5 Mitos Tentang Olahraga, Pernah Mengalami?


Tidak sedikit orang yang masih percaya dan menerapkan mitos-mitos tentang olahraga. (Foto: Unsplash/Anastase Maragos)
SALAH satu alasan yang mungkin bikin kamu malas berolahraga adalah mitos yang masih dipercayai oleh segelintir orang. Bukannya membuat berat badan jadi sesuai yang diinginkan, mitos tersebut justru bisa tidak memengaruhi angka berat badan sama sekali lo.
Di balik banyaknya manfaat olahraga, tidak sedikit orang yang masih percaya dan menerapkan mitos-mitos tentang olahraga. Padahal kesalahan dalam olahraga ini justri bisa mematahkan harapan seseorang mendapat tubuh ideal. Mengutip laman Alodokter, berikut lima mitos tentang olahraga.
Baca juga:
1. Nyeri setelah olahraga adalah tanda otot sedang terbentuk

Nyeri setelah olahraga biasanya terjadi karena pecahnya otot-otot yang jarak digerakkan dan kaku. Lambat laun, otot akan beradaptasi memperbaiki kerusakan tersebut serta menjadi besar dan lebih kuat. Jadi, saat berolahraga pagi, rasa sakit bisa berkurang atau bahkan menghilang. Nah kalau nyeri setelah olahraga terjadi dalam waktu lama atau semakin parah, ini bukan tanda otot sedang terbentuk. Jika kamu mengalaminya, sebaiknya segera hentikan latihan tersebut atau mengganti jenis olahraga lain ya.
2. Naik dan turun tangga bukan termasuk olahraga

Naik dan turun tangga bisa dikategorikan sebagai olahraga lo. Meski tergolong ringan, aktivitas ini tetap dapat membakar kalori, memperkuat kaki dan bokong, dan meningkatkan kepadatan tulang. Selain itu, naik dan turun tangga setelah makan juga dapat membantu mengontrol kadar gula darah.
3. Tidak perlu atur pola makan yang penting olahraga

Anggapan ini cuma mitos belaka , ya. Kalau memang ingin mencapai target, pola makan dan olahraga harus dilakukan dengan baik dan seimbang. Bahkan, para ahli berpendapat bahwa keberhasilan mencapai berat badan ideal itu 30 persen bergantung pada olahraga dan 70 persen dari pola makan.
Baca juga:
4. Makin banyak keringat, makin cepat turun berat badan

Kamu mungkin sering melihat orang yang jogging pakai jas hujan. Biasanya, upaya ini dilakukan supaya bisa mengeluarkan lebih banyak keringat. Sebenarnya, tidak ada kaitannya antara keringat dan penurunan berat badan. Berkeringat banyak memang bisa memungkinkan seseorang mengalami penurunan berat badan sebanyak beberapa gram, terlebih jika saat itu sedang kurang minum. Namun, kondisi ini hanya akan terjadi sementara waktu saja, tidak secara permanen.
5. Tidak boleh makan setidaknya dua jam setelah olahraga

Tubuh perlu nutrisi untuk mempercepat pemulihan dari kelelahan dan nyeri otot setelah olahraga. Nah, menunda makan terlalu lama bisa memperlambat pemulihan tersebut. Selain itu, kebiasaan ini justru memicu seeorang jadi makan berlebihan. Untuk mempercepat pemulihan, kamu disarankan mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat dan protein. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
