Parenting

6 Faktor Penyebab Anak Jadi Bully, Orangtua dan Guru Wajib Tahu Nih

Dwi AstariniDwi Astarini - Selasa, 24 Desember 2024
6 Faktor Penyebab Anak Jadi Bully, Orangtua dan Guru Wajib Tahu Nih

Ilustrasi (Foto: Pexels/Keira Burton)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MERAHPUTIH.COM - PERILAKU bullying merupakan hal yang serius dan berbahaya. Perilaku bullying bisa menyebabkan pembunuhan karakter hingga hilangnya nyawa seseorang.

Seperti dilansir laman anti-bullyingalliance.org.uk, bullying berarti penindasan yang berulang dan disengaja terhadap satu orang atau kelompok oleh orang atau kelompok lain yang melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan. Suatu perbuatan di kategorikan sebagai tindakan bullying jika menyakitkan, adanya pengulangan, ketidakseimbangan kekuatan dan disengaja.

Pelaku bullying (bully) bisa melakukan perundungan yang bersifat fisik, verbal, atau psikologis yang dapat terjadi secara langsung atau daring.

Federasi Serikat Guru Indonesia (FGSI) menyebut sepanjang 2023, kasus bullying di satuan pendidikan meningkat dari 21 kasus pada 2022, menjadi 30 kasus pada 2023. Sementara itu, berdasarkan laporan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), pihak mereka menerima 141 kasus pengaduan kekerasan anak di awal 2024, dengan 35 persen kasusnya terjadi di lingkungan sekolah.

Seperti dilansir Disdikpurwakarta.go.id, ada enam hal membuat seseorang jadi bully. Demi mencegah perilaku bullying, orangtua dan guru wajib mewaspadai enam faktor yang bisa membuat anak jadi bully.



1. Kondisi keluarga tidak sehat



Anak yang tinggal di lingkungan keluarga broken home penuh kekerasan, konflik berkelanjutan, atau pengabaian memengaruhi cara anak memperlakukan orang lain.
Anak-anak jadi berperilaku agresif atau bully.



2. Model perilaku


Situasi luar rumah atau lingkungan berperan terhadap terhadap perkembangan anak. Jika anak dekat dengan bully, ia bisa menjadi bully baru karena meniru.

3. Rasa kuasa dan pengendalian

Perilaku bullying dapat memberikan rasa kuasa dan pengendalian kepada pelaku. Mereka mungkin merasa puas ketika dapat mendominasi atau memengaruhi orang lain, bahkan jika itu mengakibatkan penderitaan bagi korban.

Baca juga:

6 Cara Menghadapi Bullying


4.Kurangnya empati dan pengetahuan


Beberapa orang mungkin kurang memahami dampak emosional dan psikologis dari perilaku bullying terhadap korban. Kurangnya empati dan pengetahuan tentang bagaimana tindakan mereka memengaruhi orang lain dapat memicu perilaku bullying.



5. Gangguan mental



Anak dengan gangguan mental, seperti gangguan perilaku, gangguan kepribadian, atau kecenderungan psikopatik, sulit untuk mengontrol perilaku agresif dan menghasilkan perilaku bullying.


6. Faktor sosial dan lingkungan



Budaya atau lingkungan yang mendorong persaingan yang ekstrem, anak yang tidak toleransi pada perbedaan, hingga menolak terhadap kelompok atau individu tertentu, dapat memperkuat perilaku bullying.(tka)

Baca juga:

