna memastikan pasokan barang pokok tetap tersedia dan biaya logistik tidak melonjak," ujarnya.
Baca juga:
Update Terkini Korban Bencana Aceh-Sumatra: 961 Tewas, 5 Ribu Orang Terluka
Selain itu, untuk mempercepat pemulihan ekonomi masyarakat di 52 pemda terdampak, perlu dipertimbangkan penyediaan layanan angkutan gratis bagi warga mencakup angkutan perkotaan, angkutan pedesaan, dan angkutan antarkota.
"Penyediaan angkutan umum gratis akan memulihkan mobilitas warga untuk kembali bekerja, bersekolah, mengakses pasar, dan mengangkut hasil bumi tanpa terbebani biaya transportasi, sehingga mempercepat pemulihan ekonomi lokal," tuturnya.
Djoko menambahkan, bus perintis dapat dimanfaatkan sebagai angkutan sekolah sementara bagi siswa yang sekolahnya rusak atau jalur angkutan regulernya terhenti. Selain itu, layanan ini juga penting untuk akses ke fasilitas kesehatan.
"Secara keseluruhan, transportasi perintis berfungsi sebagai ‘urat nadi sementara’ yang memastikan konektivitas dasar tetap berjalan, mencegah daerah-daerah tersebut menjadi terisolasi total, dan mempercepat proses transisi dari fase darurat ke fase pemulihan," tambahnya. (Asp)
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Akses Terputus, Transportasi Perintis Mendesak Dibuka untuk 52 Pemda Terdampak Bencana di Sumatra
Nasibnya di Ujung Tanduk, Bupati Aceh Selatan Mirwan MS Terancam Dipecat Gerindra
Dianggap Pencitraan saat Panggul Beras, Zulhas Santai Tanggapi Hujatan Netizen
Berangkat Umrah saat Dilanda Bencana, Komisi II DPR Minta Mendagri Tindak Tegas Bupati Aceh Selatan
DPR Minta Riset Kebencanaan Harus 'Membumi', Kesiapsiagaan Bencana Melalui Pendidikan dan Riset
Gempa Magnitude 7,6 Guncang Wilayah Timur Laut Jepang, 7 Orang Terluka dan 90 Ribu Penduduk Dievakuasi
Pergi Umrah saat Wilayahnya Dilanda Bencana, Mirwan MS Minta Maaf dan Janji Bertanggung Jawab
Kemendagri Telusuri Sumber Biaya Umrah Bupati Aceh Selatan di Tengah Bencana
4 Gajah Bantu Pemulihan Bencana di Aceh, Bersihkan Sisa Kayu dan Material Berat
Update Terkini Korban Bencana Aceh-Sumatera: 961 Tewas, 5 Ribu Orang Terluka