3 Jurus Tangkal Kelakuan Flexing

Dwi AstariniDwi Astarini - Rabu, 18 Desember 2024
3 Jurus Tangkal Kelakuan Flexing

Ilustrasi flexing. (Pexels/Ahsanjaya)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MERAHPUTIH.COM - ORANG pamer bikin kesel. Iya enggak sih? Saat media sosial makin jadi hal penting, tak sedikit yang pamer di lini masa. Istilahnya kini flexing.

Flexing merupakan perbuatan mengumbar hal-hal yang berhubungan dengan uang atau materi, seperti barang mewah hingga pencapaian seperti karier dan prestasi. Flexing mulanya dikemukan sosok Thorstein Veblen. Ia menuliskan istilah flexing dalam buku The Theory of the Leisure Class: An Economic Study in the Evolution of Institutions (1899). Di sana ia menyebut properti yang dimiliki berkaitan terhadap status seseorang dalam masyarakat.

Merujuk pada istilah conspicuous consumption atau konsumsi yang mencolok, flexing berarti bagaimana barang atau uang dipamerkan untuk menunjukkan posisi dan status sosial seseorang.

Dengan segala sumber daya yang ada pada diri, keinginan untuk flexing tak dinafikan selalu ada dan ingin dilakukan. Tapi nih, kamu yang engan flexing, ini nih tiga jurus menangkal kelakuan pamer ini.

Baca juga:

Cara Flexing Cerdas agar Tidak Menimbulkan Kesan Negatif


1. Tidak butuh validitas orang

Tanamkan dalam benakmu bahwa apa pun yang dimiliki sudah cukup dan cukup diapresiasi diri sendiri.

Jangan jadikan validasi dari orang lain sebagai patokan untuk merasa bahagia, hal tersebut akan membuat candu dan kebiasaan.



2. Filter pencarian media sosial

Paparan sosial media menjadi faktor pemicu seseorang bisa berbuat flexing dan sebaliknya. Sementara menyukai tontonan flexing bisa mendorong motivasi orang melakukan hal serupa.

Hindari flexing culture dengan memberikan batasan dalam sosial media dan lingkungan.

3. Berpikir kritis

Seseorang yang suka flexing tidak biasa berpikir kritis. Sederhananya, ia tak mengetahui makna memamerkan barang dan pencapaiannya di media sosial.

Seseorang yang flexing jadi tidak kritis karena tidak memikirkan efek samping dari flexing ini. Supaya tidak melakukan flexing lakukan sesuatu keputusan dengan kritis, apa tujuan, manfaat serta dampaknya bagi diri sendiri dan orang yang menyaksikan.(tka)

Baca juga:

Hati-hati Berdampak pada Kesehatan Mental jika Anda Suka Flexing

#Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

Tika Ayu

Berita Terkait

Olahraga
Raphael Varane Ngaku Alami Depresi saat Masih di Real Madrid, Paling Parah setelah Piala Dunia 2018!
Raphael Varane mengaku dirinya mengalami depresi saat masih membela Real Madrid. Ia menceritakan itu saat wawancara bersama Le Monde.
Soffi Amira - Rabu, 03 Desember 2025
Raphael Varane Ngaku Alami Depresi saat Masih di Real Madrid, Paling Parah setelah Piala Dunia 2018!
Indonesia
2 Juta Anak Alami Gangguan Kesehatan Mental, Kemenkes Buka Layanan healing 119.id Cegah Potensi Bunuh Diri
Kemenkes membuka layanan healing 119.id bagi warga yang mengalami stres, depresi atau memiliki keinginan bunuh diri.
Wisnu Cipto - Kamis, 30 Oktober 2025
2 Juta Anak Alami Gangguan Kesehatan Mental, Kemenkes Buka Layanan healing 119.id Cegah Potensi Bunuh Diri
Indonesia
Hasil Cek Kesehatan Gratis: 2 Juta Anak Indonesia Alami Gangguan Kesehatan Mental
Tercatat, ada sekitar 20 juta rakyat Indonesia didiagnosis mengalami gangguan kesehatan mental dari data pemeriksaan kesehatan jiwa gratis yang dilakukan.
Wisnu Cipto - Kamis, 30 Oktober 2025
Hasil Cek Kesehatan Gratis: 2 Juta Anak Indonesia Alami Gangguan Kesehatan Mental
Dunia
Ibu Negara Prancis Brigitte Macron Disebut Kena Gangguan Kecemasan karena Dituduh sebagai Laki-Laki
Sepuluh terdakwa menyebarkan apa yang oleh jaksa digambarkan sebagai ‘komentar jahat’ mengenai gender dan seksualitas Brigitte.
Dwi Astarini - Kamis, 30 Oktober 2025
  Ibu Negara Prancis Brigitte Macron Disebut Kena Gangguan Kecemasan karena Dituduh sebagai Laki-Laki
Fun
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
Merawat diri tidak lagi sekadar urusan penampilan fisik, tetapi juga menjadi sarana penting untuk menjaga kesehatan mental dan keseimbangan emosional.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Indonesia
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Kelelahan mental merupakan sindrom yang dihasilkan dari stres terkait dengan pekerjaan kronis.
Dwi Astarini - Rabu, 30 Juli 2025
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Bagikan