Ahli Tata Negara Sayangkan Masyarakat Indonesia Mudah Termakan Hoaks

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Rabu, 20 Februari 2019
Ahli Tata Negara Sayangkan Masyarakat Indonesia Mudah Termakan Hoaks

Ilustrasi hoaks. Foto: Net

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan Mahfud MD menyatakan sebagian masyarakat masih mudah termakan hoaks atau kabar tidak benar menjelang Pemilu 2019.

"Belum lama ini saya pulang ke Jogja dan jalan-jalan ke beberapa kampung. Ternyata di tengah masyarakat, kabar hoaks ini diterima dan dianggap sesuatu yang benar terjadi," kata Mahfud di Solo, Rabu (20/2).

Ia juga menceritakan saat beribadah ke masjid banyak orang yang bertanya mengenai kebenaran berita surat suara sebanyak tujuh kontainer yang sudah tercoblos beberapa waktu lalu.

"Kalau kita kan tidak percaya karena pada saat itu surat suara saja belum dicetak, tetapi ternyata di luar sana ada masyarakat yang sangat percaya mengenai isu itu," katanya.

Karena itu, ia menilai sangat penting menggelar dialog kebangsaan untuk memastikan pemahaman masyarakat mengenai berbagai macam kabar yang sedang beredar.

Pakar Hukum Tata Negara Mahfud MD. (ANTARA FOTO)
Pakar Hukum Tata Negara Mahfud MD. (ANTARA FOTO)

"Kami keliling untuk memastikan agar jangan begitu (mudah percaya) karena berbahaya. Pada kegiatan ini kami mengajak masyarakat untuk merawat harmoni dan persatuan bangsa dengan menjadikan Pancasila sebagai dasar ideologi negara," katanya.

Menurut dia, Pancasila sebagai ideologi negara tidak akan bisa tergantikan, bahkan siapa pun yang melawan iideologi tersebut akan kalah.

"Pancasila selalu menjadi tempat kembali ketika terjadi masalah, sejak zaman Bung Karno pada saat itu berdebat dengan KH Agus Salim dan sebagainya, akhirnya berujung sepakat pada Pancasila," katanya.

Ia mengatakan negara juga tidak akan segan untuk membasmi pihak mana pun yang melawan Pancasila, seperti yang dulu pernah terjadi pada G30S PKI.

Pada kesempatan yang sama, putri sulung Abdurrahman Wahid atau Gusdur, Alissa Wahid, mengatakan saat ini hoaks mulai merajalela.

"Hoaks saat ini merupakan cara yang paling mudah untuk mengajak masyarakat untuk mendukung 'saya' dan memusuhi lawan 'saya'," katanya.

Ia menilai sentimen kebencian ini hanya untuk kepentingan lima tahunan hingga mampu melupakan kepentingan Indonesia yang jauh ke depan.

Karena itu, ia mengajak masyarakat untuk memilih pemimpin yang meninggalkan kebencian dan mau menatap Indonesia Emas 2045.

"Sebagai rakyat kita perlu tidak hanya meminta tetapi juga menuntut pemimpin untuk mampu memimpin dengan strategi. Harus dengan gerakan, di sinilah kita butuh pemimpin yang bernalar sehat, berbudi luhur, dan mampu menegakkan keadilan," katanya.

#Mahfud MD #Penyebar Hoaks
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: SIM, STNK dan TNKB Berlaku Seumur Hidup
Akun itu membagikan video yang isinya memperlihatkan anggota Komisi III DPR Sarifuddin Sudding .
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 16 November 2025
[HOAKS atau FAKTA]: SIM, STNK dan TNKB Berlaku Seumur Hidup
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Wasit Asal China yang Pimpin Laga Indonesia vs Irak Dipecat FIFA
Konteks asli video merupakan momen Presiden FIFA Gianni Infantino menyampaikan pesan kepada PSSI
Angga Yudha Pratama - Senin, 27 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Wasit Asal China yang Pimpin Laga Indonesia vs Irak Dipecat FIFA
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: DPR Dibubarkan Karena Dianggap Tak Berguna dan Selalu Menghalangi Rakyat
Unggahan tersebut terbilang populer dengan lebih dari 12.400 tanda suka dan 2.400 komentar
Angga Yudha Pratama - Jumat, 24 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: DPR Dibubarkan Karena Dianggap Tak Berguna dan Selalu Menghalangi Rakyat
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Enggak Ada Angin dan Hujan, Tiba-Tiba Zinedine Zidane Tangani Timnas Indonesia
Dia meminta publik agar bersabar menanti
Angga Yudha Pratama - Kamis, 23 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Enggak Ada Angin dan Hujan, Tiba-Tiba Zinedine Zidane Tangani Timnas Indonesia
Indonesia
Mafindo Catat 1.593 Kasus Hoaks Infeksi RI Tahun Ini, Terbanyak Isu Politik Kedua Lowongan Kerja
Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo) mencatat sebanyak 1.593 kasus hoaks tersebar di Indonesia dalam periode satu tahun terakhir, dari 21 Oktober 2024 hingga 17 Oktober 2025.
Wisnu Cipto - Kamis, 23 Oktober 2025
 Mafindo Catat 1.593 Kasus Hoaks Infeksi RI Tahun Ini, Terbanyak Isu Politik Kedua Lowongan Kerja
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Menko Yusril Mengamuk dan Minta Relawan Jokowi yang Bikin Gaduh Segera Ditangkap dan Dibubarkan Tanpa Ampun
Hasil penelusuran fakta menunjukkan tidak ditemukan pemberitaan kredibel yang dapat membenarkan klaim yang beredar tersebut
Angga Yudha Pratama - Rabu, 22 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Menko Yusril Mengamuk dan Minta Relawan Jokowi yang Bikin Gaduh Segera Ditangkap dan Dibubarkan Tanpa Ampun
Indonesia
Jawab Tantangan Mahfud MD, KPK Bakal Proaktif Mandiri Usut Dugaan Korupsi Whoosh
KPK memastikan tidak bergantung dari informasi Mahfud MD dalam mengusut dugaan korupsi proyek kereta cepat Whoosh
Wisnu Cipto - Rabu, 22 Oktober 2025
Jawab Tantangan Mahfud MD, KPK Bakal Proaktif Mandiri Usut Dugaan Korupsi Whoosh
Indonesia
KPK Pastikan Belum Ada Rencana Panggil Mahfud MD Terkait Dugaan Mark Up Proyek Whoosh
KPK tetap terbuka apabila Mahfud MD memiliki data atau informasi pendukung terkait dugaan penyimpangan dalam proyek tersebut.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 21 Oktober 2025
KPK Pastikan Belum Ada Rencana Panggil Mahfud MD Terkait Dugaan Mark Up Proyek Whoosh
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Purbaya Yudhi Sadewa Kena Marah Sri Mulyani Gara-Gara Banyak Penggemar
Purbaya diminta untuk menjaga Kementerian Keuangan sebagai pilar stabilitas dan instrumen penting negara
Angga Yudha Pratama - Selasa, 21 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Purbaya Yudhi Sadewa Kena Marah Sri Mulyani Gara-Gara Banyak Penggemar
Indonesia
KPK Tanggapi Pernyataan Mahfud soal Proyek Whoosh: Kasus Korupsi Bisa Diusut Lewat Case Building
Jubir KPK sebut laporan dari masyarakat maupun tokoh publik merupakan bagian penting dari partisipasi publik dalam pemberantasan korupsi.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 20 Oktober 2025
KPK Tanggapi Pernyataan Mahfud soal Proyek Whoosh: Kasus Korupsi Bisa Diusut Lewat Case Building
Bagikan