Bullying Bisa Berdampak pada Kesehatan Mental Anak




#Parenting #Bullying
Bagikan
Ditulis Oleh

Tika Ayu

Berita Terkait

Indonesia
Nyawa Angga Melayang Buntut Bullying Ganas di Grobogan, Polisi Diminta Profesional dan Transparan
Kasus ini menjadi sorotan media setelah Angga Bagus Perwira (12), siswa kelas VII SMP Negeri 1 Geyer, meninggal dunia pada Sabtu (11/10) di kelas
Angga Yudha Pratama - Kamis, 16 Oktober 2025
Nyawa Angga Melayang Buntut Bullying Ganas di Grobogan, Polisi Diminta Profesional dan Transparan
Indonesia
Seorang Siswa SMPN 1 Geyer Grobogan Meninggal Akibat Perundunga, 10 Guru Diperiksa Polisi
Penyidik masih melakukan gelar perkara sebelum menentukan tersangka dengan tetap mempertimbangkan sistem perlindungan anak
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 15 Oktober 2025
Seorang Siswa SMPN 1 Geyer Grobogan Meninggal Akibat Perundunga, 10 Guru Diperiksa Polisi
Indonesia
Siswa SMPN I Geyer Grobogan Meninggal Diduga Karena Perundungan, Kepala Sekolah Harus Tanggung Jawab
Angga ditemukan tidak bernyawa di ruang kelas VII pada Sabtu (11/10), sekitar pukul 11.00 WIB.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 14 Oktober 2025
Siswa SMPN I Geyer Grobogan Meninggal Diduga Karena Perundungan, Kepala Sekolah Harus Tanggung Jawab
Lifestyle
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Lavender dan chamomile kerap menjadi pilihan utama dalam praktik mindful parenting.
Dwi Astarini - Minggu, 07 September 2025
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Fun
Liburan Bersama Anak di Kolam Renang: Seru, Sehat, dan Penuh Manfaat
Periode libur long weekend di Agustus ini jadi saat yang tepat untuk mengunjungi kolam renang.
Ananda Dimas Prasetya - Minggu, 17 Agustus 2025
Liburan Bersama Anak di Kolam Renang: Seru, Sehat, dan Penuh Manfaat
Indonesia
Tak hanya Melarang Roblox, Pemerintah Dituntut Lakukan Reformasi Literasi Digital untuk Anak-Anak
Perlu diiringi dengan edukasi yang mencakup tiga elemen kunci yakni anak, orangtua, dan tenaga pendidik.
Dwi Astarini - Jumat, 08 Agustus 2025
Tak hanya Melarang Roblox, Pemerintah Dituntut Lakukan Reformasi Literasi Digital untuk Anak-Anak
Lifestyle
Tak Melulu Negatif, Roblox Tawarkan Manfaat Pengembangan Kreavitas untuk Pemain
Orangtua juga perlu tahu bahwa ada sisi positif dari gim daring ini.
Dwi Astarini - Jumat, 08 Agustus 2025
 Tak Melulu Negatif, Roblox Tawarkan Manfaat Pengembangan Kreavitas untuk Pemain
Indonesia
Cegah Perundungan, Legislator: Stop Normalisasi Kekerasan, Termasuk yang Dibungkus Candaan
Nduk Nik menilai perundungan bukan hanya melukai korban secara fisik dan psikis, tetapi juga mencerminkan darurat empati di kalangan anak-anak dan remaja.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 29 Juli 2025
Cegah Perundungan, Legislator: Stop Normalisasi Kekerasan, Termasuk yang Dibungkus Candaan
Lifestyle
Susu Soya, Jawaban Tepat untuk Anak dengan Intoleransi Laktosa
Ini merupakan pilihan yang bijak dan menyehatkan bagi anak-anak yang tidak bisa menoleransi susu sapi.
Dwi Astarini - Jumat, 04 Juli 2025
Susu Soya, Jawaban Tepat untuk Anak dengan Intoleransi Laktosa
Lifestyle
Dokter Bocorkan Cara Ajaib Bikin Anak Berprestasi Hanya dengan Musik
Paparan musik, terutama musik klasik, terbukti memiliki dampak positif pada perkembangan kognitif anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 25 Juni 2025
Dokter Bocorkan Cara Ajaib Bikin Anak Berprestasi Hanya dengan Musik
Bagikan