7 Alasan Anda Sering Digigit Nyamuk

Asty TCAsty TC - Senin, 01 Mei 2017
7 Alasan Anda Sering Digigit Nyamuk

Nyamuk tertarik pada zat kimia tertentu dari kulit manusia (Foto: Pixabay/FotoshopTofs)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Joseph M. Conlon, seorang ahli ilmu serangga sekaligus penasihat teknis American Mosquito Control Association, berkata, "Ada orang-orang yang lebih menarik bagi nyamuk, karena zat kimia yang mereka keluarkan dari kulit dan mikroorganisme tertentu di kulit mereka."

Di sisi lain, Jonathan Day, profesor Medical Entomology di University of Florida, mengatakan bahwa faktor-faktor yang menarik perhatian nyamuk berkaitan erat dengan indera penglihatan dan penciuman mereka. Berikut beberapa di antaranya:

1. Pakaian

"Nyamuk menjadi sangat visual terutama saat sore hari, dan cara pertama mereka mencari manusia adalah melalui penglihatan," ujar Day. Pakaian berwarna gelap (biru navy, hitam) dan merah membuat Anda lebih mudah "ditemukan".

2. Golongan darah

Sesungguhnya nyamuk makan nektar untuk bertahan hidup. Namun, nyamuk betina bergantung pada protein dalam darah kita untuk memproduksi telur. Menurut Journal of Medical Entomology, nyamuk sangat tertarik dengan individu bergolongan darah O daripada A. Sementara B di tengah-tengahnya. "Tipe O cenderung memancarkan bau tertentu yang bagi nyamuk sangat menarik," ucap Conlon.

3. Gas

Nyamuk dapat mencium karbondioksida dalam radius sekitar 48m. Jadi, semakin sering Anda menghela napas, semakin tertariklah nyamuk. Hal inilah yang menjelaskan mengapa nyamuk sering terbang di sekitar kepala kita, karena manusia mengeluarkan napas melalui hidung dan mulut.

4. Panas dan keringat

Selain karbondioksida, nyamuk dapat mengendus targetnya melalui asam laktat, asam urat, amonia, dan komponen lainnya yang ada dalam keringat. Mereka juga menyukai orang-orang yang memiliki panas tubuh lebih tinggi. Itu sebabnya nyamuk suka berada di sekitar orang yang usai berolahraga. Olahraga meningkatkan panas dan asam laktat. Faktor genetik juga memengaruhi jumlah asam urat dan zat lain yang secara alami dipancarkan oleh setiap orang.

5. Hamil

Salah satu studi di Afrika menemukan bahwa perempuan hamil dua kali lebih atraktif bagi nyamuk pembawa malaria dibandingkan perempuan yang tidak hamil. Mereka yakin hal ini disebabkan oleh karbondioksida yang meningkat. Perempuan di fase akhir kehamilan mengeluarkan 21% napas lebih banyak daripada yang tidak hamil. Perut perempuan hamil juga 17°C lebih panas—menambah ketertarikan nyamuk.

6. Bir

Siapa tahu nyamuk ternyata berselera terhadap bir? Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi bir secara konsisten meningkatkan daya tarik seseorang bagi nyamuk. Menurut mereka, hal itu disebabkan oleh kandungan etanol di dalam keringat dan panas tubuh yang meningkat setelah meminum bir.

7. Bakteri pada kulit

Penelitian menunjukkan bahwa jenis dan jumlah bakteri pada kulit seseorang menghasilkan aroma berbeda yang berperan dalam menarik nyamuk. Faktor bakteri ini juga menjelaskan mengapa beberapa nyamuk tertarik pada kaki, karena merupakan sumber bakteri.

Nah, jika nyamuk sering berkeliaran di sekitar Anda, sekarang Anda sudah tahu penyebabnya kan? Simak pula info lainnya tentang nyamuk di sini: Nyamuk Mutan Mampu Lawan Malaria.

#Nyamuk #Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Asty TC

orang Jawa bersuara alto

Berita Terkait

Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Bagikan