Ada Kenaikan Angka Stunting pada 6 Provinsi di Tahun 2022

Mula AkmalMula Akmal - Selasa, 21 Februari 2023
Ada Kenaikan Angka Stunting pada 6 Provinsi di Tahun 2022

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam Kick Off Meeting yang diikuti di Jakarta, Kamis (16/2/2023). (ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan enam provinsi harus mewaspadai pembangunan kualitas keluarganya karena mengalami kenaikan angka prevalensi stunting pada tahun 2022.

“Bapak Presiden meminta kita, bangunlah keluarga sebaik-baiknya supaya jadi fondasi utama tercapainya lingkup kemakmuran dan kesejahteraan bangsa,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam Webinar Penguatan Kebijakan Pemeriksaan Kesehatan Catin dalam Implementasi Pencegahan Stunting yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.

Baca Juga:

IDI Ungkap Kunci Persoalan Stunting Adalah Pemahaman Orang Tua Terhadap Gizi

Hasto menyebut enam provinsi yang mengalami kenaikan angka stunting berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022 adalah Sulawesi Barat dari 33,8 persen pada tahun 2021 naik menjadi 35 persen pada 2022, Papua dari 29,5 persen naik menjadi 34,6 persen, NTB dari 31,4 persen naik menjadi 32,7 persen, Papua Barat naik dari 26,2 persen menjadi 30 persen, Sumatera Barat naik dari 23,3 persen menjadi 25,2 persen, dan Kalimantan Timur naik dari 22,8 persen menjadi 23,9 persen.

"Angka tersebut masih melebihi rata-rata angka stunting nasional yang kini sudah 21,6 persen dan ditargetkan menjadi 14 persen pada tahun 2024 sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021," katanya.

Hasto meminta pemerintah daerah terkait agar tidak mengabaikan situasi tersebut, mengingat pada tahun 2035 pemerintah sudah menetapkan semua target yang dituangkan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) tercapai.

Jika semakin banyak anak stunting baru yang lahir, kata dia, dikhawatirkan pada tahun 2035 di mana penduduk Indonesia mulai memasuki transisi penuaan demografi, banyak anak muda yang harus menanggung beban lebih banyak. "Dikhawatirkan Indonesia tidak bisa memetik bonus demografi yang berkualitas sehingga bisa berbahaya dalam pembangunan bangsa di masa depan," katanya.

“Rata-rata orang tua kita itu pendidikannya 8,3 tahun dan ini beban yang cukup serius. Kalau stunting, anak tidak bisa tumbuh optimal, kecerdasannya kurang bahkan mudah sakit diabetes, darah tinggi, stroke dan kencing manis begitu usia 40. Artinya, penduduk kita jadi tidak produktif,” ujar Hasto.

Baca Juga:

300 Ribu Bayi Lahir Stunting

Pemerintah daerah dalam mengatasinya, menurut Hasto, perlu memperhatikan penyebab dari meningkatnya angka stunting di daerahnya. Misalnya, stunting yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, kekurangan protein hewani, anak terkena penyakit berulang akibat tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap atau kondisi lingkungan dan sanitasi yang kotor.

Hasto mengatakan BKKBN dalam mengawal terciptanya keluarga yang berkualitas sudah membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) untuk mengawal kesehatan keluarga yang berisiko stunting.

Di dalamnya, juga sudah dihadirkan Aplikasi Elsimil yang bermanfaat untuk mendata setiap kondisi kesehatan calon pengantin yang ingin menikah. Dengan demikian, segala bentuk anomali seperti calon ibu terkena anemia atau kekurangan gizi bisa diintervensi sebelum anak dilahirkan.

“Untuk menyiapkan sel telur berkualitas butuh 90 hari dan sperma 75 hari. Sebelum itu harus kita koreksi dengan baik, kita siapkan. Perempuannya minum tablet tambah darah, konsumsi asam folat dan vitamin D. Laki-lakinya mohon berhenti merokok atau berhenti minum alkohol dulu, kalau kita loyo (tidak saling bahu membahu) tidak bisa (mewujudkan Indonesia Unggul). Jadi, penyuluh dan kita semua harus kerja keras,” katanya. (*)

Baca Juga:

Atasi Masalah Stunting Melalui Pemenuhan Nutrisi

#BKKBN #Stunting #Anak
Bagikan
Ditulis Oleh

Mula Akmal

Jurnalis dan profesional komunikasi dengan pengalaman memimpin redaksi, menggarap strategi konten, dan menjembatani informasi publik lintas sektor. Saat ini menjabat sebagai Managing Editor di Merah Putih Media, dengan rekam jejak kontribusi di The Straits Times, Indozone, dan Koran Sindo, serta pengalaman strategis di Yayasan Konservasi Alam Nusantara dan DPRD DKI Jakarta. Bagi saya, setiap berita adalah peluang untuk menghadirkan akurasi, relevansi, dan dampak nyata bagi pembaca.

