6 Syarat Mutlak Kecerdasan Buatan Pendukung Revolusi Industri RI 4.0

Wisnu CiptoWisnu Cipto - Rabu, 25 April 2018
6 Syarat Mutlak Kecerdasan Buatan Pendukung Revolusi Industri RI 4.0

Ilustrasi. (Foto: pixabay)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) menjadi bagian terpenting dalam agenda nasional "Making Indonesia 4.0", yang diluncurkan Presiden Joko Widodo pada minggu lalu. AI bila digabungkan dengan kecerdasan alami manusia dapat mewujudkan pencapaian yang luar biasa.

Meski berkembang cepat, teknologi AI dikhawatirkan menimbulkan masalah etika seputar akses universal, keamanan, privasi, transparansi, dan sebagainya.

President Director Microsoft Indonesia Haris Izmee mengatakan etika menjadi bagian terpenting dalam teknologi kecerdasan buatan. Terutama, kini kemampuan dan peran AI terus meningkat dalam proses pengambilan keputusan bagi manusia.

Menurut Haris, ada beberapa pertanyaan kunci yang harus direnungkan, dianalisis, dan diuraikan oleh setiap individu, pelaku bisnis dan pemerintah melihat perkembangan dan proliferasi AI yang semakin cepat.

"Bagaimana kita dapat memastikan AI dapat memperlakukan semua orang dengan adil? Dan bagaimana kita dapat memastikan setiap orang dan organisasi untuk tetap bertanggung jawab atas sistem yang digerakkan oleh AI, yang tidak hanya menjadi lebih luas, tetapi juga lebih cerdas dan kuat?" ujar Haris, dilansir Antara, Rabu (25/4).

Untuk memaksimalkan potensi teknologi AI, semua pihak harus membangun landasan kepercayaan yang kuat. Pengguna takkan menggunakan teknologi kecerdasan buatan jika tidak percaya telah memenuhi standar tertinggi untuk keamanan, privasi dan keselamatan.

kecerdasan buatan
AI memancing berbagai kecemasan. (Foto: The Next Web)

Ada enam prinsip yang menjadi jantung pengembangan dan penyebaran solusi yang didukung AI. Pertama, privasi dan keamanan. Sistem AI harus mematuhi undang-undang privasi yang mengatur tentang pengumpulan, penggunaan dan penyimpanan data. Tentu dengan jaminan kepastian informasi pribadi yang digunakan sesuai dengan standar privasi dan dilindungi dari penyalahgunaan atau pencurian.

Kedua, prinsip transparansi. AI kini semakin memengaruhi kehidupan setiap orang. Artinya, publik wajib mendapat informasi kontekstual tentang sistem kerja AI sehingga dapat memahami bagaimana keputusan dibuat dan lebih mudah dalam mengidentifikasi potensi bias, kesalahan, dan hasil yang tidak diinginkan.

Syarat keempat, AI wajib memenuhi prinsip keadilan. Ketika sistem AI membuat keputusan tentang perawatan medis atau pekerjaan harus mampu membuat rekomendasi yang sama untuk semua orang dengan gejala atau kualifikasi serupa.

Poin kelima syarat keandalan sistem AI. Kecerdasan buatan harus dirancang beroperasi dalam parameter yang jelas dan menjalani pengujian yang ketat demi memastikan mampu merespons dengan aman dalam situasi yang tidak terduga, serta tidak berevolusi dengan cara yang tidak sesuai dengan ekspektasi.

Untuk itu, kata Haris, masyarakat harus memainkan peran penting dalam membuat keputusan tentang bagaimana dan kapan sistem AI harus dikerahkan.

"Kelima, inklusivitas. Solusi AI harus dapat mengatasi berbagai kebutuhan dan pengalaman manusia melalui praktik desain yang inklusif dalam mengantisipasi hambatan potensial dalam produk atau lingkungan yang dapat secara tidak sengaja mengucilkan seseorang," tutur Haris.

Faktor terakhir adalah akuntabilitas. Menurut Haris, orang yang mendesain dan memasang sistem AI harus bertanggung jawab bagaimana sistem mereka beroperasi.

"Untuk mengubah Indonesia menjadi negara yang kompetitif, diperlukan pengembangan dan integrasi konektivitas, teknologi, informasi dan komunikasi, dan semua yang harus didasarkan pada kepercayaan dan panduan etika," tandas Bos Microsoft Indonesia itu.

Jokowi IIMS
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat pembukaan Pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2018. Foto:kabaroto.com

Pesan Jokowi

Sebelumnya, Presiden Jokowi sangat antusias dengan roadmap strategi implementasi Revolusi Industri 4.0 dan optimis transformasi di Indonesia akan mengarah kepada pembukaan banyak lapangan pekerjaan, dibandingkan menghilangkan.

Kelima teknologi utama yang akan mendukung implementasi Industri 4.0 adalah Internet of Things, Artificial Intelligence, Human-Machine Interface, robot dan teknologi sensor, dan teknologi pencetakan 3D.

