Ajarkan Anak Rasa Tanggung Jawab di Masa WFH


Pentingnya mengajarkan tanggung jawab (Foto: Pixabay/5712495)
PANDEMI virus corona baru atau COVID-19 membuat rutinitas seseorang berubah. Banyak perusahaan dan sekolah yang menerapkan kebijakan work from home (WFH) dan learn from home (LWH). Tujuannya yakni menekan penyebaran COVID-19 yang kini semakin meluas ke berbagai tempat.
Sayangnya, WFH dan LWH mengharuskan orangtua mengajarkan anak-anak mereka layaknya guru di sekolah. Hal itu membuat banyak orangtua kebingungan memberikan kegiatan untuk anak agar tak bosan di rumah. Mengajarkan tanggung jawab menjadi salah satu pilihan seru uang bisa dilakukan bersama.
Psikolog Jane Cindy Linardi dari Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) di Bintaro Jaya mengatakan ada beberapa manfaat yang bisa dirasakan ketika anak sudah bisa bertanggungjawab atas pekerjaannya sendiri.
Baca juga:
Lahir di Masa Wabah Virus Corona, Bayi Kembar Ini Diberi Nama Covid dan Corona

"Melatih daya juang anak, karena anak tidak terbiasa dibantu orangtua, sehingga ia memiliki motivasi internal untuk berusaha menyelesaikan segala sesuatu sendiri," ucapnya seperti dilansir Antaranews.com.
Bukan hanya itu, keuntungan lainnya yakni anak akan terbiasa mengatasi masalah. Misalnya saat minum tumpah, ia akan menyelesaikan dengan cara membersihkannya menggunakan lap. Anak yang terbiasa bertanggung jawab juga dapat lebih percaya diri dan yakin atas kemampuannya melakukan sesuatu.
Baca juga:
Mengenal Kapal USNS Mercy dan Comfort, Rumah Sakit Terapung Penanganan COVID-19
Akan tetapi bukan berarti anak sudah bisa dilepas sendiri. Orangtua masih harus membimbingnya. Misalnya ketika sang anak ingin memilih pakaian yang akan dikenakan. Kamu bisa menjelaskan tempat akan akan dikunjungi memiliki suhu dan temperatur seperti apa.
"Dengan itu, anak dapat bertanggung jawab dan menyesuaikan keputusannya dengan kondisi atau situasi yang akan dihadapinya," kata Jane.
Melatih tanggung jawab anak bisa dilakukan sejak usia 2 tahun, mulai dari hal kecil. Misalnya merapihkan mainan bersama-sama setelah bermain. Awalnya orangtua harus membimbing, setelah terbiasa, kurangi peranmu dan latih mereka untuk merapihkan sendiri.

Kemudian naikan level tanggung jawab seperti mengurus barang yang dimiliki. Seperti menaruh pakaian kotor di keranjang cucian, atau membuang sampah pada tempatnya. Pada awalnya semua itu dilakukan dengan pendampingan orangtua, setelah dirasa cukup, kurangi peran dan berikan tanggung jawab yang lebih besar.
"Misalnya mematikan lampu, AC, TV setelah digunakan, meletakkan piring makan yang telah dipakai di wastafel dapur. Jangan lupa untuk memberikan contoh langsung kepada si kecil agar si kecil lebih mudah menerapkannya karena sudah melihat contoh yang nyata," tuturnya.
Namun bagaimana jadinya jika anak sudah besar namun tanggung jawabnya kurang? Coba refleksikan lagi pola asuh yang diterapkan. Jika orangtua banyak mengambil alih semua tanggung jawab anak, kurangi hal itu. (Yni)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Datangi Polda Metro, KPAI Kawal Ratusan Anak yang Ditangkap Saat Demo 25 Agustus

Aksi Anak-anak Ikuti Karnaval Meriahkan HUT ke-80 Kemerdekaan RI di Jakarta

Kisah Pilu Bocah Sukabumi Meninggal Akibat Cacing, Pemerintah Akui Layanan Kesehatan Masih Pincang

Ingat Ya Bunda! Beri Makan Anak Jangan Hanya Fokus Pada Nasi dan Mie

Pelaku Pelecehan Penumpang Anak Citilink Terancam 15 Tahun Bui, Kondisi Korban Masih Trauma

Anak di Bawah Umur di Cianjur Diperkosa 12 Orang, Polisi Harus Gerak Cepat Tangkap Buron

1 dari 5 Anak di Indonesia Tumbuh Tanpa Peran Ayah

Mengintip Aksi 2.200 Anak Juggling Bola Meriahkan Pembukaan Piala Presiden 2025

Melihat Pameran Kids Biennale Indonesia 2025 Bertajuk Tumbuh Tanpa Takut di Galeri Nasional

Anak Tantrum Saat Smartphone Diambil, Ini Yang Bisa Dilakukan
