Kesehatan

4 Makanan untuk Bikin Bahagia

Dwi AstariniDwi Astarini - Selasa, 11 Oktober 2022
4 Makanan untuk Bikin Bahagia

Beberapa makanan diklaim bisa membuat bahagia. (foto: pexels-andrea-piacquadio)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MAKANAN bisa jadi teman baik di kala mood berantakan. Secara sederhana, makanan yang kita asup bisa memberikan nutrisi pada tubuh. Selain menjaga kesehatan fisik, nutrisi pada makanan bisa membantu menjaga kesehatan mental.

Beberapa jenis makanan bahkan diklaim bisa bikin kita lebih bahagia. Wah! Berikut empat makanan yang bisa membuat bahagia.

1. Buah, sayuran, dan ikan

Makanan bergizi tak hanya baik untuk tubuh, tapi juga mentalmu. Jurnal Psikiatri Inggris menerbitkan sebuah studi yang meneliti 3.500 pria dan perempuan yang memakan makanan kaya gizi. Hasilnya, mereka jarang mengalami depresi ketimbang mereka yang banyak memakan makanan manis, berminyak, daging olahan, dan produk susu tinggi lemak.

Penelitian sebelumnya menunjukkan antioksidan yang terdapat dalam buah-buahan dan sayuran serta asam lemak omega-3 pada ikan berkaitan erat dengan penurunan risiko depresi. Nutrisi itu juga bisa bikin hati bahagia.

Folat dan vitamin B yang ada pada sayuran hijau seperti bayam, biji-bijian dan jeruk-jerukan memengaruhi transmisi saraf yang berdampak pada perubahan suasana hati. Para ahli mengatakan efek pelindung stres dari makanan ini berasal dari akumulasi nutrisi yang dibawa.

2. Sumber karbohidrat

Pelaku diet rendah karbohidrat, yang mengasup 20-40 gram karbohidrat dalam sehari, dilaporkan mengalami depresi, kecemasan, dan lebih sering marah. Temuan itu diungkap dalam studi yang diterbitkan Archives of Internal Medicine.

Sebagai gantinya, kamu bisa mencoba diet rendah lemak, tinggi karbohidrat, dan fokus pada susu rendah lemak, biji-bijian, buah-buahan, dan kacang-kacangan.

Para peneliti mendug karbohidrat meningkatkan produksi serotonin, bahan kimia otak yang memberikan perasaan baik. Diet rendah karbohidrat selama setahun penuh juga dapat membawa dampak negatif pada mood. Ada baiknya makan karbohidrat sehat yang rendah glikemik seperti beras merah atau pasta gandum.

3. Cokelat hitam

Cokelat telah lama dipercaya sebagai mood booster. Hal itu makin terbukti dengan penelitian yang digelar Pusat Penelitian Nestle di Swiss. Studi itu mendapati makan cokelat hitam sekitar 40 gram tiap hari selama dua minggu bisa mengurangi hormon stres, termasuk kortisol.

Penelitian tersebut menunjukkan polifenol (antioksidan) dalam cokelat, zat yang sama yang juga ada pada buah-buahan dan sayuran, mungkin telah berkontribusi terhadap perubahan stres. Meski baik untuk mood kamu, asupan cokelat perlu diwaspadai loh. Ingatlah bahwa 40 gram cokelat mengandung 235 kalori. Jadi makanlah dalam jumlah nan seimbang ya.

4. Teh hijau

Sebuah penelitian di Jepang yang mempelajari tingkat stres 40 ribu orang mengungkap 20 persen orang yang minum teh hijau lima cangkir per hari memiliki tingkat stres yang lebih rendah ketimbang orang yang hanya minum satu cangkir teh sehari.

Dari hasil itu, teh hijau disimpulkan bisa bikin hati bahagia. Termasuk setelah dipengaruhi faktor-faktor lain termasuk usia, jenis kelamin, riwayat kesehatan, indeks massa tubuh, konsumsi alkohol, merokok, dan diet.(*)

#Kesehatan Mental #Lipsus Oktober Bahagia
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Fun
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
Merawat diri tidak lagi sekadar urusan penampilan fisik, tetapi juga menjadi sarana penting untuk menjaga kesehatan mental dan keseimbangan emosional.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Indonesia
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Kelelahan mental merupakan sindrom yang dihasilkan dari stres terkait dengan pekerjaan kronis.
Dwi Astarini - Rabu, 30 Juli 2025
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Lifestyle
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Gangguan perasaan bisa berupa emosi yang tumpul atau suasana hati yang kacau
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 26 Juli 2025
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Indonesia
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Hasil ini menjadi sinyal penting perlunya konsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 21 Juli 2025
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Indonesia
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Depresi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan depresi yang resistan terhadap pengobatan atau treatment resistant depression atau (TRD).
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Lifestyle
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Untuk skizofrenia, faktor risikonya mencakup genetik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 15 Mei 2025
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Bagikan