22 Kali Menang Cup of Excellence, Ini Tips Diego De La Cerda


Diego de la Cerda. (Foto: About EARTH)
KOMPETISI Cup of Excellence (COE) terbukti menjadi ajang pembuktian kualitas dan pengolahan kopi terbaik dari sebuah negara. Diego De La Cerda yang sudah 22 kali menjadi pemenang COE Guatemala pun membagikan tips bagaimana bisa bertahan dan memberikan kualitas kopi terbaik.
Hal itu disampaikannya dalam COE webinar series kedua dengan tema COE Farmer’s Success Story yang dihelat pada Sabtu (4/9). Dalam kesempatan ini hadir pula beberapa pemenang dari COE Ethiopia, yakni Tamiru Tadesse Tesema, Tesfaye, Elyas, dan Yisak W. Ketema, International Coffee Buyer dari Orsir Coffee Taiwan, Joe Hsu, dan COE Managing Director Erin Wang.
Diego menceritakan bahwa ia pertama kali mengikuti ajang COE di 2007, berawal dari membaca berita di media sosial dan merasa tertarik. Akhirnya, ia pun mencari varietas yang unik dan mengirimkan Maracaturra.
“Saat kami mengikutinya, ternyata kami juara pertama. Kami menemukan pembeda dan ini menjadi bagian yang menyenangkan. Kami ditantang lagi untuk ikut tahun depan karena kemenangan kami ‘dipertanyakan’, apakah keberuntungan atau memang bagus,” kata Diego.
Baca juga:
Cup of Excellence, Ajang Pembuktian Kualitas dan Pengolahan Kopi Terbaik

Diego memiliki mindset bahwa posisi juara bukan jadi prioritasnya. Ia hanya berupaya menawarkan sesuatu yang berbeda dan tentunya memperkuat hubungan dengan klien.
“Lalu, kenapa saya harus ikut? Saya lakukan ini untuk mencapai beberapa hal, seperti kualitas sertifikasi klien baru, harga yang bagus, dan bisnis yang bagus. Untuk itu saya selalu mengikuti COE. Bukan pekerjaan mudah untuk menjaga performa kami,” kata Diego.
“Jadi strateginya adalah cari varietas yang unik dan pilh yang terbaik,” lanjutnya.
Mengutip laman Instagram Cup of Excellence Indonesia, dalam 22 kali kemenangannya, Diego tiga kali menjadi juara pertama. Pada COE Guatemala 2020, Diego memecahkan rekor lelang tertinggi, yakni kopi Geisha dari pertanian El Socorro, dijual dengan harga USD 180,20 atau sekitar Rp 2,5 juta per kilogram. Harga tersebut meningkat 125 persen dari rekor sebelumnya di 2008, yakni sebesar USD 80,20 atau sekitar Rp 1,1 juta.
Baca juga:
Pertama Di Asia, Cup of Excellence Siap Digelar di Indonesia Tahun ini

“Setiap petani dapat masuk dan berpartisipasi dalam program ini, tetapi itu membutuhkan banyak usaha dan dedikasi. Kami memiliki petani kopi yang sangat baik di Guatemala dan semua orang dapat berpartisipasi,” kata Diego.
Ketika ditanya pertimbangan dalam mengirimkan sample, Diego selalu berusaha berada di washing station selama mungkin agar mengetahui varietas apa saja yang ia miliki.
“Saya bawa ke cupping lab untuk mengetahui kualitasnya. Buat saya, washed coffee adalah yang terbaik yang bisa merepresentasikan karakteristik dari rasa kopi,” tutupnya. (and)
Baca juga:
Pemerintah Apresiasi Gelaran Cup of Excellence di Indonesia dan Pertama di Asia
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
The Wolf Espresso Perpanjang Umur Ampas Kopi dalam Gelas Keramik

Reaksi Kesal Prabowo Ketika Stafnya Salah Sajikan Teh Bukan Kopi

Google Bikin Doodle Kopi Susu Gula Aren Cuma di Indonesia, Ada Tips Membuatnya Juga Lho

Dukung Gaya Hidup Sehat, ini nih Manfaat Sehat Jus Cold-Pressed

Indonesia Catatkan Surplus Ekspor Kopi, Lampung Jadi Daerah Terbesar Kirim ke Luar Negeri

Kedai Kopi di Indonesia Meningkat 3 Kali Lipat, Masih Banyak Potensi

Pramono Dukung Kopi Indonesia Kuasai Dunia, Ekonomi Kreatif di Jakarta Bakal Terus Didorong

Berburu Biji Kopi dalam Pameran Kopi Internasional World of Coffee Jakarta 2025

Lewat Roemah Koffie, Jerry Hermawan Lo Bawa Misi Kembalikan Kejayaan Kopi Nusantara

Kisah 'Rambadia', Varian Kopi Teranyar dari Roemah Koffie