Menurut Jokowi, implementasi Industri 4.0 sebagai peluang bagi Indonesia untuk masuk ke dalam jajaran sepuluh besar ekonomi global pada tahun 2030.

Apalagi, saat ini teknologi AI bergerak semakin cepat dan mengalami kemajuan pesat dalam setiap bidang kehidupan manusia, mulai dari perawatan kesehatan, pendidikan, hingga kontrol iklim dan hasil panen.

Fakta ini, kata Jokowi, membuktikan AI memiliki potensi untuk membantu masyarakat dalam mengatasi beberapa tantangan-tantangan yang paling menakutkan. "Negara-negara di dunia, termasuk Indonesia, harus bersiap untuk itu," tandas Kepala Negara. (*)

#Kecerdasan Buatan #Industri #Jokowi
Bagikan
Ditulis Oleh

Wisnu Cipto

Berita Terkait

Indonesia
Masih Dibangun, Jokowi Belum Tempati Rumah Hadiah Negara Setelah 1 Tahun Lengser
Mantan Wali Kota Solo ini mendapatkan rumah pensiun hadiah dari negara di bangun di atas lahan seluas 12.000 meter persegi.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 21 Oktober 2025
Masih Dibangun, Jokowi Belum Tempati Rumah Hadiah Negara Setelah 1 Tahun Lengser
Lifestyle
ChatGPT bakal Izinkan Konten Erotis untuk Pengguna Dewasa
Sebagai upaya memperlakukan pengguna dewasa sebagai orang dewasa.
Dwi Astarini - Jumat, 17 Oktober 2025
ChatGPT bakal Izinkan Konten Erotis untuk Pengguna Dewasa
Indonesia
Jokowi Doakan Prabowo di Hari Ultah, Diberi Kekuatan dalam Emban Amanat Besar
Jokowi menyampaikan doa untuk Prabowo yang memasuki usia ke-74.
Dwi Astarini - Jumat, 17 Oktober 2025
Jokowi Doakan Prabowo di Hari Ultah, Diberi Kekuatan dalam Emban Amanat Besar
Indonesia
Ultah Ke-74 Prabowo Dapat Kado Spesial Berupa Pujian 'Manis' dari Jokowi di UGM!
Ia mendoakan agar penerusnya tersebut senantiasa diberikan kekuatan dan kesehatan dalam memimpin negara
Angga Yudha Pratama - Jumat, 17 Oktober 2025
Ultah Ke-74 Prabowo Dapat Kado Spesial Berupa Pujian 'Manis' dari Jokowi di UGM!
Indonesia
Kumpulkan Pengurus DPP PSI di Bali, Jokowi Ngaku hanya Beri Arahan Kerja Politik
Menyatakan siap kerja keras untuk PSI.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Kumpulkan Pengurus DPP PSI di Bali, Jokowi Ngaku hanya Beri Arahan Kerja Politik
Indonesia
Kader Partai Lain Loncat Gabung PSI, Jokowi Melihat Masa Depan Cerah
Jokowi menilai mereka yang bergabung ke PSI kemungkinan melihat masa depan cerah PSI atau merasa cocok dengan suasananya.
Wisnu Cipto - Senin, 13 Oktober 2025
Kader Partai Lain Loncat Gabung PSI, Jokowi Melihat Masa Depan Cerah
Indonesia
Jokowi dan Zulhas Jadi Saksi Nikah Walkot Tegal, Ngakak Dengar Tepuk Sakinah
Kedua mempelai disebut menguasai dan fasih melakukan tepuk sakinah.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
 Jokowi dan Zulhas Jadi Saksi Nikah Walkot Tegal, Ngakak Dengar Tepuk Sakinah
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Luhut Yakin Ekonomi Indonesia Melebihi AS jika Jokowi Jadi Presiden Lagi
Ketua DEN, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, bahwa ekonomi Indonesia bisa melebihi AS jika Jokowi jadi presiden lagi. Apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Jumat, 10 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Luhut Yakin Ekonomi Indonesia Melebihi AS jika Jokowi Jadi Presiden Lagi
Indonesia
NasDem Sentil Projo: Setop Bawa-Bawa Pilpres, Fokus ke Masalah Bangsa
Publik sebaiknya tidak lagi terpaku pada persoalan pilpres yang telah usai.
Dwi Astarini - Kamis, 09 Oktober 2025
NasDem Sentil Projo: Setop Bawa-Bawa Pilpres, Fokus ke Masalah Bangsa
Indonesia
MPR Sebut Pertemuan Prabowo-Jokowi Bawa Kebaikan dan Hadirkan Situasi Politik yang Sejuk Serta Guyub
Eddy menambahkan bahwa Presiden Prabowo selama ini dikenal sebagai sosok yang terbuka dalam menerima
Angga Yudha Pratama - Selasa, 07 Oktober 2025
MPR Sebut Pertemuan Prabowo-Jokowi Bawa Kebaikan dan Hadirkan Situasi Politik yang Sejuk Serta Guyub
Bagikan