Agus Salim Pemuda yang Gigih Menimba Ilmu

Adinda NurrizkiAdinda Nurrizki - Jumat, 13 Februari 2015
 Agus Salim Pemuda yang Gigih Menimba Ilmu

Foto: Youtube

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Nasional - Melihat kegigihan dan kesederhanaan para tokoh republik ini di awal kemerdekaan sepertinya sangatlah berbanding terbalik jika kita melihat tampilan para pejabat yang kini hidup hanya sebagai penikmat kemerdekaan.

Salah satu tokoh besar yang banyak mengajarkan tentang kesederhanaan dalam hidup adalah Agus Salim. Kemauan yang keras untuk menimba pengetahuan, ketegasan dalam bersikap, kepiawaiannya dalam berdiplomasi dengan negara asing serta kesederhanaan hidup seakan menyempurnakan sosok Agus Salim yang layak disebut Guru Bangsa ini.

Terlahir dengan nama Mashudul Haq (berarti "pembela kebenaran") Agus Salim lahir di Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat, Hindia Belanda pada tanggal 8 Oktober 1884. Pergantian nama dari Masqudul Haq menjadi Agus Salim ternyata memiliki kisah tersendiri. Dalam buku Haji Agus Salim terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1985, disebutkan masa kecil Agus Salim oleh pengasuhnya yang berasal dari Jawa Masqudul Haq selalu dipanggil dengan sebutan “Gus”. Ternyata panggilan itu menjadi populer di sekolahnya. Sedangkan nama Salim berasal dari nama belakang ayahnya. Jadilah nama Agus Salim.

BACA JUGA: Mobil DeSoto yang Selalu Temani Bung Hatta

Pendidikan Agus Salim dimulai dari Europeesche Lagere School (ELS) atau sekolah khusus anak-anak Eropa. Jabatan ayahnya yang sebagai seorang jaksa saat itu tergolong kedudukan yang cukup tinggi bagi pribumi. Faktor itulah yang membuat Agus Salim bisa diterima di ELS.

Lulus dari ELS Agus Salim pun merantau ke Batavia. Perantauan itu harus terjadi jika dia benar-benar ingin melanjutkan pendidikan karena di Bukittinggi belum ada sekolah lanjutan setelah ELS. Ia pun berhasil menjadi lulusan terbaik di HBS se-Hindia Belanda.

Sedikitnya tujuh bahasa asing yakni Arab, Belanda, Inggris, Turki, Prancis, Jepang dan Jerman ia kuasai. Kemampuannya itu sangat sulit disamakan dengan tokoh republik lain saat itu.

Semula, Agus Salim hendak melanjutkan studi kedokteran di negara Belanda. Namun niat tersebut diurungkannya karena bantuan pemerintah Belanda dianggap sangat menyinggung harga dirinya.

BACA JUGA: Pangeran Diponegoro Bukan Sekedar Pejuang Kemerdekaan

Kepiawaian Agus Salim dalam berbahasa asing membuat pihak penjajah Belanda mempekerjakannya sebagai seorang karyawan Konsulat Belanda yang berada di Jeddah, Arab saudi dalam kurun waktu tahun 1906 sampai 1911.

Selama di tempatkan di Jeddah, Agus Salim banyak menimba ilmu lewat pamannya yang bernama Syeikh Khatib al-Minangkabawi yang kala itu itu menjadi Imam di Masjidil Haram. Lewat pamannya tersebut, Salim banyak mendalami pengetahuan berdiplomasi dan studi hubungan Internasional. Ilmu yang di kemudian hari memegang peranan penting saat Agus Salim membawa nama Republik Indonesia berdiplomasi di kancah Internasional.

Selain terus mengasah kecakapan ilmu berdiplomasi, Agus Salim pun mepelajari dengan seksama perihal tata niaga, serta seluk beluk perdagangan. Dua hal tersebut banyak memberinya masukan kala dirinya membesarkan Sarekat Islam bersama HOS Cokroaminoto.

Hampir semua prestasi yang dilakukan Agus Salim merupakan kemauan kerasnya untuk belajar yang di pupuk sejak usia dini.

