Acropolis Yunani Ramah Difabel Diharapkan Dibuka Akhir Tahun 2020


Acropolis diresmikan PM Yunani sebagai tempat ramah difabel. (Pixabay-Greg Montani)
DUA bulan terakhir, situs warisan dunia Acropolis, Athena, Yunani, tampak sibuk. Bukan kunjungan pelancong, apalagi rombongan siswa mengikuti study tour. Sejak pandemi COVID-19 Acropolis resmi ditutup untuk umum.
Baca juga: Yunani Akan Membuka Akses Bagi Pelancong Dengan Beberapa Perubahan Besar
Kekosongan tersebut dimanfaatkan untuk membangun lift di sisi utara bukit khusus penyandang difabel.
Tepat di hari Peyandang Difabel Internasional, Kamis (3/12) lalu, Perdana Menteri Yunani, Kyriakos Mitsotakos, meresmikan fasilitas lift Acropolis khusus pengunjung difabel.
"Saya sedih menyadari selama beberapa bulan terakhir ada retorika oposisi murahan, bahkan tentang proyek ini," kata Mitsotakis merespon kritik warga Yunani terhadap proyek didanai Onassis Foundation.

Situs warisan dunia tersebut, melansir Associated Press (AP), sementara ditutup untuk umum karena pandemi virus corona COVID-19 namun diharapkan dapat dibuka kembali pada 14 Desember 2020 mendatang.
Selain lift khusus difabel, direstorasi pula jalan beton nan telah terkikis diganti jalan batu buatan.
Mitsotakis mengatakan proyek didanai Onassis Foundation akan membuat Acropolis dapat diakses semua orang tanpa kesulitan masuk ke rute klasik Bukit Acropolis.
Baca juga: 7 Tempat Wisata Paling Instagramable di Yunani, Yakin Gak Pengin ke Sana?
Meski saat ini banyak orang mengenalnya sebagai Acropolis, di zaman Yunani Kuno dikenal dengan sebutan Cecropia. Nama itu merujuk pada Cecrops, raja pertama Athena konon memiliki kepala dan tubuh seorang pria, tetapi bagian bawah berupa seekor ular.

Di dalam mitologi Yunani, seturut laman Ancient-Origins, Cecrops memiliki masa pemerintahan sepanjang 50 tahun dan di masa itu banyak mengkreasikan banyak unsur budaya Yunani Kuno, dan tak heran bila Acropolis diberi nama Cecropia sebagai persembahan orang Yunani terhadapnya.
Kata acropolis dapat diterjemahkan sebagai 'kota di langit' atau 'kota di udara'. Istilah tersebut digunakan untuk setiap kota dengan bangunan di atas bukit tinggi.
Arsitektur kota-kota Yunani kuno sangat khas dengan kolom besar, lantai mosaik, dan jalur indah berukir, semuanya membentuk gaya arsitektur Yunani kuno dan terlihat di berbagai bangunan.

Kementerian Kebudayaan Yunani mengatakan beton sebelumnyasudah diinjak jutaan pengunjung sudah dalam kondisi buruk sehingga membahayakan pengunjung.
"Ini adalah proyek untuk seluruh dunia dan, dalam keadaan normal, itu harus menyatukan kita semua," tambahnya.
Bukit Acropolis dibentengi dari zaman Mycenaean pada abad ke-5 SM dan banyak dibangun kembali dengan kuil marmer, termasuk Parthenon dan Erechtheion, serta gerbang Propylaea. (*)
Baca juga: 8 Jenis Cinta Menurut Kepercayaan Yunani, Termasuk yang Mana Kamu dan Pasangan?
Bagikan
Yudi Anugrah Nugroho
Berita Terkait
Airbnb & SEVENTEEN Hadirkan Pengalaman Eksklusif di Seoul, LA, dan Tokyo, Bikin Pengalaman tak hanya Konser Biasa

Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman

PSI Tolak Rencana Pramono Buka Ragunan hingga Malam Hari, Pertanyakan Kesiapan Fasilitas

Kebakaran makin Berkecamuk, Yunani, Spanyol, dan Portugal Berpacu Padamkan Api saat Uni Eropa Tingkatkan Bantuan Lintas Negara

Yunani Berjuang Tanggulangi Kebakaran Hutan, Gelombang Panas masih Menyapu Eropa Selatan

Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Penyegelan Pulau Reklamasi di Perairan Gili Gede Lombok Tunggu Hasil Observasi Lapangan

Serba-serbi Gunung Tambora, Pesona Jantung Konservasi Alam Khas Indonesia Timur

Korea Utara Buka Resor Pantai Baru demi Cuan di Tengah Sanksi Ketat

Tidak Perlu Ribet Isi Berbagai Aplikasi Pulang Dari Luar Negeri, Tinggal Isi ALL Indonesia
