Ahli Gambut Beri Masukan kepada Jokowi
Warga bekas transmigran berada di lahan gambut yang telah terbakar ketika mengawasi titik api yang muncul kembali di Palangka Raya, Kalteng, Minggu (1/11). (ANTARA FOTO/Saptono)
MerahPutih Peristiwa - Ahli gambut dari Kelompok Kerja Kebakaran Hutan dan Lahan dan Gambut (Pokja Karhutla dan Gambut) Universitas Gadjah Mada (UGM) memberi masukan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang penanganan karhutla dan gambut yang terjadi di beberapa wilayah di Tanah Air. Pokja Karhutla dan Gambut melaporkan hasil kajian sejak tahun 1974 saat bertemu Presiden Jokowi, di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (3/11).
Ahli gambut dari gambut dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Oka Karyanto mengatakan, Presiden Jokowi menyatakan keseriusan tentang pengolahan kabut terutama dalam mencegah kebakaran. Presiden Jokowi memerintahkan Pokja Karhutla dan Gambut melakukan pemetaan detil seluruh kawasan gambut di Indonesia. Pementaan tersebut lebih pada topografi, bukan pada kedalaman gambut. Pemetaan lahan gambut di seluruh Indonesia tersebut untuk kemudian dilakukan penyekatan kanal dan perbaikan restorasi air beberapa bulan ke depan.
"Presiden memberi arahan bahwa Papua harus dipikirkan secara serius karena pada tahun ini juga terkena bencana asap cukup parah. Dampaknya lokasi terpencil yang disuplai pesawat suplai logistik akan terhenti,” papar Oka Karyanto seperti dilansir Kantor Sekretariat Negara.
Sementara itu, Rektor UGM Dwikorita Karnawati mengatakan, telah melakukan kajian terhadap gambut sejak beberapa tahun lalu dan pencegahan kerusakan lahan harus mengintegrasikan beberapa aspek.
“Dari hasil kajian, kami sampaikan bahwa resep untuk mengatasi atau mencegah kerusakan lahan gambut perlu adanya integrasi beberapa aspek, yaitu aspek rekayasa sosial, rekayasa teknis, dan juga aspek politik pembangunan ekonomi dalam pengelolaan HTI (Hutan Tanaman Industri) atau perkebunan. Ketiga aspek yang terintegrasi tadi perlu dibungkus dengan aspek legal serta tata ruang,” kata Dwikorita seusai bersama Tim Pokja diterima Presiden Jokowi.
Ahli gambut lain, yaitu Azwar Maas yang juga Ketua Pokja Karhutla dan Gambut UGM mengatakan, gambut terbentuk dari sisa tanaman hutan yang bersentuhan dengan air dalam jangka waktu panjang. Di lahan gambut yang asli, terdapat kubah yang dapat menyimpan air.
"Konsepnya, air bergerak dari tinggi ke rendah itu sehingga lahan tetap basah, sekarang banyak kubah yang dimanfaatkan (ditanami) sehingga fungsinya hilang, area kubah ini harus dikembalikan dalam fungsinya sebagai penyimpanan air," demikian kata Azwar Maas dilansir Kantor Berita Antara.
Menurut Azwar Maas, lahan gambut yang saat ini banyak terbakar karena tidak ada konservasi terhadap fungsi kubah. Beberapa daerah harus ditangani serius, termasuk lahan gambut di Papua yang juga sering terjadi kebakaran.
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Guru Besar UGM Usul Sistem Baru Agar Perceraian Tak Jadi Ajang Buka Aib Suami-Istri dan Saling Menyalahkan di Pengadilan
Masih Dibangun, Jokowi Belum Tempati Rumah Hadiah Negara Setelah 1 Tahun Lengser
UGM Nonaktifkan Status Mahasiswa Dwi Hartono Tersangka Otak Pembunuhan Kepala Cabang BRI
Biaya Padamkan Karhutla Mahal, Satu Menit Penerbangan Habiskan Rp 300 Juta
Operasi Terpadu Bikin Penanganan Karhutla Efektif, BNPB Siaga Sampai September 2025
Bongkar Rahasia di Balik Penurunan Drastis Karhutla Indonesia, Dari Jutaan Hektare Menjadi Ratusan Ribu Saja
Kemenhut Gelar Operasi Modifikasi Cuaca Tahap ke-3 Kendalikan Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau
Kemenhut Segel 10 Perusahaan Diduga Bakar Lahan, 2 Diberi Sanksi Administrasi
Berbagai Daerah Rawan Karhutla di Kalsel, BMKG Minta Pemda Waspada Sampai 18 Agustus 2025
Peneliti IPB Ungkap Strategi Cerdas Tekan Karhutla dengan Padukan AI dan Keterlibatan Masyarakat