Sejarah mencatat Agus Salim pernah menggelorakan semangat perjuangan lewat tulisan-tulisannya semasa ia menjadi jurnalis. Seperti apa kiprahnya dalam dunia jurnalistik? Dapat disimak dalam tulisan Agus Salim, jurnalis yang berjuang lewat pena. (man)

#Pahlawan Nasional #Agus Salim #70 Tahun Indonesia Merdeka #Dulu Dan Kini
Bagikan
Ditulis Oleh

Adinda Nurrizki

Berita Terkait

Indonesia
KontraS Kritik Usulan Gelar Pahlawan untuk Soeharto, tak Sesuai Semangat Reformasi
Penolakan tersebut disampaikan melalui aksi publik dan audiensi dengan sejumlah pihak, termasuk Kementerian Sosial (Kemensos).
Dwi Astarini - Senin, 27 Oktober 2025
KontraS Kritik Usulan Gelar Pahlawan untuk Soeharto, tak Sesuai Semangat Reformasi
Indonesia
Pengamat Sebut Usulan Pemberian Gelar Pahlawan Terhadap Soeharto Misi Sistematis Elite Dekat Prabowo
Setara Institute mengkritik keras usulan gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto di era Prabowo
Angga Yudha Pratama - Senin, 27 Oktober 2025
Pengamat Sebut Usulan Pemberian Gelar Pahlawan Terhadap Soeharto Misi Sistematis Elite Dekat Prabowo
Indonesia
Bonnie Triyana Tegaskan Pemberian Gelar Pahlawan kepada Soeharto Mencederai Cita-Cita Reformasi
Pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto justru akan bertentangan dengan semangat reformasi yang bertujuan membatasi kekuasaan.
Dwi Astarini - Minggu, 26 Oktober 2025
Bonnie Triyana Tegaskan Pemberian Gelar Pahlawan kepada Soeharto Mencederai Cita-Cita Reformasi
Indonesia
Amnesty International Indonesia Desak Pemerintah Cabut Nama Soeharto dari Daftar Calon Pahlawan Nasional
Amnesty International Indonesia menilai upaya menjadikan Soeharto sebagai pahlawan nasional merupakan bentuk pengkhianatan terhadap Reformasi.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 23 Oktober 2025
Amnesty International Indonesia Desak Pemerintah Cabut Nama Soeharto dari Daftar Calon Pahlawan Nasional
Indonesia
Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan, Politisi PDIP: Aktivis 1998 Bisa Dianggap Pengkhianat
Soeharto kini diusulkan jadi pahlawan nasional. Politisi PDIP mengatakan, bahwa aktivis 1998 bisa dianggap sebagai pengkhianat.
Soffi Amira - Kamis, 23 Oktober 2025
Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan, Politisi PDIP: Aktivis 1998 Bisa Dianggap Pengkhianat
Indonesia
40 Nama Calon Pahlawan Nasional Resmi Diajukan, Ada Marsinah, Ali Sadikin, Hingga Soeharto
Kementerian Sosial (Kemensos) resmi mengajukan 40 nama untuk diseleksi menjadi calon penerima anugerah gelar Pahlawan Nasional tahun ini.
Wisnu Cipto - Rabu, 22 Oktober 2025
40 Nama Calon Pahlawan Nasional Resmi Diajukan, Ada Marsinah, Ali Sadikin, Hingga Soeharto
Indonesia
Golkar Nilai Wacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional Sebagai Hal Wajar, Era Orde Baru Resmi Dihormati Negara?
Setiap bangsa besar menghargai para pendirinya, pemimpinnya
Angga Yudha Pratama - Rabu, 22 Oktober 2025
Golkar Nilai Wacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional Sebagai Hal Wajar, Era Orde Baru Resmi Dihormati Negara?
Indonesia
Rumah Kecil Pahlawan Nasional Slamet Riyadi Memprihatinkan, DPRD Solo Ajukan Dana Revitalisasi APBD
Rumah kecil Slamet Riyadi terakhir direhab tahun 1937.
Frengky Aruan - Senin, 18 Agustus 2025
Rumah Kecil Pahlawan Nasional Slamet Riyadi Memprihatinkan, DPRD Solo Ajukan Dana Revitalisasi APBD
Indonesia
Pejuang dan Tokoh Pendiri DI/TII Daud Beureueh Diusulkan Dapat Gelar Pahlawan Nasional, Ini Kiprahnya
Natsir dan Sjafruddin Prawiranegara pada era Orde Lama dan Orde Baru juga pernah dianggap pemberontak PRRI.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
Pejuang dan Tokoh Pendiri DI/TII Daud Beureueh Diusulkan Dapat Gelar Pahlawan Nasional, Ini Kiprahnya
Tradisi
Mengapa Indonesia Punya Banyak Pahlawan Nasional? Sejarah Pemberian Gelar Pahlawan dan Kontroversi Panasnya
Gelar Pahlawan Nasional bukan cuma soal jasa, tapi juga politik dan kontroversi. Dari proses penetapan hingga perdebatan soal Soeharto—simak sejarah panjang dan panasnya di sini!
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 11 Juni 2025
Mengapa Indonesia Punya Banyak Pahlawan Nasional? Sejarah Pemberian Gelar Pahlawan dan Kontroversi Panasnya
Bagikan