Berita Terkait

Indonesia
Pemprov DKI Luncurkan Kanal Aduan Lengkap untuk Cegah Kekerasan Perempuan dan Anak
Pemprov DKI Jakarta menyediakan hotline 24 jam, call center 112, Pos SAPA, dan layanan PUSPA untuk memperkuat perlindungan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 27 November 2025
Pemprov DKI Luncurkan Kanal Aduan Lengkap untuk Cegah Kekerasan Perempuan dan Anak
Indonesia
Penyuluh Keluarga Bakal Dapat Motor, Tugas Sukseskan MBG Bagi Ibu Hamil dan Menyusui
Bantuan motor tersebut, kemungkinan akan berupa motor listrik untuk mempermudah mobilitas para penyuluh untuk mendistribusikan MBG.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 25 November 2025
Penyuluh Keluarga Bakal Dapat Motor, Tugas Sukseskan MBG Bagi Ibu Hamil dan Menyusui
Indonesia
Kecanduan dan Broken Home, Paket Kombo Anak Rawan Direkrut Jaringan Teroris
Densus 88 Anti Teror mengungkapkan fakta mengejutkan ada 110 anak yang diduga direkrut ke dalam jaringan teroris sepanjang 2025 lewat permainan game online.
Wisnu Cipto - Selasa, 25 November 2025
Kecanduan dan Broken Home, Paket Kombo Anak Rawan Direkrut Jaringan Teroris
Indonesia
Menkeu Purbaya Turunkan Insentif Stunting Bagi Pemda, Jadi Hanya Rp 300 Miliar
Nilai insentif tahun ini lebih rendah Rp 475 miliar bila dibandingkan insentif tahun lalu yang mencapai Rp 775 miliar.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 13 November 2025
Menkeu Purbaya Turunkan Insentif Stunting Bagi Pemda, Jadi Hanya Rp 300 Miliar
Indonesia
Insentif untuk Daerah Berhasil Turunkan Stunting Dianggarkan Rp 300 Miliar, DPR Nilai Terlalu Besar
Mestinya motivasi utama pemerintah daerah seharusnya bukan sekadar mengejar insentif, melainkan komitmen menurunkan angka stunting secara berkelanjutan.
Dwi Astarini - Kamis, 13 November 2025
Insentif untuk Daerah Berhasil Turunkan Stunting Dianggarkan Rp 300 Miliar, DPR Nilai Terlalu Besar
Indonesia
Kaltim Raih Penghargaan Penurunan Stunting Terbaik di Rakornas 2025, Gibran: Kuncinya Sinergi Pusat dan Daerah
Wapres Gibran Rakabuming Raka membuka Rakornas Stunting 2025 dan menegaskan pentingnya sinergi pusat-daerah untuk mencapai target 14,2% pada 2029. Kaltim raih penghargaan terbaik.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 12 November 2025
Kaltim Raih Penghargaan Penurunan Stunting Terbaik di Rakornas 2025, Gibran: Kuncinya Sinergi Pusat dan Daerah
Indonesia
BKKBN Suntik Rp330 Miliar Hanya untuk Pil dan Kondom, Kontrasepsi Harus Jadi Hak Mutlak
Wihaji mempertegas bahwa isu kontrasepsi adalah bagian integral dari kebijakan besar untuk mewujudkan bangsa yang sehat dan berdaya
Angga Yudha Pratama - Kamis, 23 Oktober 2025
BKKBN Suntik Rp330 Miliar Hanya untuk Pil dan Kondom, Kontrasepsi Harus Jadi Hak Mutlak
Lifestyle
Masalah Anak Picky Eater Ternyata Bisa Diatasi Lewat Permainan Sensorik
Masalah anak picky eater ternyata bisa diatasi. Play-Doh memberikan tips bagaimana mengatasi picky eater yang dialami anak-anak.
Soffi Amira - Jumat, 17 Oktober 2025
Masalah Anak Picky Eater Ternyata Bisa Diatasi Lewat Permainan Sensorik
Berita Foto
Mengintip Keseruan Anak-anak Bermain Air Aliran Sungai Ciliwung Jakarta
Anak-anak berenang di aliran sungai Ciliwung kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, Jum'at (17/10/2025).
Didik Setiawan - Jumat, 17 Oktober 2025
Mengintip Keseruan Anak-anak Bermain Air Aliran Sungai Ciliwung Jakarta
Berita Foto
Suka Cita Ratusan Anak Ikuti Sunatan Massal di Gedung DPR Jakarta
Seorang anak akan menjalani sunatan massal yang digelar Persaudaraan Istri Anggota (PIA) DPR RI di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (9/10/2025).
Didik Setiawan - Kamis, 09 Oktober 2025
Suka Cita Ratusan Anak Ikuti Sunatan Massal di Gedung DPR Jakarta
Bagikan